Langsung ke konten utama

TREN TERBARU KAUM INTOLERAN, HOAX MENJADI SARANA DAKWAH



Sungguh sekarang ini benar salah sulit dibedakan. Berita aktual dan hoax campur aduk menjadi satu. Yang terbaru adalah kasus orang yang katanya pendukung Ahok yang dikeroyok 10 orang anggota FPI. Katanya orang ini adalah kader PDIP. Ahok sendiri kemudian menjenguk orang tersebut di rumah sakit.

Tapi ada juga berita yang mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang tukang ojek dan muslim yang taat. Tapi Novel bukan habib pencipta Fitsa Hats malah mengatakan bahwa itu hanyalah perkelahian satu lawan satu saja bukan pengeroyokan. Saat terbukti ada saksi mata kemudian FPI ngeles dan membantah bahwa pemukulan itu dilakukan oleh oknum yang bukan anggotanya.


Anehnya, kemudian beredar foto si korban yang ternyata justru mendukung FPI dan anti Ahok. Dia upload foto sedang membawa pedang untuk mendukung Bibib dan melawan Ahok. Edannya lagi kemudian beredar foto tentang anggota FPI yang berdarah-darah yang katanya adalah orang yang terlibat dalam perkelahian itu. Tapi ternyata itu juga hoax karena sebenarnya foto itu adalah foto anggota FPI yang terluka karena demo rusuh dengan aparat tanggal 03 October tahun 2014 lalu.

Ya ampun ini berita yang bener yang mana sih, masak tumpang tindih semua begitu. Persis berita sebelumnya saat Ulin Yusron disangka Amalia dan Equill disebut sebagai miras atau saat foto korban kebakaran disebut sebagai pembantaian muslim Rohingnya.

Yang hoax dan penipuan kelas dunia untuk membingungkan orang banyak juga ada. Bashar Assad dituduh sebagai pembunuh rakyat tapi juga beredar berita Bashar Assad ternyata dicintai rakyat. Katanya ISIS musuh Amerika tapi juga ada berita ISIS buatan Amerika. Katanya mujahidin Suriah adalah pejuang agama tapi ternyata juga diberitakan bahwa mereka semua hanyalah teroris biadab. Katanya ada ulama ketua GNPF MUI menyumbang rakyat Suriah korban perang tapi nyatanya menyumbang para teroris.

Berita (hoax) terbaru adalah soal Jokowi pakai kalung salib yang ternyata cuma pakai clip on. Juga ada wakil ketua MUI "panutan" umat yang pernah koar-koar “Bunuh, salib, potong dan usir” di tv nasional yang share berita (hoax) soal Al Quran dirobek-robek saat persidangan Ahok tapi lagi-lagi cuma bohongan khas gaya mereka karena ternyata itu juga cuma foto ibu-ibu yang memunguti sampah di jalanan Malaysia, Dulu juga ada menteri dari partai agama yang sebar foto hoax soal pembantaian muslim.

Juga ada "ilmuwan muslim" Zakir Naik yang banyak menyebarkan sains ala hoax. Yang paling ajaib adalah hoax bumi datar yang difatwakan ulama Arab Saudi dan dipercaya oleh mereka. Sungguh ini kemunduran peradaban manusia selama 1000 tahun. Galileo Galilei bisa mati berdiri sambil ngakak denger berita ini.

Entahlah apa yang sedang terjadi di negeri ini dimana hoax, fitnah, kebohongan dan kebencian dianggap sebagai sarana dakwah. Ibarat narasi pembuka film kartun Avatar The Last Airbender, “Negeri kami semula tentram dan damai tapi semuanya berubah saat Negara Sapi menyerang.”

Itulah sebabnya meskipun awalnya saya pendukung PKS (saat masih bernama PK) yang ikut hadir saat deklarasi pendirian cabang propinsi dan kemudian terus berkampanye kepada semua orang bahwa PK adalah satu-satunya partai yang bersih, jujur, amanah dan harapan perubahan bagi negeri ini tapi kemudian berubah 180 derajat menjadi tidak respek semenjak Pilkada DKI 2012, Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017 dimana hoax, fitnah dan kebencian disebarkan secara masif di medsos dan mimbar-mimbar agama. Ahlul Sunnah wal Jamaah mungkin sekarang sudah berubah menjadi Ahlul Fitnah wal Jamaah. Slogan Rahmatan lil alamin berubah menjadi Fitnatan lil alamin.

Entahlah...... Ternyata jaman sekarang susah jadi orang waras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...