Kedatangan Raja Salman ke Indonesia
membuat sejumlah oknum kecewa. Mereka kecewa lantaran tak dianggap atau
sekedar bertemu sesaat dengan Raja Salman.
Mereka yang kecewa itu diantaranya Habib
Rizieq, para pengurus FPI, para pengurus GNPF-MUI, dan para perwakilan
‘kaum bumi datar’ sang pengagum berat Raja Salman itu. Mereka harus
kejang-kejang karena sama sekali tak diberi waktu untuk bertemu secara
langsung dengan Raja Arab itu.
Kalau kita belajar dari pengalaman,
biasanya para ‘kaum bumi datar’ itu ketika dikecewakan seseorang atau
sebuah benda selalu mengambil sikap dan teriak-teriak boikot layaknya
yang sudah dialami Metro TV, sari roti dan equil. Tak segan-segan mereka
melakukan kampanye memboikot dan mengharamkan sebuah produk makanan
yang telah mengecewakannya itu.
Ada yang lebih unik lagi ketika aksi tiga
angka mereka dengan membawa sejumlah bendera negara Palestina. Beberapa
waktu setelah aksi pihak Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia
memprotes aksi tiga angka mereka dengan membawa bendera Palestina itu.
Kedutaan Besar Palestina tidak terima dan memprotes keras lantaran
bendera negaranya dibuat untuk aksi demo tiga angka.
Namun apa jawaban Front Pembela Islam
(FPI) saat itu? Sontak saja jawabannya membuat publik geleng-geleng
kepala. FPI melalui Habib Novel Bakmumin mengatakan protes oleh Kedutaan
Besar Palestina di Indonesia tidak mewakili rakyat Palestina. Menurut
saya itu merupakan jawaban yang super ngawurrrr dan lucu.
Pertanyaannya, lantas selama ini Kedutaan
Besar Palestina untuk Indonesia mewakili siapa? Saya pastikan Habib
Novel Bamukmin dan Munarman bingung menjawab. Mereka asal ngomong saja,
terkesan keliatan begonya, tapi biarkan saja buat lucu-lucuan mengingat di TV sekarang sangat minim sekali hiburan hahahaha.
Lantas, bagaimana dengan Habib Rizieq Cs
yang sama sekali tak dianggap oleh Raja Salman? Padahal kita semua tau,
bahwa selama ini mereka sangat mengagungkan Raja Salman. Bahkan mereka
lebih bangga mengakui Raja Salman dibanding mengakui Presiden Jokowi
sebagai Presidennya sendiri.
Apa Raja Salman akan mengalami nasib yang
sama seperti nasib yang dialami Kedutaan Besar Palestina, Metro TV, sari
roti, dan equil? Menurut saya tidak, mereka tak akan berani memboikot
Raja Salman. Karena kalau sampai berani memboikot Raja Salman, sama saja
mereka seperti menjilat ludahnya sendiri.
Lantas, apa yang akan mereka lakukan untuk
membela diri dan beralibi? Tentunya bisa jadi mereka akan menyalahkan
Presiden Jokowi, mereka akan menuduh Presiden Jokowi sebagai dalang
dibalik semua ini. Mereka akan menganggap Presiden Jokowi telah
mensabotase atau menghalangi mereka untuk sekedar bertemu dengan Raja
Salman itu.
Bagi mereka, Raja Salman dan Arab Saudi
merupakan segalanya. Bahkan mereka tak segan untuk
merendahkan bangsa
dan negaranya sendiri. Mereka mengatakan kedatangan Raja Salman ke
Indonesia itu merupakan bentuk kepedulian negara Arab Saudi kepada
Indonesia. Katanya Raja Salman merasa kasihan kepada Indonesia karena
sebab ekonomi Indonesia yang sedang melemah.
Mereka klaim Raja Arab bawa uang banyak
untuk Indonesia, uniknya lagi mereka menganggap kedatangan Raja Salman
ke Indonesia untuk menyelematkan Indonesia dari cengkraman negara China.
Seolah-olah anggapan mereka Arab Saudi sebagai penyelamat dan pahlawan
untuk Indonesia.
Padahal kalau kita tau, negara Arab pun
kondisi ekonominya saat ini juga lagi lesu, kondisi ini terjadi hampir
diseluruh dunia akibat harga minyak dunia yang terus menurun. Kedatangan
Raja Salman ke Indonesia pun guna menjalin kerja sama dibidang ekonomi
dan bilateral. Tak seperti yang ‘kaum bumi datar’ sangkakan.
Kembali lagi ke pokok bahasan Habib Rizieq
yang tak dianggap oleh Raja Salman. Itu terbukti saat tadi Raja Salman
datang ke Istana yang didampingi Presiden Jokowi. Kedatangan Raja Salman
ke Istana juga mengundang beberapa perwakilan ulama, tidak termasuk
Habib Rizieq.
Raja Salman tiba di Istana Kepresidenan,
Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017) pukul 14.44 WIB. Dia duduk di samping
Jokowi. Sementara para ulama duduk di sisi kanan dan kiri meja.
“Kita berkesempatan berdiskusi tentang berbagai permasalahan yang menyangkut masyarakat, khususnya umat Islam,” ucap Jokowi.
Jokowi memberikan pengantar singkat lalu memberi kesempatan Raja Salman berbicara. Raja Salman bicara dalam Bahasa Arab.
Sebelumnya, Raja Salman sudah berpidato di Gedung DPR. Dia kemudian menjalankan salat Tahiyatul Masjid di Istiqlal.
Berikut daftar tokoh Islam yg bertemu raja Salman di istana :
1. KH. Hasan Abdullah Sahal sebagai Pimpinan Pesantren Moderen Gontor Ponorogo
2. KH. Azzaim Ibrahimy sebagai Pimpinan Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo
3. KH. Ahmad Mohammad Tidjani sebagai Pimpinan Pesantren Al Amin Sumenep
4. KH. Syukron Ma’mun sebagai Pimpinan Pesantren Darurrahman Jakarta
5. KH. Mahrus Amin sebagai Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta
6. KH Kholil As’ad sebagai PP Walisongo Asembagus Situbondo
7. Ustaz Arifin Ilham
8. Ustaz Yusuf Mansur
9. KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Umum MUI
10. KH Din Syamsuddin sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI
11. Nasaruddin Umar sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal
12. KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU
13. KH Haedar Nasir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah
14. Aceng Zakaria sebagai Ketua Umum Persis
15. Muhammad Siddik sebagai Ketua Umum DDII
16. Abdullah Jaidi sebagai ketua umum Al-Irsyad al-Islamiyah
17. Yusnar Yusuf sebagai ketua umum Jamiyyatul Washliyah
18. Ahmad Satori Ismail sebagai ketua umum Ikadi
19. Sadeli Karim sebagai ketua umum Mathla’ul Anwar
20. Basri Barmanda sebagai ketua umum Perti
21. Hamdan Zoelva sebagai ketua umum Syarikat Islam
22. Masdar F Masdu’i sebagai ketua umum DMI
23. Abdillah Syam sebagai ketua umum LDII
24. Habib Zain bin Umar bin Smith sebagai ketua umum Rabitah Alalawiyah
25. Habib Nabil al Musawa sebagai Ketua Majelis Syuro Majelis Rasulullah
26. Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI
27. Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid) sebagai Direktur The Wahid Institute
28. Siti Noordjannah Djohantini sebagai ketua umum PP Aisyiyah
29. Khofifah Indar Parawansa sebagai ketua umum Muslimat NU
30. Atifah Thaha sebagai ketua umum DPP Wanita Islam
31. Syifa Fauzia sebagai ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT)
32. Habib Hasan bin Ja’far Assegaf sebagai ketua umum Majelis Nurul Musthofa
33. Hasyim Muzadi sebagai Wantimpres
34. Prof Quraish Shihab sebagai mantan Menteri Agama RI
35. Prof Bambang Sudibyo sebagai ketua Baznas
36. Habib Muhammad Luthfi bin Yahya sebagai ketua MUI Jateng
1. KH. Hasan Abdullah Sahal sebagai Pimpinan Pesantren Moderen Gontor Ponorogo
2. KH. Azzaim Ibrahimy sebagai Pimpinan Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo
3. KH. Ahmad Mohammad Tidjani sebagai Pimpinan Pesantren Al Amin Sumenep
4. KH. Syukron Ma’mun sebagai Pimpinan Pesantren Darurrahman Jakarta
5. KH. Mahrus Amin sebagai Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta
6. KH Kholil As’ad sebagai PP Walisongo Asembagus Situbondo
7. Ustaz Arifin Ilham
8. Ustaz Yusuf Mansur
9. KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Umum MUI
10. KH Din Syamsuddin sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI
11. Nasaruddin Umar sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal
12. KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU
13. KH Haedar Nasir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah
14. Aceng Zakaria sebagai Ketua Umum Persis
15. Muhammad Siddik sebagai Ketua Umum DDII
16. Abdullah Jaidi sebagai ketua umum Al-Irsyad al-Islamiyah
17. Yusnar Yusuf sebagai ketua umum Jamiyyatul Washliyah
18. Ahmad Satori Ismail sebagai ketua umum Ikadi
19. Sadeli Karim sebagai ketua umum Mathla’ul Anwar
20. Basri Barmanda sebagai ketua umum Perti
21. Hamdan Zoelva sebagai ketua umum Syarikat Islam
22. Masdar F Masdu’i sebagai ketua umum DMI
23. Abdillah Syam sebagai ketua umum LDII
24. Habib Zain bin Umar bin Smith sebagai ketua umum Rabitah Alalawiyah
25. Habib Nabil al Musawa sebagai Ketua Majelis Syuro Majelis Rasulullah
26. Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI
27. Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid) sebagai Direktur The Wahid Institute
28. Siti Noordjannah Djohantini sebagai ketua umum PP Aisyiyah
29. Khofifah Indar Parawansa sebagai ketua umum Muslimat NU
30. Atifah Thaha sebagai ketua umum DPP Wanita Islam
31. Syifa Fauzia sebagai ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT)
32. Habib Hasan bin Ja’far Assegaf sebagai ketua umum Majelis Nurul Musthofa
33. Hasyim Muzadi sebagai Wantimpres
34. Prof Quraish Shihab sebagai mantan Menteri Agama RI
35. Prof Bambang Sudibyo sebagai ketua Baznas
36. Habib Muhammad Luthfi bin Yahya sebagai ketua MUI Jateng
Komentar
Posting Komentar