Siporsuk Na Mamora –
Maksud hati untuk menghadiri undangan solawat dan zikir memperingati
Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII, kehadiran pak Djarot malah disambut
dengan perlakuan kasar tidak sopan dari para warga yang membenci
pasangan Cagub DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki-Djarot. Mereka
memperlakukan pak Djarot tak ubahnya seperti penjahat.
Sungguh sedih melihat kejadian ini,
mungkin inilah puncak kesedihanku melihat kondisi republik saat ini,
oke, mungkin aku orang yang tidak paham sama sekali dengan Agama Islam,
karena saya adalah Kristen, tapi yang aku bingungkan, apa perlakuan
seperti ini dibenarkan? Didalam Mesjid pulak.
Apa yang terfikir didalam otak
mereka-mereka ini? Sedih sekali melihat umat Islam memperlakukan umat
Islam lain seperti ini di dalam rumah ibadah, apa yang salah ketika pak
Djarot Saiful Hidayat menghadiri solawat dan zikir memperingati
Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII ini? Apa mereka ingin mengatakan bahwa
Djarot Saiful Hidayat tak layak ada di sana, tak layak masuk Mesjid?
Mereka sekarang sudah semakin menggila karena Pilkada.
Kenapa tamu-tamu yang lain seperti Anies
Baswedan dan Sandiaga Uno mereka sambut bagaikan menyambut seorang nabi
yang datang menyambangi rumah umatnya, mereka begitu hormat,
memperlakukan mereka dengan standard tamu VVIP, bahkan mengawal sampai
kedalam Mesjid AT-TIN TMII.
Ini tidak mendidik sama sekali, sungguh
hati teriris. Lihat anak-anak yang ada disana, mental yang seperti
itukah yang ingin mereka wariskan kepada anak-anak tersebut kedepan
setelah mempertontonkan kelakuan biadab mereka di dalam rumah ibadah
ini?
Kemarin kelompok mereka ini berteriak atas
nama Agama, untuk memuliakan Islam, tetapi begitukah cara yang mereka
maksud dengan membela Agama dan memuliakan Islam? Aku sungguh tak paham,
sangat-sangat tak paham!
Ingat saat mereka yang mendadak NU? Tepat
pada saat Ahok membentak Ketua MUI di pengadilan saat menjadi saksi
ahli, provokasi begitu kencang terjadi dari pihat otak sumbu pendek
seperti mereka ini. Kemudian ingat saat mereka menyudutkan NU setelah
itu? Tepat pada saat GP Ansor dan Banser NU Sidoarjo menolak penceramah
Khalid Basalamah di dalam acara pengajian di Masjid Shalahuddin Perum
Puri Surya Jaya, Sabtu (4/3/2017), provokasipun kemudian begitu kencang
dengan maksud agar keadaan semakin gaduh dengan menyebar meme yang
bersifat propokatif di media sosial. Mereka mengecam Banser dan GP Ansor
yang membubarkan pengajian, mereka bumbui pulak dengan kata-kata
provokatif yang mengadu domba “Gereja dijaga, kenapa Pengajian di
Bubarkan”, meme seperti ini sangat ramai di media sosial waktu itu,
mungkin sampai sekarang.
Beruntung Banser NU dan GP Ansor sigap dalam meluruskan pemberitaan tersebut melalui pers rilis di DETIK.com,
Banser NU dan GP Ansor mengatakan dengan tegas bahwa Banser NU dan GP
Ansor bukan membubarkan pengajian, tetapi menolak isi pengajian Khalid
Basalamahdi sering mengadu domba antar umat beragama, atau mengajak
saling membenci antar umat beragama.
Ingat juga dengan kasus spanduk di Mesjid
yang bernada menolak mensalatkan jenazah pendukung Ahok yang mereka
sebut dengan penista Agama Islam? Setelah itu muncul lagi pemaksaan
penandatanganan surat pernyataan untuk memilih paslon Anies
Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta
putaran kedua yang akan datang, hal ini dialami oleh warga RT 05/02
Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama bernama Yoyo Sudaryo
(56), Yoyo terpaksa menandatangani surat pernyataan tersebut jika ingin
jenazah mertuanya Siti Rohbaniah (80) disalatkan oleh pengurus salah
satu masjid di Pondok Pinang. Lihat berita lengkapnya di TRIBUNnews.com.
Sekarang, mereka meneriaki Djarot yang
adalah seorang umat muslim yang ingin masuk kedalam Mesjid untuk
mengikuti solawat dan zikir hari peringatan Supersemar di Mesjid AT-TIN
TMII dengan teriakan yang sangat bringas sekali, tak sedikitpun
menggambarkan keramahan seorang umat yang beragama, tentu kedamaian dan
ketenangan yang biasa kita temukan di rumah ibadahpun juga akan buyar
ketika oleh karena teriakan ini. Teriakan “usir…usirrr…usirrrrr” tak
hanya keluar dari mulut kaum para pria, bahkan seorang ibu tertangkap
berterik “kepo…kepo WOIIII……!!!!” sambil mengarahkan teriakannya kepada
Djarot yang melintas di depannya, sangat kelihatan arogan dan bringas!
Matanya melotot! Silahkan anda saksikan sendiri dalam video yang
diunggah di cahannel youtube KOMPAS.com ini, tepatnya pada menit ke 01.06. Lihat berita di DETIK.com ini, dan juga video di DETIK.com ini.
Sungguh tontonan yang sangat mengejutkan
dan tidak mendidik sama sekali, bagaimana mungkin kata-kata seperti itu
keluar dari mulut seorang ibu-ibu berpakaian sangat Islami? Itu tidak
pernah terfikirkan olehku, di area Mesjid pulak. Keterlaluan kelakuan
seperti itu, apa segitu bencinya mereka dengan Djarot? Tak ada lagi hati
yang damai bagi mereka, semua seperti kesetanan dan menjadi bringas
bagaikan manusia singa yang sedang kelaparan kekuasaan.
Hari ini saya melihat mereka berani
memperlakukan Djarot yang adalah Wakil Gubernur non-aktif DKI Jakarta
bagaikan seorang penjahat yang sangat berdosa di depan publik, mungkin
karena dia adalah wakilnya Ahok.
Tak habis fikir, bagaimana lagi perlakuan mereka terhadap rakyat biasa yang memilih Ahok-Djarot?
Kemudian saya mulai memahami, apakah ini
keinginan dan niat asli mereka? Atau ada arahan atau provokasi yang
tersistematis yang sengaja dipelihara untuk menyebar ketakutan, dengan
harapan masyarakat kemudian akan dengan terpaksa memilih Anies-Sandi
karena tidak tahan dengan caci maki dari kaum mereka lagi!
Ah… Apakah mereka layak disebut umat
beragama? Sementara mereka telah berani berbuat sangat kasar terhadap
saudara seiman mereka hari ini, lantas bagaimana lagi mereka akan
memperlakukan orang yang berbeda keyakinan dengan mereka seperti saya
ini?
Ya Tuhan Yang Maha Esa, apa salah ibu pertiwi? Sehingga republik ini menanggung beban yang sangat berat begini.
Semoga Bapak Djarot tetap kuat dan tak
berhenti tersenyum menghadapi orang-orang kasar dan tak punya hati
seperti itu. Senyummu adalah bukti ketegaran hatimu yang selalu
mendapatkan fitnah dari orang-orang yang sangat haus akan jabatan,
bahkan mereka menghalalkan segala cara, termasuk mengintimidasi umat
beragama, menebar kebencian, ketakutan dan bahkan mengorbankan kesucian
Agama pun mereka lakukan untuk ambisinya untuk mengalahkan
Basuki-Djarot.
Dasar mereka semua memang pengikut Orde
Baru! Kejam, tak punya hati, budak nafsu kekuasaan! Mereka tak pantas
berkuasa lagi di republik ini, sampai kapanpun!
Komentar
Posting Komentar