Tidak ada peristiwa kebetulan yang terjadi
di dunia ini, termasuk kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Pesawat
khusus keluarga kerajaan Arab Saudi yang mendarat di Bandara Halim
Perdanakusuma di tengah-tengah kasus penistaan agama yang sedang
bergulir di Indonesia telah diatur kedatangannya oleh Yang Maha Kuasa
untuk turut membantu menjernihkan akal para pendukung Riziq Shihab.
Kedatangan Raja Salman yang sejatinya merupakan kunjungan bilateral
biasa merupakan kunjungan kenegaraan yang sangat penting terhadap
hubungan negara RI dan kerajaan Arab Saudi sebagai negara yang sama-sama
memiliki pendududuk mayoritas Islam.
Kedatangan Raja Salman tersebut
rupa-rupanya sempat membangkitkan semacam ilusi dari para pendukung
Riziq Shihab. Dalam bayang-bayang ilusi yang mencengkeram mereka tiap
malam, mereka mengharapkan Raja Arab bakal menemui Riziq Shihab untuk
mengucapkan selamat pada Riziq Shihab atas penasbihan bos FPI menjadi
imam besar umat Islam se-Indonesia. Juga tidak tanggung-tanggung, di WA
beredar kabar bahwa kedatangan Raja Arab memiliki tujuan untuk membantu
umat Islam Indonesia yang sedang dizalimi oleh pemerintahnya
sendiri. Mereka juga berharap sang Raja bakal memberikan semangat pada
Riziq Shihab agar terus berjihad melawan penista agama.
Akan tetapi, keinginan tersebut harus
dikubur dalam-dalam oleh para fans berat Riziq, sebab Juru bicara
Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir telah memadamkan ilusi mereka
seperti pemadam kebakaran memadamkan api yang berkobar-kobar. Armanatha
Nasir memastikan bahwa Raja Salman tidak akan menemui sang imam besar
umat Islam seIndonesia, Riziq Shihab.
“Seperti yang disampaikan Kedubes Arab
Saudi, adanya pertemuan bilateral, tidak ada rencana bertemu Habib
Rizieq,” ucapnya di salah satu restoran di kawasan Menteng, Jakarta
Pusat, Selasa (28/2/2017). sumber
Pupus sudah harapan. Saya pikir, wartawan
yang menanyakan hal tersebut kepada Kemnlu hanya ingin memastikan
bagaimana sebenarnya kedudukan sosok Riziq Shihab yang dianggap pahlawan
pembela Islam di mata Raja Salman. Apakah Riziq benar-benar diakui
sebagai tokoh yang berpengaruh terhadap muslim dunia? atau sebaliknya,
Riziq hanya hebat di mata pendukungnya ?
Nyatanya, di mata penguasa kerajaan Arab
Saudi, Riziq tidak dianggap sebagai pahlawan pembela Islam, yang tentu
saja dibuktikan dengan tidak adanya agenda sang Raja menemui Riziq.
Jangankan dianggap sebagai pembela Islam, Arab Saudi bahkan mungkin
tidak menganggap Riziq sebagai tokoh Islam yang cukup berpengaruh bagi
muslim Indonesia apalagi dunia.
Berita perihal heroiknya Riziq Shihab yang
bertingkah seolah-olah sebagai tokoh pembela Islam tentu sudah sampai
di telinga Raja Salman. Jika Raja Salman menganggap Riziq Shihab sebagai
pahlawan pembela Islam atau minimal sebagai tokoh Islam tentu ia akan
mengundang Riziq untuk menemuinya meskipun hanya beberapa menit.
Tokoh Tak Dianggap
Fakta perihal “tokoh yang tidak dianggap”
tersebut menambah satu lagi deretan fakta bagaimana kedudukan Riziq
Shihab dan ormasnya di mata dunia Islam. Sebelumnya, umat Islam sudah
disuguhi fakta bahwa negara Palestina menolak keras benderanya
dibawa-bawa ormas-ormas semacam FPI dalam setiap aksi demo. Palestina
merasa jengah benderanya dibawa FPI yang dianggapnya adalah orang-orang
anti pemerintah dan dikategorikan dalam kalangan Islam garis keras.
Fakta ini seharusnya sudah cukup untuk membuktikan bagaimana status FPI
di mata dunia Islam. FPI tidak dianggap.
Sekarang, alih-alih menemui Riziq Shihab,
Raja Salman justru akan bertemu dengan tokoh-tokoh Islam yaitu tokoh
yang berasal dari MUI, Muhammadiyah dan NU. Ini berarti suara umat Islam
di Indonesia lebih diwakili oleh MUI, Muhammadiyah dan NU bukan FPI.
Ini tentu sangat beralasan, ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU
memang merupakan ormas yang sudah cukup memiliki pengalaman dalam
membimbing umat Islam menemukan solusi bagai permasalahan umat. NU
misalnya, pada saat Indonesia masih mengalami kebimbangan harus
menggunakan dasar negara Islam atau tidak ? NU menjawab dengan tetap
bersetia kepada NKRI. Bahkan ada yang menafsirkan bahwa kepanjangan dari
PBNU adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Lalu apa kontribusi FPI bagi sejarah Islam nusantara? Silakan cari sendiri, kalau ada.
Kini, sekali lagi umat Islam hendak
dibukakan fakta penting agar umat tidak salah memilih tokoh pembela
Islam yang sesungguhnya. Hampir senada dengan Palestina, Arab Saudi juga
tidak menaruh respek terhadap gerakan yang dilakukan oleh Riziq,
meskipun ia kerap menggunakan nama Islam dalam setiap aksinya.
Kabar perihal tokoh yang tidak dianggap
tersebut seharusnya membuat para pendukung Riziq berpikir ulang. Jika
mereka berpikir jernih tentu dapat membedakan mana tokoh Islam yang
sebenarnya dan mana yang hanya mencari sensasi belaka. Mana ormas Islam
yang benar-benar berjihad di jalan Islam dan mana yang hanya
bikin sensasi saja.
Komentar
Posting Komentar