Langsung ke konten utama

Bahaya Radikalisme Mengancam Generasi Muda Indonesia

Fenomena radikalisme di Indonesia menjadi ancaman serius bagi anyaman kebhinnekaan NKRI di masa mendatang. Apalagi, akhir-akhir ini, radikalisme semakin menguat dan menyasar pelaku sekaligus korbannya dikalangan generasi muda. Aliran radikal saat ini sudah memasuki beragam sektor, diantaranya mulai dari pendidik, pedagang, siswa, dan mereka masuk menembus lintas generasi, lintas profesi. Untuk memutus regenerasi dari kelompok ini, di setiap jalur pendidikan harus ada pendidikan agama. Disinilah peran guru agama sangat strategis mengingat mereka (kelompok radikal) masuk lewat pemahaman pendidikan dan agama.
Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena radikalisme di kalangan kaum muda, yakni pertama, dinamika sosial politik di fase awal transisi menuju demokrasi yang membuka struktur kesempatan politik yang baru di tengah tingginya gejolak dan ketidakpastian. Faktor kedua, tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda di Indonesia. Faktor inilah yang menyebakan radikalisme mendapat tempat di kalangan generasi muda. Peristiwa radikalisme terhadap generasi muda kembali menjadi perhatian serius oleh banyak kalangan tidak terkecuali oleh kalangan muda diseluruh NKRI. Dimana serangkaian aksi para pelaku dan simpatisan pendukung baik aktif maupun pasif banyak berasal dari kalangan muda.

Hal tersebut tentu tidak boleh dibiarkan, generasi muda Indonesia harus kembali mengkaji dan mencegah segala kemungkinan yang terjadi dikalangan mereka. Mengingat virus radikalisme dapat menjangkit siapa saja termasuk kalangan muda yang seringkali rentan terjangkit virus tersebut sehingga dapat ringan tangan melakukan perusakan, pertikaian, penganiayaan dan penyerangan terhadap kelompok yang berseberangan. Jika hal tersebut terus dibiarkan dan tidak segera dicari penawarnya, virus radikal akan semakin menjalar dan menular ke skala yang lebih luas dan tentunya akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya, bahkan mengancam keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.

Harapan besar NKRI adalah jangan sampai ideologi radikalisme berkembang, bahkan mengakar dan menyebar dikalangan generasi muda, oleh karenanya perlu dikaji dan direspon secara serius, bahkan dilakukan penanganan-penanganan khusus oleh berbagai pihak melalui program-program yang preventif dan edukatif baik skala regional, nasional, maupun internasional. Sebab, jika generasi muda telah terkontaminasi dengan pemahaman ideologi radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme, maka mereka akan kehilangan masa depan yang cerah. Namun sebaliknya, para generasi muda yang baik dan berjiwa damailah yang akan tumbuh dan berkembang di masyarakat yang berperadaban, sehingga mereka akan memimpin dengan baik. Oleh karena itu perang dan jihad hari ini bukanlah bagaimana melakukan kekerasan, perusakan, penganiayaan, tetapi perang dan jihad hari ini adalah bagaimana belajar sebaik mungkin dan menggapai cita-cita setinggi-tingginya. Musuh kita sekarang adalah diri sendiri yaitu kebodohan, kemiskinan dan kemunduran. Jika mampu mengatasi musuh tersebut, maka kita akan menjadi generasi pemenang dan kejayaan NKRI di masa depan akan menjadi nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...

Heboh Lagi, Anonymous Sebarkan Rekaman Percakapan Firza Husein dan Rizieq Shihab. Simak Transkripnya!

Jakarta -  Sebuah situs kembali menghebohkan jagat pengguna medsos. Kali ini situs Gerilyapolitik.com  membeberkan sebuah transkrip dan rekaman... Gerilyawan menerima video-video terkait perselingkuhan Rizieq Shihab Imam Besar FPI dan Firza Husein, Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana (YSSC). Gerilyawan mengirimkan wawancara dengan Anonymous terkait hal ini Gerpol: Halooo Anonymous: wa’alaikum salam Gerpol: ha-ha-ha Anonymous juga religius? Anonymous: 😊 saya muslim tapi bukan FPI. Saya benci kemunafikan, Patrialis Akbar tinggal nunggu waktu Gerpol: maksudnya, video PA ada? Anonymous: adaa…. Gerpol: Ok nanti saja, terkait video2 Rizieq, mengapa anda membongkarnya? Anonymous: saya benci kemunafikan, apalagi pake daster agama, Rizieq sdah terlewat batas, saat Rizieq serang Ahok, saya tahan diri, masa bodoooo ini politik. Politik taek! Tapi saat Rizieq mau jadi Imam Besar Umat Islam Indonesia, kirim baiat kemana2, ini sudah keterlauan, cukup sudah dia menipu...