Langsung ke konten utama

Bubarkan HTI dan FPI

Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Indonesia (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dianggap sebagai ormas beraliran keras. Kedua ormas ini, dinilai tidak mendukung keberlangsungan toleransi beragama di tanah air.
Kedua organisasi ini sebenarnya sudah lama bergerak di Indonesia, kemunculannya kembali marak sejak zamannya SBY. Dibawah era SBY FPI semakin beringas. FPI sering sekali melakukan sweeping secara semena-mena apalagi menjelang bulan Ramadhan. Aksi sweeping FPI ini tidak mengenal apapun dan siapapun. Semuanya dihancurkan dan Polisi terkadang hanya bisa diam menyaksikan.
Setelah Ahok menjabat Plt. Gubernur DKI Jakarta, Ahok telah melaporkan pembubaran FPI ini Kemenkumham dan Kemendagri. “FPI dibubarkan saja, melanggar konstitusi, menyebarkan kebencian. Ini negara hukum, Indonesia, ada konstitusinya. Jadi jangan kamu nginjak-nginjak hukum seenaknya FPI!” ucap Ahok dengan nada tinggi
Kasus pelaporan pembubaran ini semakin membuat para petinggi FPI sewot kepada Ahok. Itu sebabnya Ahok terus diintai dan didemo untuk diturunkan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, alasanya Cuma satu Ahok Kafir.
HTI dan FPI seperti pedang bermata dua. Banyak orang yang haus kekuasaan, haus akan jabatan yang menggunakan jasa FPI dan HTI ini. Mereka menggunakan kedua ormas ini untuk memberikan tekanan kepada siapapun dinegeri ini yang menghalangi orang-orang yang mau maju menjadi pejabat di negeri ini.
Era Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan Pilkada terpanas sepanjang sejarah Pilkada di Indonesia. Bayangkan hanya untuk menjatuhkan Ahok, FPI, FUI, HTI harus mengerahkan berjuta-juta orang, bergalon-galon equil dan beratus-ratus roti sari roti. Kalau uang ya jangan ditanya lagi berapa yang sudah dihabiskan.
Setelah Ahok menjalani persidangan dalam hal dugaan penistaan agama dan kemungkinan besar akan dibebaskan karena jaksa tidak menemukan celah hukum untuk menghukum Ahok, FPI akan melakukan gerakan demonstrasi kembali untuk menekan MA.
Gerakan ini dinamakana gerakan 505 atau seperti gerakan Save Our Soul (SOS). Jadi ini sebenarnya gerakan untuk menyelematkan jiwa-jiwa yang akan melakukan demonstrasi besok. Jiwa-jiwa yang sudah kehilangan akan sehat sehingga harus melakukan demonstrasi lagi.
Nah, gerakan FPI dan HTI ini telah membuat resah seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah muak dengan kedua ormas ini. Kita sangat berkeyakinan apabila kedua ormas ini dibubarkan maka negara Indonesia kembali akan damai.
Pembubaran FPI dan HTI ini seperti setengah hati. Kedua ormas ini sangat dibutuhkan oleh pejabat di negeri ini untuk melanggengkan kekuasaan. Kalau dulu money politik sangat mencengkram kelakuan pejabat kita, oleh karena takut ketahuan dan malu akhirnya menggunakan jasa kedua ormas ini.
Lihatlah bagaimana Prabowo pun sampai angkat tangan kepada Rizieg yang begitu gigih untuk memenangkan Anies-Sandi dalam perebutan Gubernur DKI Jakarta. Tekanan demi tekanan dialami oleh masyarakat Jakarta ketika akan melakukan pencoblosan kemarin.
Mungkin Prabowo juga sudah mulai memasang strategi untuk menggunakan FPI, FUI, GNPF MUI dan HTI untuk memenang Prabowo dalam Pilpres 2019. Nah, apabila ini terjadi maka akan semakin mudah untuk menjadikan Indonesia bersyariah dan menggantikan ideologi Pancasila yang selama ini dianut oleh bangsa Indonesia.
Maka Kemenkumham dan Kemendagri untuk tegas dan berani membubarkan HTI dan FPI dari wajah Indonesia. Kita Indonesia anti toleransi. Apakah anda tidak melihat bagaimana buasnya FPI ketika mereka mensweeping mal-mal ketika ada fatwa MUI tentang Natal ?
Ahok telah menjadi martir ketika melakukan perlawanan kepada FPI dan HTI tetapi kenapa tidak ditindaklanjuti oleh Kemenkumham dan Kemendagri ? Apakah Ahok harus Mendagri baru ini bisa terwujud ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...