Langsung ke konten utama

HTI Dibubarkan, Mari Rayakan dengan Syukur Alhamdulillah

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara-saudara keluarga Seword di manapun berada. Hari ini, dengan ijin Allah, akhirnya pemerintah Indonesia secara resmi membubarkan HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia.

Pembubaran HTI secara langsung disampaikan oleh Menko Polhukam, Wiranto. “Kegiatan HTI terindikasi kuat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diatur dalam UU ormas. Mencermati pertimbangan itu, maka pemerintah perlu ambil langkah tegas untuk membubarkan HTI.”

Wiranto juga menyebut bahwa keberadaan HTI secara nyata menimbulkan benturan di masyarakat dan membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.

Sebagai pimpinan Seword yang berkomitmen terus menjaga keutuhan NKRI dan mendorong kemajuan Indonesia, saya sangat senang sekali dengan sikap dan keputusan pemerintah. Sangat tegas dan jelas.

Pernyataan Menko Polhukam ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan Presiden Jokowi empat hari yang lalu. “Sejalan dengan rencana Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Bapak Wiranto, saya setuju bahwa pemerintah bisa membubarkan ormas anti Pancasila untuk menjaga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.”

Setelah setahun, akhirnya HTI dibubarkan

Kini rakyat Indonesia bisa berbahagia dan bersyukur karena HTI sudah secara resmi dibubarkan oleh pemerintah Indonesia. Namun satu hal yang harus kita ketahui bersama, bahwa proses pembubaran HTI memakan waktu selama satu tahun.

Saya ingat betul bahwa proses pembubaran HTI awalnya dinyatakan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. “Saya tidak usah sebut (nama ormas). Yang pasti sudah terang-terangan anti Pancasila. Pokoknya ini ormas cukup besar,” 10 Mei 2016. 

Pada prosesnya, pemerintah memang perlu menakar kekuatan HTI. Sebesar apa mereka bisa berkumpul dan melakukan perlawanan? Sekuat apakah organisasi tersebut? seberapa banyak logistik yang dimiliki? Dan seterusnya.

Semua analisis terkait HTI dikumpulkan dan dipelajari dengan seksama berdasarkan data intelijen yang sangat akurat. Tjahjo Kumolo sebagai Mendagri selama setahun terakhir telah berkomunikasi dengan Kejaksaan Agung, Polri dan TNI, guna mendapat semua faktor pendukung yang dibutuhkan, sebelum akhirnya pemerintah bisa secara tegas memutuskan pembubaran HTI.

Saya tahu betul bahwa ada banyak orang yang selama ini bertanya-tanya, mengapa ormas yang anti Pancasila dan secara konsisten menyebar provokasi, masih dibiarkan? Bukan rahasia lagi kalau HTI kerap menjebak orang-orang awam untuk didoktrin agar masuk ke dalam pergerakannya. Modus ziarah kubur atau safari dakwah, orang-orang diajak jalan-jalan gratis, masyarakat awam mengira itu pengajian NU, karena ada ziarah kuburnya, padahal itu adalah doktrin dan pengkaderan HTI.

Entah sudah berapa buku, buletin dan selebaran caci maki serta ajakan pada sistem khilafah. Banyak sekali. Terbit tiap minggu, bulan dan semester. Dibuat secara terstruktur, sistematis dan massif untuk menguatkan para pengikutnya, sehingga mereka semakin yakin bahwa hanya khilafahlah sistem yang paling benar di dunia ini.

Tapi saat teman-teman menganggap Jokowi lemah, pemerintah takut dan sebagainya, saya memilih diam. Karena saya tahu betul ada begitu banyak pertimbangan serta faktor pendukung yang perlu dikumpulkan, sebelum pemerintah mengambil keputusan pembubaran HTI. Sebab jika tidak hati-hati, negeri ini terancam pecah dan perang saudara.

Sekarang, setelah setahun lamanya, akhirnya proses pembubaran HTI mencapai titik final. Dan kini orang-orang jadi sadar, betapa pemerintahan Jokowi punya komitmen dan keberanian yang luar biasa untuk membubarkan ormas anti Pancasila yang kerap memecah belah masyarakat.

Ahok pintu masuk revolusi, juga jalan keluar pembubaran HTI

Sebenarnya, jauh sebelum Ahok keseleo lidah di kepulauan seribu, ormas-ormas radikal (salah satunya HTI) sudah lebih dulu memprovokasi Ahok lewat seruan pemimpin muslim, Almaidah 51. Aksi ini kemudian berhasil memprovokasi Ahok, sehingga dia emosi dan menyindir “jangan mau dibohongi orang pakai Almaidah 51.”

MUI yang sudah disusupi oleh aktor dan tokoh radikal, kemudian mengeluarkan fatwa bahwa Ahok menista agama. Fatwa sepihak, karena beberapa orang di MUI sengaja tidak dilibatkan dalam perumusannya.

Dari sinilah kemudian muncul GNPF MUI atau Gerakan Pengawal Fatwa MUI. Tuntutannya bukan lagi Ahok, melainkan Presiden Jokowi. Lengserkan Jokowi, revolusi dan seterusnya.

Aksi-aksi ini kemudian diberi nomer cantik, 411, 212, 313 dan terakhir 505. Mirip nomer togel memang. Aksi paling rusuh adalah pada saat 411. Sementara aksi paling banyak diikuti massa adalah 212. Sementara sisanya, hanya sisa-sisa logistik.

Kita harus paham betul bahwa aksi-aksi ini melibatkan banyak orang dan kelompok, dengan segala kepentingannya: menang Pilkada, khilafah, revolusi dan kekuasaan. Akan tetapi, yang paling berbahaya adalah revolusi dan khilafah. Kalau hanya soal Pilkada, not a big deal! Siapapun yang menang, tak akan mengubah Indonesia menjadi khilafah.

Beberapa minggu yang lalu saya merasa bergabungnya kelompok ormas radikal dengan politisi dan tokoh yang kebelet berkuasa, akan menjadi ancaman yang sangat serius untuk keutuhan NKRI. Ahok menjadi pintu masuk yang sangat sempurna.

Namun hari ini saya menjadi saksi kepiawaian pemerintah Jokowi. Saya akhirnya sadar bahwa aksi-aksi tersebut, di sisi lain ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk menakar kekuatan HTI. Sehingga menjawab faktor dan pertanyaan-pertanyaan penting dalam proses pembubarannya selama setahun ini.

Luar biasa. Saya jadi teringat dengan panggung 212, yang dimaksudkan untuk ‘menghabisi’ Jokowi, malah menjadi panggung milik Jokowi. Presiden terlihat begitu berani dan berwibawa. Ibarat mantan yang kamu pacari bertahun-tahun, dirawat, dibelanjain supaya cantik, dan pada ujungnya dia dinikahi oleh orang lain.

Begitu juga dengan pembubaran HTI kali ini. Pembubarannya dilakukan setelah mereka semua kelelahan, setelah semua logistik dan kekuatan massa mereka kerahkan. Zaitun Rasmin telah menyatakan bahwa aksi 505 merupakan aksi terakhir GNPF.

Allah bersama pemerintahan Jokowi
Jujur saya selalu penasaran dengan amalan-amalan ibadah rutin yang dilakukan oleh seorang Jokowi. Dan yang saya tahu, Presiden kita itu sudah istiqomah puasa Senin Kamis dari puluhan tahun yang lalu. Kemudian pakaian putih itu menurut sebagian orang merupakan simbol tawakkal. Sehingga jangan heran kalau Presiden Jokowi kerap melakukan tindakan-tindakan yang membuat kita dag dig dug.

Naik pesawat komersil ke Singapore untuk menghadiri wisuda anaknya. Selalu blusukan ke tempat-tempat yang di luar protokoler. Langsung mendatangi lokasi baku tembak dengan teroris bom Sarina. Berada di kapal perang di laut Natuna, respon terhadap kapal China yang bermanuver di wilayah tersebut. Menembak mati pengedar narkoba, tak peduli para negara sahabat menarik dubes-dubesnya, sekali hukuman mati tetap hukuman mati. Membubarkan Petral, kelompok mafia migas. Membubarkan PSSI, akhiri konflik berkepanjangan dengan KPSI.

Melihat pemerintahan Jokowi ini seperti menaiki roller coaster, ngeri-ngeri asyik. Beberapa kali Paspampres dibuat berhamburan mengamankan lokasi blusukan hanya karena Presiden tiba-tiba turun dan mendatangi warga yang sedang membajak sawahnya. Jangankan Paspampres, kita saja warga biasa merasa ‘horor’ melihat Presiden seperti itu. Apalagi saat di Hongkong, keliling menyalami sebanyak-banyaknya warga.

Tapi kalau melihat semua kebijakan dan keputusan yang diambil, sampai dengan pembubaran HTI ini, saya sangat yakin bahwa Presiden Jokowi memiliki suatu insting, keberanian serta ridho Allah sehingga hampir semua keputusannya selalu berjalan mulus.

Terakhir, mari rayakan pembubaran HTI dengan mengucapkan Alhamdulillahi robbal ‘alamien. Semoga negeri ini tetap damai, aman dan tentram tanpa ormas-ormas radikal. Terima kasih kepada Menteri Dalam Negeri, Menko Polhukam, Kapolri dan semua pihak yang telah bekerja keras mempertahankan NKRI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TREN TERBARU KAUM INTOLERAN, HOAX MENJADI SARANA DAKWAH

Sungguh sekarang ini benar salah sulit dibedakan. Berita aktual dan hoax campur aduk menjadi satu. Yang terbaru adalah kasus orang yang katanya pendukung Ahok yang dikeroyok 10 orang anggota FPI. Katanya orang ini adalah kader PDIP. Ahok sendiri kemudian menjenguk orang tersebut di rumah sakit. Tapi ada juga berita yang mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang tukang ojek dan muslim yang taat. Tapi Novel bukan habib pencipta Fitsa Hats malah mengatakan bahwa itu hanyalah perkelahian satu lawan satu saja bukan pengeroyokan. Saat terbukti ada saksi mata kemudian FPI ngeles dan membantah bahwa pemukulan itu dilakukan oleh oknum yang bukan anggotanya. Anehnya, kemudian beredar foto si korban yang ternyata justru mendukung FPI dan anti Ahok. Dia upload foto sedang membawa pedang untuk mendukung Bibib dan melawan Ahok. Edannya lagi kemudian beredar foto tentang anggota FPI yang berdarah-darah yang katanya adalah orang yang terlibat dalam perkelahian itu. Tapi tern...