Langsung ke konten utama

Penyebaran paham radikal terorisme dikalangan harus butuh perhatian serius

Jakarta – Penyebaran paham radikal terorisme tidak hanya menyasar kaum laki-laki dan generasi muda, tetapi juga telah menjadikan kaum perempuan sasaran propaganda mereka. Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus bersatu, bangkit, dan melek teknologi untuk membendung ancaman radikalisme dan terorisme.

“Penyebaran paham radikal terorisme di kalangan perempuan sudah sangat lumayan butuh perhatian. Artinya, bila kita ingin Indonesia aman dan tenteram, kaum perempuan pun harus ikut bergerak, bersatu, dan bekerja keras dalam memerangi paham negatif tersebut,” ujar Ketua Fatayat NU Anggia Ermarini.

Menurut Anggia, ada banyak cara yang bisa dilakukan kaum perempuan dalam memerangi radikalisme dan terorisme. Pertama, seorang perempuan adalah seorang ibu yang merupakan orang pertama yang bisa menanamkan nilai-nilai agama Islam yang sebenarnya yaitu Islam yang ramah, Islam yang rahmat bagi semua, serta nilai kebangsaan kepada anak-anaknya, sejak dini.

Dengan memiliki pemahaman agama dan kebangsaan yang benar sejak kecil, otomatis seorang anak akan lebih kebal dalam menghadapi penyebaran paham radikal terorisme.

“Makanya Fatayat NU sedang mengembangkan dakwah berbasis keluarga. Kami juga terus membekali dan memperdalam para dai-dai wanita tentang pengetahuan dan ancaman radikalisme terorisme dan bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April besok, kami akan melantik 1.000 daiyah antiradikalisme Fatayat NU di Bandung,” jelas Anggi.

Anggia menegaskan, langkah itu dilakukukan sebagai perwujudan kaum perempuan terutama Fatayat NU dalam membantu pemerintah dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Apalagi faktanya, akhir-akhir ini kalangan terorisme menjadikan kaum perempuan sebagai ‘martil’ atau ‘pengantin’ untuk melakukan aksi terorisme. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan butuh perhatian besar dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Contoh perempuan yang jadi martil terorisme adalah kasus bom Panci di Bekasi dengan tersangka Dian Yulia Novi. Kemudian juga ada TKI yang dipulangkan dari Taiwan karena terindikasi dengan ISIS.

“Inilah yang membuat perempuan Indonesia tidak boleh berdiam diri. Ada banyak hal yang bisa dilakukan kaum perempuan untuk berperan aktif dalam pencegahan terorisme seperti mengambil peran besar dalam mengedukasi masyarakat dari ancaman terorisme,” ungkap Anggia.

Fatayat NU sendiri telah memiliki jamaah ribuan yang tersebar dari desa sampai kota. Dengan jumlah anggota itu, Anggia optimistis Fatayat NU bisa memberikan kontribusi positif dengan memberikan edukasi yang signifikan di tengah lingkungan atau komunitasnya masing-masing. Selain itu, mereka juga dibekali keterampilan tentang cara-cara mendeteksi bila ada gerakan-gerakan berbau radikalisme dan terorisme di masyarakat.

Anggia melanjutkan, deteksi di lingkungan dan komunitas masing-masing itu bisa dijalankan kader-kader Fatayat NU yang berada di grassroot. Kalau itu berjalan baik, ia yakin pencegahan radikalisme dan terorisme bisa lebih efektif. “Selama ini, bila ada gerakan di RT/RW masing-masing, atau ada yang ingin mengganti azas negara menjadi daulah, kita belum punya keterampilan untuk meresponsnya. Nantinya dengan adanya daiyah antiradikalisme itu, hal-hal semacam ini akan lebih mudah diantisipasi,” tuturnya.

Selain itu, Anggia juga mengajak para kaum perempuan untuk tidak gagap teknologi (gaptek). Pasalnya, saat ini dunia komunikasi melalui internet (dunia maya) menjadi sasaran penyebaran radikalisme dan terorisme. Karena itu kaum perempuan tidak anti menggunakan media sosial (medsos).

“Mau tidak mau, kaum ibu harus ikut gaul menggunakan medsos, paling tidak memantau anak-anak kita saat menggunakan gagdet,” pungkas Anggia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TREN TERBARU KAUM INTOLERAN, HOAX MENJADI SARANA DAKWAH

Sungguh sekarang ini benar salah sulit dibedakan. Berita aktual dan hoax campur aduk menjadi satu. Yang terbaru adalah kasus orang yang katanya pendukung Ahok yang dikeroyok 10 orang anggota FPI. Katanya orang ini adalah kader PDIP. Ahok sendiri kemudian menjenguk orang tersebut di rumah sakit. Tapi ada juga berita yang mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang tukang ojek dan muslim yang taat. Tapi Novel bukan habib pencipta Fitsa Hats malah mengatakan bahwa itu hanyalah perkelahian satu lawan satu saja bukan pengeroyokan. Saat terbukti ada saksi mata kemudian FPI ngeles dan membantah bahwa pemukulan itu dilakukan oleh oknum yang bukan anggotanya. Anehnya, kemudian beredar foto si korban yang ternyata justru mendukung FPI dan anti Ahok. Dia upload foto sedang membawa pedang untuk mendukung Bibib dan melawan Ahok. Edannya lagi kemudian beredar foto tentang anggota FPI yang berdarah-darah yang katanya adalah orang yang terlibat dalam perkelahian itu. Tapi tern...