Salah satunya akun twitter @VivaRevolusi, yang disorot oleh Mirza Harera. Sebab akun tersebut menyebarkan informasi tanpa disertai bukti. Hal itu, kata dia, bisa merusak dan memecah konsentrasi aparat dalam mengungkap kasus tersebut.
"Tanpa ada ada bukti akurat jelas akun ini abal-abal dan tidak dipercaya, pengikutnya saja robot,"ucap Mirza, Kamis (13/4).
Dikatakan Mirza, penyebaran hoax bukan lagi bentuk kebebasan berpendapat, namun telah membuat fitnah yang sangat keji, disaat seluruh penegak hukum sedang memburu pelaku sesungguhnya.
Sementara Ketua LSM Patroli Hukum Dharma Bakti Nusantara, Selamat Siahaan mengharapkan masyarakat mengerti sebagai seorang penyidik senior KPK, Novel Baswedan tentunya telah banyak merugikan para koruptor-koruptor yang ditangani kasusnya oleh beliau.
"Dia menyidik tidak satu dua kasus, namun banyak kasus besar korupsi di nusantara ini yang telah dia selesaikan dan atau sedang dijalani," tegas Selamat.
Dengan demikian, lanjut Selamat, pelaku boleh jadi dari kasus korupsi yang sedang diselidikinya agar kasus tersebut dapat menjadi kabur.
"Namun tidak tertutup kemungkinan ada motif lain, sehingga masyarakat harus tetap menunggu proses penyelidikan yang berwenang, dalam hal ini Polri" cetus Selamat.
Sebelumnya, aparat gabungan dari Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri masih terus memburu pelaku penyiraman air keras ke Novel Baswedan.
Pihak Polda Metro Jaya telah mengidentifikasi orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku berdasarkan rekaman CCTV.
"Kami sudah punya fotonya. Kami sedang kembangkan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan di Kodam Jaya, Jakarta Timur, Kamis (13/4).
Komentar
Posting Komentar