Guru Besar UI, Ingatkan Dibelakang Anies-Sandi Banyak Kelompok Radikal Dan ISIS, Mereka Ingin Jakarta Chaos
Jangan sampai salah langkah, berbahaya utk NKRI
Aksi bela Islam dan ulama dengan mendompleng pilkada DKI Jakarta sebenarnya merupakan upaya pentolan Islam radikal untuk membawa agenda Islam transnasional ke Indonesia.
Agenda besar dari kelompoj radikal tersebut salah satunya adalah mewujudkan Jakarta Bersyariah dengan menjadikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai kuda troya.
Hai itu dikarenakan pasangan Anies-Sandi sangat mudah dikontrol yang memang sangat lemah dari segi leadership.
“Aksi bela Islam ini hanya kedok saja. Demikian juga kasus Ahok, hanya sasaran antara. Karena tujuan yang sesungguhnya membangun kota Jakarta sebagai kota syariah serta mendirikan negara khilafah. Mereka masuk lewat Anies-Sandi. Karenanya, kalau pemilih Jakarta tidak jeli membaca arah dari aksi ini maka bisa terjebak sendiri nantinya,” ujar Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Arbi Sanit di Jakarta, Jumat (31/3).
Dia mengatakanbmasuknya agenda Islam transnasional melalui Anies-Sandi sangat masuk akal. Pasalnya, dari ideologi, Anies-Sandi dan kelompok Islam puritan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu Jakarta Bersyariah.
Oleh karena itu, moment pilkada DKI Jakarta ini menjadi pertarungan mereka guna mewujudkan Jakarta Bersyariah.
“Kalau Anies-Sandi menang, mereka dengan mudah membelokan arah pemerintah, termasuk menjadikan Jakarta sebagai kota syariah. Bahkan bisa merebut kekuasaan dari Anies-Sandi,” tuturnya.
Sementara jika Basuki-Djarot yang menang maka sangat sangat sulit wewujudkan Jakarta Bersyariah. Soalnya, komitmen kebangsaan pasangan Basuki-Djarot tidak perlu diragukan lagi. Bahkan keduanya dengan tegas menolak penerapan syariah di Jakarta.
“Jadi, kelompok pendukung Anies-Sandi itu terus memainkan sentimen agama dan ras. Ini sangat efektif,” terangnya.
Dia melihat bahwa kelompok radikal ini akan terus melakukan politisasi SARA untuk menggerus elektabilitas Basuki-Djarot.
Karena inilah satu-satunya cara mengalahkan Basuki-Djarot.
“Sebab kalau adu program, udah nggak selevel. Banyak ngaconya program Anies-Sandi itu,” tuturnya.
Selain itu, pasangan Anies-Sandi kata Arbi juga diboncengi oleh agenda Islamic State Iraq and Syiria (ISIS). Hal ini terlihat dari masuknya nama pentolan ISIS dalam barisan pendukung paslon nomor 3 ini.
Dia berharap agar pemilih Jakarta menjaga momentum pilkada ini agar tetap kondusif.
Sebab agenda Negara Islam Irak dan Suriah ini akan cepat masuk ke tanah air jika pilkada Jakarta rusuh.
“Kalau rusuh maka masuk kekuatan dari luar yaitu ISIS. Dan ISIS memang menunggu kapan Jakarta kacau,” ulasnya.
Dia menjelaskan bahwa konsep masuknya ISIS ini bukan lagi dengan kudeta, tetapi settingannya memang huru-hara.
Ketika negara sudah menjadi kacau, barulah pentolan ekstrimis ISIS ini berbondong-bondong pulang ke tanah air demi memperluas cakupan kekacauan.
“Lalu mereka berkuasa. Dan disitulah mereka akan membentuk negara khilafah seperti yang mereka inginkan. Sekarang, Rizieq nggak main di aksi 313. Tetapi Bachtiar Nasir yang maju. Dan Bachtiar ini disinyalir bagian penting ISIS di Indonesia. Tetapi, memang banyak pentolan ISIS di Indonesia. Setelah Bachtiar, ada lagi pentolannya,” imbuhnya.
Pada saat ini, jelasnya, orang Indonesia yang menjadi pentolan ISIS yang berada di Philipina Selatan bersiaga penuh ke Indonesia.
“Mereka akan pulang ke Indonesia seandainya ada kerusuhan di Jakarta. Jadi sesungguhnya, proyek kekisruhan di Jakarta ini sebenarnya agenda ISIS.
Jadi, nantinya ISIS akan mendompleng agenda terselubungnya melalui pasangan Anies-Sandi. Kemenangan Anies-Sandi akan dimanfaatkan mereka bukan hanya untuk membuat Jakarta bersyariah, namun juga agar membuat kekacauan agar nantinya ISIS dapat masuk ke Indonesia.
Komentar
Posting Komentar