Langsung ke konten utama

10 Alasan Saya Menolak “Khilafah” Menguasai Jakarta

Seseorangan bernama Fatima Akilu dari Nigeria, yakni seorang aktifis perempuan dan dulu juga pernah bekerja di pemerintah sebagai Direktur Bidang Komunikasi Strategis dan Analisis Perilaku untuk program menangkal extremisme. Fatima bekerja keras untuk melawan Bokoharam, kelompok ekstrimis yang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Nigeria.

Dia menjelaskan bagaimana Bukoharam bisa mendapatkan peluang berkuasa di Nigeria. Pertama, Bokoharam yang nama aslinya adalah Jama’atu Ahlis Sunna Lidda’awati wal-Jihad (JAS), adalah kelompok ekstrimis di Nigeria yang berhasil mendirikan negara Islam di beberapa daerah seperti Yobe, Borno, Plateau, and Niger.

Didirikan oleh Mohammad Yusuf pada tahun 2002, gerakan jihadis dimulai dengan pendirian sebuah kawasan Sekolah Islam di Maiduguri, Nigeria yang sangat menarik perhatian anak-anak dari keluarga miskin di sana. Kemudian, Yusuf menggunakan sekolah tersebut sebagai tempat cuci otak dan rekrutmen ekstrimis.

Kedua, JAS yang kemudian dikenal dengan Bokoharam rajin menyuarakan anti korupsi dan keadilan untuk rakyat Nigeria. Mohammad Yusuf begitu gencar memengaruhi masyarakat dengan propaganda negara Islam yang anti korupsi dan akan mensejahterakan mereka. Tampaknya propaganda ini berhasil.

Dukungan mengalir deras ke Bokoharam untuk mendirikan Khilafah yang benar. Sebelumnya, implemenasi Shariah Islam dilakukan secara formal di 12 wilayah utara Nigeria sejak tahun 1999-2001 untuk melawan korupsi, ketimpangan dan ketidakadilan. Sayangnya gagal.

Ketiga, Propaganda Yusuf juga mendapatkan dukungan luas, terutama dari politisi dan elit kekuasaan yang ingin memenangkan pemilu. Mereka menggunakan pengaruh Bokoharam untuk menang di politik. (saya jadi ingat Pilkada Jakarta dimana kelompok penjuang khilafah ada di belakang salah satu calon).

Keempat, 2009 Bokoharam dikalahkan dan 800 pengikut mereka meninggal karena pecahnya kekerasan antara Bohoharam dan polisi/militer. Mereka kembali muncul setelah pemimpin baru Abubakar Shekau, dulu sebagai deputi Yusuf. Kemudian melakukan serangan balik. Di bawah kepemimpinan Shekue, Bokoharam lebih banyak melakukan serangan dan penculikan warga untuk mendukung upaya pendirian negara Islam.

Kelima, seperti gerakan ekstrimis lainnya, Bokoharam juga membutuhkan administrasi, institusi, uang dan dukungan luas. Maka sedikit demi sedikit menggeser peran pemerintah dengan menggantikan dengan administrasi tandingan yang diciptakan dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang telah kerja sama dengan mereka dan berhasil menguasai politik dan pemerintah di beberapa wilayah.

Keenam, mereka mengontrol penuh wilayah kekuasaan mereka. Kasus ini sama dengan pola yang dikembangkan Taliban di Afghanistan, Al-Shabab di Somalia. Negara Khilafah yang diciptakan berusaha memenuhi kebutuhan warganya. Bahkan, Yusuf sudah memikirkan ini jauh sebelumnya dengan membuat isntitusi pengganti struktur negara yang asli, membentuk kabinet, pengadilan, departemen dan penunjukan pemimpin lokal yang disebut amir.

Ketujuh, setelah mengusai beberapa wilayah, pemberlakuan Syariah Islam mulai mengarah pada pelarangan merokok dan narkoba, laki-laki harus memanjangkan jenggot, perempuan harus menutup seluruh tubuhnya termasuk wajah, pelarangan tidak keluar rumah kecuali ada ijin. Tapi semua aturan ini tidak berlaku buat para senior Bokoharam sendiri.

Kedelapan, situasi semakin mencekam. Tidak ada narasi lain kecuali Bokoharam. Para akademisi dan pemuka agama yang tidak sepakat dengan Bokoharam dibungkam dan bahkan dibunuh. Suara progresif dihilangkan dan dimatikan. Ketakutan sangat kuat dikalangan aktifis, akademisi, ulama, dan orang2 yang tidak sepakat Bokoharam. Mati adalah konsekuensi jika melawan. Semua yang melawan dicap TAKFIR (sebutan orang tidak beriman)

Kesembilan, alih-alih mensejahterakan rakyatnya, di daerah kekuasaan Bokoharam, justru masyarakat sangat sulit secara ekonomi dan hilang semua janji kesejahteraan. Pembunuhan, perkosaan, pemaksaan kawin atas nama “jihad” membuat rakyat nigeria mulai menyadari bahwa mereka melakukan pilihan politik yang salah.

Kesepuluh, kepercayaan publik menipis. Rakyat tidak lagi memilih calon pemimpin yang ada hubunganya dengan Bokoharam. Orang-orang lama mulai tersingkir dari kekuasaan. Sedikit demi sedikit suara progresif mulai terdengar. Mereka tidak setuju pendirian negara Islam.

Nigeria masih berbenah dan sekarang dengan pemerintah baru, kondisi mengarah pada sistem demokrasi. MEREKA SUDAH MERASAKAN 4 TAHUN DIBAWAH KONTROL BOKOHARAM

Begini pesan Fatima Akilu kepada saya,” jangan biarkan seorang calon yang di belakangnya didukung oleh kelompok-kelompk yang memiliki komitmen mendirikan negara Islam atau khilafah dan turunannya NKRI syariah dsb. Kami harus menderita 4 tahun karena melakukan pilihan dan dukungan yang salah. Kelompok ini tidak bisa dipercaya. Pada akhirnya mereka akan kelihatan aslinya.

Mereka tidak sungguh-sungguh mensejahterakan rakyatnya, tapi sebaliknya meraup keuntungan sendiri. Kata Fatima, KAMU HARUS BERJUANG UNTUK CALON YANG KOMIT PADA KEADILAN SOSIAL, MESKIPUN MEREKA BUKAN MUSLIM.

Terima kasih Fatima Akilu, yang telah memberikan pencerahan pada saya dan sedikit memahami apa yang terjadi di Nigeria. Saya sangat menghormati pilihan politik rakyat Jakarta dan kaum intelektual di belakang calon yang berkoalisi dengan pendukung khilafah.

Saya berharap kita semua tidak menyesal dengan mendukung gagasan khilafah terinstitusi ke dalam pemerintah NKRI kita, melalui Pilkada Jakarta. Apa yang terjadi di Nigeria, terjadi di beberapa negara Islam yang lain. Salah satu pemulus adalah para intelektual yang berpikir sesaat.

Saya tidak setuju ketidakadilan apapun terjadi di tanah Jakarta dan Indonesia, tapi saya juga sangat percaya ketidakadilan sosial yang terjadi hanya bisa diselesaikan dengan sistem demokratis dan negara NKRI kita jauh lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...