Jakarta -- Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi M. Nasir menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memastikan perguruan tinggi
bebas dari radikalisme dan terorisme.
Hal ini menjadi tindak lanjut keseriusan perguruan tinggi negeri dan swasta menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian mahasiswa.
"Tujuannya adalah kami ingin menjaga Indonesia harus dalam wawasan kebangsaan ini," ujar Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (25/8), usai menghadap Presiden Joko Widodo siang tadi bersama 16 rektor perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Nasir berkata,
pelibatan BIN dan BNPT menjadi salah satu aksi kebangsaan dari perguruan tinggi
se-Indonesia.
Nantinya, lanjut Nasir, aksi kebangsaan juga diwujudkan dengan cara memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh pembelajaran di kampus agar mahasiswa terhindar dari radikalisme.
Menristek Dikti mengatakan tugas pemerintah nantinya adalah mengafirmasi perguruan tinggi terkait program-program pencegahan radikalisme.
Rencananya, Kemenristekdikti juga akan mempertemukan sekitar 2000 rektor dari seluruh Indonesia pada akhir September guna memperkuat komitmen kebangsaan.
Rencana tersebut, menurut Nasir, direspons baik Presiden Jokowi.
Nantinya, lanjut Nasir, aksi kebangsaan juga diwujudkan dengan cara memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh pembelajaran di kampus agar mahasiswa terhindar dari radikalisme.
Menristek Dikti mengatakan tugas pemerintah nantinya adalah mengafirmasi perguruan tinggi terkait program-program pencegahan radikalisme.
Rencananya, Kemenristekdikti juga akan mempertemukan sekitar 2000 rektor dari seluruh Indonesia pada akhir September guna memperkuat komitmen kebangsaan.
Rencana tersebut, menurut Nasir, direspons baik Presiden Jokowi.
"Cuma presiden
untuk memberikan waktu itu belum ditetapkan, tapi di akhir September,"
tutur Nasir.
Komentar
Posting Komentar