Langsung ke konten utama

BNPT Sebut Modus Baru Teroris

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, Selasa, 18 Juli 2017, di Jakarta, memberikan penjelasan tentang deportasi 152 WNI dari Turki. ISTMAN MPD
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius mengatakan pelaku teror terus berusaha mengembangkan modus operandi baru dalam melancarkan aksinya.

"Nanti penggunaan bahan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir bukan tidak mungkin akan terjadi," kata Suhardi 
Melihat potensi ancaman itu, menurut Suhardi Alius, seluruh unsur pemerintah dan masyarakat harus saling bahu membahu dan bekerjasama untuk meningkatkan kewaspadaan dalam rangka menghadapi radikalisme serta penanggulangan terorisme.

"Seluruh kekuatan di kewilayahan perlu disiagakan dan perlu ada peningkatan kemampuan bagi para stakeholder di wilayah untuk menghadapi segala kemungkinan bentuk ancaman yang akan dihadapi," kata dia.
Kepala BNPT   menekankan optimalisasi fungsi Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) dalam mendeteksi benih-benih terorisme dan radikalisme.

"Kalau ada gerak-gerik yang tidak biasa dari lingkungan sekitar kita, lebih baik kita ingatkan dan laporkan. Karena lebih baik mencegah sebelum kejadian," kata dia.

Mengingat Kota Palembang akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, secara khusus Kepala BNPT mengingatkan agar diwaspadai potensi ancaman terorisme yang dapat terjadi dalam kegiatan itu.

"Aparat pengamanan dan semua stakeholder yang ada di Palembang perlu memberikan perhatian khusus terhadap potensi ancaman tersebut, baik dalam hal sistem keamanan penyelenggaraan, pengawalan atlet dari dan menuju lokasi kegiatan, dan pengamanan terhadap tamu VIP," ujar Kepala BNPT .

Kepala BNPT Suhardi Alius berada di Palembang menghadiri Rapat Koordinasi Kominda se-Sumatera Selatan dalam rangka Penanganan Konflik SARA dan Penanggulangan Terorisme di Sumatera Selatan serta uji publik buku petunjuk penindakan aksi terorisme yang diselenggarakan oleh Kedeputian II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...