Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Terungkap! PT DGI Didukung Nazaruddin untuk Muluskan Proyek yang Berujung Korupsi

JAKARTA  - PT Duta Graha Indah (PT DGI) pernah didukung oleh pemilik Permai Group, M. Nazaruddin untuk menggarap berbagai proyek yang berujung korupsi. Hal itu terungkap dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Dudung Purwadi. Sejumlah ‎proyek yang berujung korupsi tersebut yakni, proyek pembangunan wisma atlet ‎dan gedung serbaguna di Provinsi Sumatera Selatan serta proyek pengadaan alat kesehatan (alkes) di Rumah Sakit Khusus Universitas Udayana, Bali. "Menurut beliau (El Idris, Eks Manager Marketing PT DGI), ada dukungan yang saat itu, ada kekuatan yang saat itu tersebar di dunia‎ konstruksi ada pihak (Nazaruddin) yang mempunyai kekuatan di proyek itu," kata mantan Manajer Pemasaran PT Wijaya Karya, Mulyana saat bersaksi di sidang Dudung Purwadi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2017). ‎Mulyana mengakui, bahwa dirinya mengenal sosok mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin yang memang sudah terkenal sebagai pengatur sejumlah proyek di Indon...

BNPT Sebut Modus Baru Teroris

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (  BNPT  ) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius mengatakan pelaku teror terus berusaha mengembangkan modus operandi baru dalam melancarkan aksinya. "Nanti penggunaan bahan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir bukan tidak mungkin akan terjadi," kata Suhardi  Melihat potensi ancaman itu, menurut Suhardi Alius, seluruh unsur pemerintah dan masyarakat harus saling bahu membahu dan bekerjasama untuk meningkatkan kewaspadaan dalam rangka menghadapi radikalisme serta penanggulangan terorisme. "Seluruh kekuatan di kewilayahan perlu disiagakan dan perlu ada peningkatan kemampuan bagi para stakeholder di wilayah untuk menghadapi segala kemungkinan bentuk ancaman yang akan dihadapi," kata dia. Kepala  BNPT    menekankan optimalisasi fungsi Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) dalam mendeteksi benih-benih terorisme dan radikalisme. "Kalau ada gerak-gerik yang tidak biasa dari lingkungan sekitar kita, lebih ba...

Perkuat Pancasila Untuk Hadang Radikalisme

Isu radikalisme akhir-akhir ini cukup sering terdengar di masyarakat dan menjadi sebuah perdebatan yang tak jarang berujung dengan kesalahpahaman dalam menerjemahkan makna radikalisme tersebut, jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka radikalisme memiliki tiga pengertian yaitu paham atau aliran yang radikal dalam politik, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, dan sikap ekstrem dalam aliran politik. Berdasarkan pemahaman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, maka bisa dipastikan jika radikalisme memang selalu berkaitan dengan politik, seperti kisah kartun Tom and Jerry. Setelah mengetahui makna radikalisme maka langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab munculnya gerakan radikalisme tersebut, jika merujuk pada sejarah maka gerakan radikalisme pertama di Indonesia muncul pada periode awal kemerdekaan, gerakan radikal tersebut adalah Darul Islam atau Tentara Islam Indonesi...

Selama Radikalisme Tumbuh Subur, Terorisme Terus Berkembang

Selama radikalisme tumbuh subur, maka terorisme akan cepat berkembang-biak dengan cepat. Saya ibaratkan terorisme di Indonesia memiliki ajian “rawa rontek” yang memberikan hidup abadi. Konon, ajian yang disebut dengan “pancasona” ini selama tubuh masih menyentuh tanah/bumi, meski tubuh itu sudah terpenggal, akan menyambung dan hidup lagi. Demikian pula dengan terorisme. Selama radikalisme dibiarkan, malah acap kali masuk dalam kanal politik praktis dan digunakan rezim kekuasaan sebagai pemukul lawan politik—terorisme tidak akan pernah mati. Benar Santoso Abu Wardah telah mati, tapi “jiwa teror” Santoso akan merasuki tubuh-tubuh lain dalam ranah radikalisme yang akhirnya menjelma Santoso-Santoso baru. Terorisme tidak pernah mati di Idonesia terbukti dengan lahirnya beberapa lintas generasi. Tito Karnavian saat menjadi Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pernah menyebut “gelombang kedua” terorisme dengan munculnya aksi-aksi terror terkait ISIS di Indonesia pas...

Kemenristekdikti Gandeng BIN Cegah Radikalisme di Kampus

Jakarta  -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memastikan perguruan tinggi bebas dari radikalisme dan terorisme. Hal ini menjadi tindak lanjut keseriusan perguruan tinggi negeri dan swasta menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian mahasiswa. "Tujuannya adalah kami ingin menjaga Indonesia harus dalam wawasan kebangsaan ini," ujar Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (25/8), usai menghadap Presiden Joko Widodo siang tadi bersama 16 rektor perguruan tinggi seluruh Indonesia.  Nasir berkata, pelibatan BIN dan BNPT menjadi salah satu aksi kebangsaan dari perguruan tinggi se-Indonesia. Nantinya, lanjut Nasir, aksi kebangsaan juga diwujudkan dengan cara memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh pembelajaran di kampus agar mahasiswa terhindar dari radikalisme. Menristek Dikti mengatakan tugas pemerintah nantinya adala...

Mengafirkan Orang, Bibit Gerakan Terorisme dan Radikalisme

Jakarta  - Gerakan radikal dan terorisme sudah menjadi ancaman yang nyata bagi bangsa Indonesia. Bahkan, kelompok-kelompok yang selalu menyuarakan pendirian negara di luar Pancasila sudah terang-terangan menyatakan keinginannya mendirikan khalifah di Indonesia. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, mengakui dirinya pernah mendalami apa saja faktor penyebab atau bibit tumbuh dan berkembangnya aksi teror dan radikalisme di dunia. Menurut para ulama Arab seperti Syeikh Dr Najih Ibrahim dan Syeikh Ali hasan Al Halaby, dijelaskan Ansyaad, setiap gerakan aksi teror dan radikalisme selalu dimulai dengan aksi mengafirkan orang. "Bahkan sesama umat Muslim pun saling mengafirkan. Biasa disebut paham takfiri, orang lain termasuk Muslim juga kena dikafir-kafirkan," kata Ansyaad Mbai dalam rangkaian kegiatan "Temu Kader Kebangsaan" Indonesia Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/5). Yang kedua, sebagai salah satu faktor yan...

Pencegahan Terorisme, UU Terorisme dan ITE Harus Saling Dukung

Jakarta -  Undang-undang (UU) Terorisme yang saat ini masih dalam tahap pembahasan di DPR, diharapkan bisa saling mendukung dengan UU Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam pencegahan terorisme melalui dunia maya. Hal itu dikemukakan pakar hukum Romli Atmasasmita, seusai pertemuan kelompok ahli BNPT di Jakarta. “Meski dalam UU ITE sudah lengkap tentang pasal-pasal penghinaan dan sebagainya melalui dunia maya, dalam UU Terorisme nanti juga harus dimasukkan, terutama yang menyangkut propaganda radikalisme dan terorisme. Intinya sepanjang isinya penghinaan, penistaan melalui media sosial itu ancamannya berat, apalagi terorisme,” kata Romli, seperti rilis yang diterima redaksi, Selasa (6/12). Menurut Romli, antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme melalui dunia maya ini harus dilakukan secara tegas. Apalagi terbukti, beberapa aksi terorisme di Indonesia dilakukan oleh pelaku yang terjangkit ajaran kekerasan melalui dunia maya seperti beberapa aksi lone...

Menelusuri Sejarah Singkat Terorisme di Bumi Indonesia

Dalam berbagai pemberitaan, banyak disebut aksi terorisme yang terjadi di Indonesia didasari oleh semangat jihad dalam rangka menegakkan syariat Islam. Hal tersebut kemudian berisiko membentuk opini negatif di masyarakat mengenai makna jihad yang sesungguhnya. Lebih dari itu, aksi terorisme tersebut juga berpotensi mendiskreditkan posisi Islam, baik di mata nasional maupun internasional. Apa yang sebenarnya terjadi dengan semua hal tersebut? Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen Agus Surya Bhakti, pernah mengatakan bahwa terjadi penyimpangan makna jihad yang disamakan dengan terorisme. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena adanya kedangkalan dan keterbatasan pemahaman para pelaku aksi terorisme mengenai makna jihad yang dimuliakan oleh Islam. Memang benar jihad itu baik, Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja menegaskan dalam Fatwa Nomor 3 Tahun 2004 bahwa jihad itu ...

Menangkal Radikalisme, Penguatan Radikalisasi Pancasila Harus Dilakukan

Bangsa Indonesia adalah negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga menjadi incaran dan sasaran gerakan politik yang mengatasnamakan Islam, termasuk kelompok ISIS. Kompleksitas radikalisme di Indonesia yang tidak mudah diselesaikan karena akan selalu dikaitkan dengan pergolakan dunia lain terutama Timur Tengah, sehingga pilihan untuk penguatan basis kebangsaan dan ke Indonesian dengan memberikan pemahaman dan penguatan nasionalisme merupakan solusi jangka panjang yang harus ditempuh oleh pemerintah, disamping solusi jangka pendek yaitu dari sisi penegakan hukum dan ketegasan sikap dari keamanan yang berwenang. Keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat mengkhawatirkan di kalangan dunia internasional, karena dianggap mengganggu perdamaian dunia, oleh karena itu gerakan anti ISIS banyak bermunculan di berbagai negara, tidak ketinggalan di Indonesia, gerakan penolakan ISIS pun marak bermunculan di berbagai kegiatan sebagai upaya menangkal pe...

Benarkah Ada Kebangkitan Radikalisme Di Indonesia?

Akhir-akhir ini, benak saya terusik dengan berbagai opini yang disuarakan secara gencar oleh sejumlah kalangan. Akademisi, insan media, selebtwit, artis, dan sederet manusia populer, ramai-ramai menyuarakan keprihatian bertajuk: bangkitnya radikalisme di Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk meyakinkan rakyat, nih, ada bahaya yang sangat mengerikan . Bahaya kebangkitan kaum radikal yang perlu ditangkal. Kalian semua bakal dapat masalah segede gaban, jika tidak segera mengantisipasi dan melawan kebangkitan kaum radikal ini! Sekali lagi, tesis yang mereka angkat adalah: Indonesia sedang memasuki fase gawat darurat karena kebangkitan kaum radikal! Tesis yang sangat mengerikan, bukan? Tak hanya bikin bulu kuduk merinding, tetapi opini tersebut berpotensi menjadi labelisasi massal untuk ratusan juta kaum Muslimin di seluruh Indonesia. Kalangan muslim yang santun dan hidup damai berdampingan dengan agama lain, tiba-tiba distigmatisasi sebagai sobat kentalnya ISIS yang antide...

RUU Anti Teroris Mangkrak. Disengajakah? Mungkinkah Teroris Dipelihara ?

Terorist atau Teroris adalah julukan atau sebuat bagi orang yang profesinya, kerjaannya, obsessinya, hobinya melakukan teror terhadap negara atau pemerintahan melalui gangguan keamanan dengan cara kekesaran pada rakyat. Ini pemahaman saya pribadi. Menurut Wikipedia, Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. … Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Menurut KAmus Besar Bahasa indonesia, Teroris adalah orang yang menggunakan cara kekerasan untuk menimbulkan rasa takut. Biasanya digunakan untuk tujuan politik. Dilihat dari definisinya saja, Teroris adalah berbahaya dan harus dimusnahkan. Lalu kenapa Dewan Wakil Rakyat tidak bertindak cepat ketika sebagian besar rakyat melihat bahwa negara SAAT INI sudah dalam keadaan diteror dan menimbulkan banyak korban? Apakah ini su...

Fanatisme Negatif Dalam Beragama Menimbulkan Pemikiran Ekstrimisme dan Tindakan Radikalisme

Para pembaca dimanapun berada mungkin sering membaca suatu artikel, berita, ataupun postingan-postingan di media sosial dari seseorang ataupun banyak orang yang berisi tentang nilai-nilai keagamaan yang dianut dan dipercaya. Bahkan terkadang si penulis atau narasumber tersebut membandingkan ajaran agamanya dengan ajaran agama orang lain yang berbeda. Fanatisme si penulis atau narasumber tersebut memang tidak bisa disalah artikan sebagai suatu pemahaman yang salah, namun terkadang terkesan berlebihan dan dapat menimbulkan perdebatan yang tidak akan bertepi. Seperti halnya penafsiran suatu ayat suci, sebagai manusia tentunya kemampuan untuk menafsirkan makna yang tersirat akan berbeda juga pada diri masing-masing umat dan tentunya sering menimbulkan perdebatan tidak hanya pada umat biasa bahkan hingga ahli agama. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, fanatisme artinya keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). ...

JK: Semua Teroris Radikal Tapi Tidak Semua yang Radikal Teroris

Jokowi dan JK menjenguk korban bom Kampung Melayu (Foto: Agung Rajasa/Antara) Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak kaget dengan klaim ISIS atas semua aksi teror. Menurut dia, klaim tersebut memang sengaja disampaikan ISIS untuk menunjukkan eksistensinya. "Hal itu biasa, supaya ingin memperlihatkan, dia itu punya jaringan luas. Tapi belum tentu juga kan, susah diklarifikasi," kata JK di Kantor Wakil Presiden   Namun, JK mengapresiasi aparat bahwa saat ini pelaku pengeboman sudah diketahui dan bisa dilacak jaringannya. Kegiatan teror yang terjadi di Indonesia, kata dia, merupakan bukti bahwa teroris di Indonesia memiliki jaringan yang luas dengan pihak-pihak di luar negeri. "Semua teroris itu pasti radikal, tapi tidak semua yang radikal itu teroris. Nah karena ini dua-duanya, ya memang biasanya radikalisme, teroris yang radikal biasanya punya hubungan, dia punya networkingnya ada tapi kita tidak tahu," katanya.    Lebih lanjut JK kemudian...