Pemerintah lebih kerap mengambil langkah penanggulangan ketimbang antisipasi kenaikan harga beras. Padahal lebih efektif jika pemerintah melakukan antisipasi sebelum terjadi kenaikan harga.
"Iya jadi yang lebih efektif adalah antisipasi kenapa? karena sekarang ini kan kenaikan harga beras gampang, karena dari bulan Desember itu yang namanya Natal dan Tahun Baru pasti permintaan akan naik. Artinya kondisi ini bisa berlaku sampai hari ini," kata Ekonom Indef Bhima Yudhistira, Selasa (9/1/2018).
Awal 2018, harga beras naik. Ini terjadi di Pasar Induk Cipinang dengan kenaikan Rp 800 dari kategori beras medium, serta Rp 500 dari kategori beras premium.
Faktor cuaca juga kerap dianggap sebagai penyebab naiknya harga beras karena pasokan turun.
"Harusnya kalau melihat itu pemerintah harusnya minimal 3 bulan sebelumnya sudah punya stok yang cukup terutama untuk beras. Jadi enggak ada yang namanya kenaikan harga yang tiba-tiba karena stoknya terus berjalan," ujarnya.
"Cuaca semua sudah tahu bahkan sampai Maret 2018 yang namanya cuaca itu buruk, merata, hampir di semua Indonesia curah hujannya lagi tinggi. Nah saya kira ini salah satu lubang yang pemerintah kurang perhatikan," lanjut Bhima.
Dengan begitu langkah preventif perlu diperkuat. Jangan setelah terjadi kenaikan harga baru pemerintah melakukan antisipasi. Selain itu, peran Satgas Pangan juga harus diperkuat.
"Satgas pangannya itu lebih ditingkatkan kinerjanya untuk cegah aksi-aksi spekulan. Ini enggak terjadi akhirnya seakan-akan kaget bahwa 'wah ini permintaannya lagi naik'," tambahnya.
Komentar
Posting Komentar