Pemerintah memutuskan impor 500.000 ton beras akhir Januari 2018. Beras impor itu dipasok dari Thailand dan Vietnam.
Selain dari kedua negara tetangga di ASEAN itu, beras impor juga akan dipasok dari Pakistan. Pemerintah telah menunjuk Perum Bulog selaku importir.
Bagi pemerintah impor beras untuk mengamankan cadangan di gudang Bulog. Dalam kondisi aman, cadangan beras di gudang Bulog harus di atas 1 Juta ton.
Kecukupan cadangan Bulog sangat penting agar pasokan beras tetap lancar sehingga harga tidak melonjak.
"Agar tidak terjadi gejolak harga yang ada di daerah-daerah," kata Jokowi.
Senada, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), menyatakan, impor beras untuk menjaga stok di gudang Bulog. Menurut JK, kebijakan impor diambil karena pemerintah tak mau ambil risiko kekurangan pasokan, meskipun diproyeksi bakal ada panen di Januari, Februari, dan Maret tahun ini.
Rencananya, akhir Januari 2018 akan masuk 500.000 ton beras dari Thailand dan Vietnam.
"Di Januari, Februari, Maret, tapi ya kita tidak boleh berspekulasi. Pemerintah tidak mengambil risiko stok," ujar JK di Istana Wapres, Jakarta, Senin (15/1/2017).
JK menegaskan, cadangan beras di gudang Bulog tidak boleh kurang dari 1 juta ton. Alhasil, kebijakan impor diambil untuk mengamankan stok beras.
"Oleh karena itu yang impor itu untuk menambah stok bulog, cadangan tidak boleh kurang daripada 1 juta ton dalam keadaan apapun," tutur JK.
Komentar
Posting Komentar