Langsung ke konten utama

Bicara soal Gesekan di Pilkada, JK: Perbedaan Muncul Akibat Medsos

Bicara soal Gesekan di Pilkada, JK: Perbedaan Muncul Akibat Medsos
Wapres Jusuf Kalla optimistis tidak ada gesekan di Pilkada 2018. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, JK menyebut gesekan itu malah muncul saat penghitungan suara.

"Potensi itu belum berarti ada gesekan, 2015 gesekan setelah dihitung. Jadi waktu pemungutan suara nggak ada apa-apa, gesekannya biasanya waktu dihitung," ujar JK di acara 'Mata Najwa' yang tayang di Trans7, Rabu (10/1/2018).


JK kemudian mencontohkan soal konflik akibat penghitungan suara yang terjadi di Papua. Ia menyebut hal itu hanya masalah tata cara menghitung.

"Di Papua bukan apa-apa, tapi masalah cara menghitung, pakai noken. 2016 tidak apa-apa, ini 2018 saya yakin tidak ada. Bahwa ada ketegangan-ketegangan, iya," katanya.


Berdasarkan pengalaman itulah, JK menyebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Menurutnya, gesekan bisa diminimalkan karena tidak ada poros partai. 

"Dari pengalaman yang ada, kita tidak perlu khawatir. TNI-Polri menjaga situasi. Karena tidak ada poros, hari ini di kabupaten A, Golkar dengan PDIP, di kabupaten B Demokrat dengan Golkar. Jadi tidak ada suatu kelompok bersama. Saling silang," ucap JK memberi contoh. 


JK menambahkan adanya isu SARA terjadi akibat dampak dari media sosial. Ia kemudian mencontohkan isu SARA di negara Amerika.

"Saya kira hanya isu SARA, semua perbedaan muncul akibat medsos. Tapi kita masih lumayan. Di Amerika, Trump melarang Islam masuk, melarang Meksiko. Dia lebih SARA. Di Indonesia tidak ada itu, 'Kristen jangan' tidak ada. Di Jakarta bukan perbedaan agama, tapi omongannya Ahok yang bermasalah. Kan bukan perbedaan agama," paparnya.


JK pesimistis isu SARA berlaku di Indonesia. Menurutnya, setiap paslon punya solusi untuk meminimalkan konflik di daerah rawan.

"Saya kira tidak, mungkin ada saja di daerah-daerah, tapi tidak menimbulkan suatu masalah besar. Di daerah konflik, di seperti Maluku, pasangannya Islam-Kristen. Jadi gimana bikin konflik, tidak ada konflik. Poso Islam-Kristen. Kalau gubernurnya Islam, wakilnya Kristen, atau sebaliknya. Itu di daerah-daerah sehingga tidak ada (konflik)," urainya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...

Heboh Lagi, Anonymous Sebarkan Rekaman Percakapan Firza Husein dan Rizieq Shihab. Simak Transkripnya!

Jakarta -  Sebuah situs kembali menghebohkan jagat pengguna medsos. Kali ini situs Gerilyapolitik.com  membeberkan sebuah transkrip dan rekaman... Gerilyawan menerima video-video terkait perselingkuhan Rizieq Shihab Imam Besar FPI dan Firza Husein, Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana (YSSC). Gerilyawan mengirimkan wawancara dengan Anonymous terkait hal ini Gerpol: Halooo Anonymous: wa’alaikum salam Gerpol: ha-ha-ha Anonymous juga religius? Anonymous: 😊 saya muslim tapi bukan FPI. Saya benci kemunafikan, Patrialis Akbar tinggal nunggu waktu Gerpol: maksudnya, video PA ada? Anonymous: adaa…. Gerpol: Ok nanti saja, terkait video2 Rizieq, mengapa anda membongkarnya? Anonymous: saya benci kemunafikan, apalagi pake daster agama, Rizieq sdah terlewat batas, saat Rizieq serang Ahok, saya tahan diri, masa bodoooo ini politik. Politik taek! Tapi saat Rizieq mau jadi Imam Besar Umat Islam Indonesia, kirim baiat kemana2, ini sudah keterlauan, cukup sudah dia menipu...