Langsung ke konten utama

TIGA TAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI, PROYEK PULAU MANDALIKA YANG MANGKRAK 30 TAHUN KEMBALI BERJALAN



Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memasuki tiga tahun masa kerjanya sebagai pemimpin bangsa. Dari sektor wisata, kepemimpinannya bersama menteri Kabinet Kerja berhasil mengembangkan pengembangan proyek wisata mangkrak 30 tahun yakni Pulau Mandalika.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Presiden Jokowi fokus meningkatkan sektor pariwisata, di mana potensinya ke depan akan bisa menjadi penerimaan negara nomor satu melewati komoditas.
 “Pariwisata Mandalika sudah 30 tahun, di era Presiden Jokowi ini pembangunan lebih cepat dari yang lalu. Sekarang Mandalika jadi, Bali teriak. (Turis) di sana hanya diam dua sampai hari saja. Mereka pergi ke Mandalika. Untuk itu ke depan kita akan perlebar lapangan terbang di Mandalika menjadi 3.000 meter supaya pesawat white body bisa masuk,” ujarnya di Kantor Staf Presiden, Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Proyek mangkrak lainnya yang dikerjakan adalah Pulau Benoa. Proyek wisata ini sudah 17 tahun tidak dikerjakan, di era Peresiden Jokowi akhirnya diteruskan pengerjaan terminal kapal pesiar.
“Pelabuhan Benoa sudah di groundbreaking. Itu selesai Agustus tahun depan. Ini ditunggu karena ke depan akan banyak kapal pesiar datang. Kita akan jadi hub kapal pesiar dunia,”ujarnya.
Luhut mengatakan, dengan terselesaikannya proyek pariwisata yang mangkrak ini maka target pariwisata dengan 20 juta wisatawan mancanegara di 2019 bisa tercapai. Meskipun saat ini, Bali sedang ada masalah terkait aktivitas Gunung Agung.
“Bali ada masalah penurunan 20%, tapi kita yakin bisa recovery. Lain-lain akan meningkat,” tandasnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...