Langsung ke konten utama

Dukung Jokowi Menyelamatkan Bangsa Dari Ideologi Anti Pancasila

Saat ini suasana kebatinan saya sungguh tidak baik, ada perasaan yang ingin memberontak didalam diri ini. Betapa tidak ketika seorang manusia mulai memprovokasi tubuh-tubuh tanpa jiwa dengan politik identitas yang hanya membuat sekat-sekat tak berguna yang ujungnya merusak kebhinekaan.
Saya setuju dengan pendapat bahwa Joko Widodo adalah seorang yang tepat menjadi Presiden pada saat sekarang ini, setelah 30 tahun masa orde baru yang menumpulkan otak dan 10 tahun masa autopilot yang mengerdilkan harga diri. Kenapa Jokowi tepat, karena beliau membuka mata bangsa ini bahwa Indonesia bisa lebih besar daripada sekarang, Indonesia yang selama ini dikerdilkan oleh para pemimpinnya dan pihak-pihak yang terancam bila Indonesia menjadi negara besar. 3 tahun saja kita lihat bagaimana potesi bangsa ini digali dan memang luar biasa hasilnya. Pembangunan dimana-mana, perbatasan dibangun, jalan di buka. Semua yang dilakukannya membuat negara-negara tetangga pun kagum sekaligus takut. Bagaimana tidak jika infrastruktur dari Sabang sampai Merauke dibangun, Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di Asia, potensi ini yang membuat tangan-tangan yang tidak terlihat hantu blau dari luar menjadi dag-dig-dug ketakutan. Kita melihat bagaimana massivenya serangan kepada Jokowi, mulai dengan doa yang tidak senonoh dari gedung yang katanya miring 7 derajat itu, sampai ujaran kebencian yang dikelola dengan profesional oleh kelompok Saracen. Tangan-tangan yang tidak kelihatan ini memang tidak terlihat tetapi kita bisa merasakan bahwa hal-hal yang kita lihat itu sebenarnya memiliki keteraturan yang tentu saja ada mastermindnya. Polanya sudah terlihat dari bergelombangnya demo angka cantik, dan semakin suburnya ujaran kebencian. Bahkan Seword media opini yang murni opini dari para penulisnyapun tidak luput dari serangan yang masif itu.
Adanya pihak-pihak yang menginginkan Indonesia kembali ke masa silam, bodoh dan bisa diatur-atur serta miskin tujuh turunan memang mulai terlihat sejak pembangunan masif yang dipimpin oleh Jokowi, terlebih setelah Revolusi Mental yang dicanangkan Jokowi mulai dilakukan dengan melakukan pembersihan aparat dari oknum-oknum korup yang berperilaku bagaikan binatang pengerat.
Infiltrasi ideologi memang benar-benar sudah terjadi di negeri ini, siapa yang tidak menginginkan kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya itu? Tentu saja tidak ada yang bisa menghentikan kebesaran dan kemegahan Indonesia jika dipimpin oleh pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat seperti Jokowi. Jangan tertipu oleh ideologi agama yang diusung selama ini, bisa jadi penggunaan isu agama adalah jalan untuk menghancurkan Indonesia, seperti kata seseorang bahwa di Indonesia hal-hal yang berbau agama pasti laku dijual. Karakteristik ini yang memang dimanfaatkan oleh the Invisible hand tersebut, menjual hal-hal yang berbau agama, tarik simpati primordial, pecah belah dengan politik identitas, maka NKRI akan hancur dan kembali ke jaman peradaban purbakala. Apakah itu yang kita inginkan, mari lihat kedepan, kita anak-anak kita, cucu kita, bagaimana nasibnya mereka. Hebatnya infiltrasi ideologi gelap itu dimulai dari sektor pendidikan, maka jangan heran sodara saat kita lihat seorang yang bergelar Doktor bahkan Professor berpikiran datar dan berpola pikir sumbu pendek. Inilah kehebatan mereka puluhan tahun melakukan infiltrasi mereka sukses mencangkokan ideologi pada para generasi penerus bangsa ini. Percayalah bila tidak dilakukan pembersihan dilingkungan pendidikan maka satu generasi bangsa ini akan hilang dalam ideologi gelap yang akan menghancurkan bangsa ini.
Jokowi dengan keberanian yang tidak disangka-sangka oleh para pembencinya dan the invisible hands telah membuat suatu terobosan yaitu menerbitkan Perppu Ormas, yang tentu saja bertujuan untuk membersihkan bangsa ini dari ideologi gelap yang telah merasuk kepada generasi penerus bangsa ini, Tentu saja Perppu ini membuat the invincible hands menjadi kejang-kejang dan mulut berbuih, maka sudah dapat dipastikan bahwa demo berjilid-jilid akan dilakukan lagi, tenang saja dana tak terbatas sudah disiapkan, manuver-manuver licik sudah mulai disebarkan, diawali dengan pidato yang mengiris identitas masyrakat maka selanjutnya akan banyak manuver lain yang akan mereka buat.
Disinilah kekuatan dan kekompakan serta loyalitas para pendukung Jokowi diuji untuk tetap kompak dan selalu berjuang untuk mencabut ideologi hitam yang sudah mengakar dan tertancap di otak para generasi muda penerus bangsa ini. Setelah Perppu Ormas menjadi Undang-undang seharusnya sekaranglah saatnya institusi pemerintah mulai bergerak , melakukan pembersihan yang masif dimulai dari sektor pendidikan, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa sektor pendidikan sudah diinfiltrasi dan di brainwash, apalagi institusi pendidikan dibawah naungan pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan harus proaktif untuk bergerak. Tentu saja kerjasama pemerintah dengan ormas tradisional seperti NU sangat diperlukan terutama untuk mencabut akar-akar ideology yang sudah merasuk sampai kedalam itu. Dengan gerakan yang terorganisasi dan masif diharapkan kita bisa merebut kembali generasi penerus yang sudah hampir hilang itu. Jangan sampai NKRI hilang ditelah kegelapan, mari berjuang bersama-sama mengusir ideologi yang akan menghancurkan Pancasila dan Kebhinekaan di NKRI. Dukung UU Ormas demi NKRI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...