Langsung ke konten utama

Pencapaian Presiden Jokowi Menuju 3 Tahun Pemerintahannya

Presiden Joko Widodo
Populernya Presiden Ke 7 RI, yakni Ir.H.Joko Widodo atau akrab dengan sapaan Jokowi di telinga rakyat Indonesia telah lama sejak masih menjadi Walikota Solo. Kala itu nama Jokowi populer karena beberapa prestasi yang diraih dalam kancah nasional hingga internasional, diantaranya meraih peringkat ketiga sebagai Walikota Terbaik Dunia dalam pemilihan World Mayor Project  2012. Prestasi demi prestasi yang diraih membuat karir politik Jokowi semakin terdongkrak. Mulai bulan Oktober tahun 2012 Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya resmi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia ke 7 mulai bulan Oktober 2014.


Presiden RI ke 7 yang juga merupakan lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada ini dikenal dengan  Agenda Prioritas selama memerintah dengan sebutan Nawa Cita. Melalui Nawa Cita Jokowi menerapkan kerja nyata demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Prinsip Jokowi pun sama kala masih memimpin Kota Solo, yang penting kerja, kerja, dan kerja. Bahkan hingga Jokowi memberi nama kabinetnya dengan sebutan Kabinet Kerja.
Banyak bukti kerja nyata yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan Kabinetnya sehingga membuat bangga rakyat Indonesia dan merasa tidak salah memilih Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Meskipun di lain sisi masih banyak pihak yang belum dapat menerima Jokowi. Diantara mereka ada yang melakukan fitnah dengan membuat berita hoax, memanfaatkan beberapa kebijakan untuk dijadikan sebagai citra kelemahan dan kegagalan Jokowi dalam memimpin Indonesia yang kemudian disebarluaskan. Seperti berita hangat saat ini yakni kenaikan tarif dasar listrik. Mereka menganggap ini bentuk kegagalan Jokowi, padahal di sisi lain kebijakan itu untuk memindahkan subsidi yang kurang tepat sasaran kepada hal lain yang lebih membutuhkan, misalnya pendidikan. Serta yang paling tidak masuk akal adalah menuduh Jokowi sebagai antek PKI. Untungnya semua informasi miring tersebut telah dibantah secara tegas oleh Jokowi. Maka dari itu, rakyat dituntut untuk lebih selektif dalam mengkonsumsi berita dari berbagai media.
Jokowi dikenal sebagai Presiden sederhana yang sangat peduli terhadap rakyat kecil, bahkan untuk beberapa kesempatan tidak jarang Jokowi turun langsung ke daerah-daerah untuk mengawal langsung kebijakannya.
Menjelang 3 tahun masa pemerintahan Jokowi, atau tepatnya Oktober 2017 mendatang ada banyak sekali pencapaian yang perlu diapresiasi. Singkatnya ada 3 bidang utama menurut laporan dari Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, yakni percepatan pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, dan kebijakan deregulasi ekonomi.
Dalam percepatan pembangunan infrastruktur yang paling menonjol adalah pembangunan berbagai ruas jalan di beberapa daerah baik di Jawa maupun di luar Jawa. Salah satu dampak dari bertambah nya ruas jalan adalah even mudik tahun 2017 berlangsung relatif lancar jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengevaluasi bahwa pelaksanaan mudik yang berjalan sesuai rencana disebabkan adanya penambahan ruas jalan. Misalnya dulu kemacetan parah terjadi di daerah Brebes dan bahkan sampai jatuh korban jiwa, namun di tahun 2017 tidak terjadi karena sudah ada 4 jalan layang di kawasan Brebes. Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi pemerintah karena pembangunan sudah sesuai dengan tujuan.
Total ruas jalan tol yang sukses dioperasionalkan di era Jokowi adalah 176 km hingga saat ini, dan menurut perencanaan hingga akhir tahun 2017 mendatang ada 568 km jalan tol yang beroprasi di era Jokowi. Hal ini tentu lebih banyak dari pada jika kita lihat pembangunan jalan tol era Presiden Soeharto yakni sepanjang 490 km dalam kurun waktu 20 tahun. Bahkan untuk lebih mendukung konektivitas darat antardaerah target Jokowi dalam 5 tahun pemerintahannya dapat membangun 1.260 km jalan tol. Ini tentu bukan hanya menjadi mimpi Jokowi semata, tentu seluruh rakyat Indonesia yang menginginkan kemudahan akses transportasi.
Kemudian di era Presiden Jokowi pula pembangunan infrastruktur di Papua lebih diperhatikan. Pembangunan Jalan Trans Papua yakni penghubung Sorong hingga Merauke  yang perencanaannya sudah ada saat era Presiden Habibie kini lebih masif lagi dikerjakan oleh Jokowi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Trans Papua kini telah terhubung sepanjang 3.851,93 km dari total target awal sepanjang 4.330,07 km. Pembangunan besar-besaran Papua ini karena jika dibandingkan dengan daerah lain, Papua adalah kawasan yang paling tertinggal dari segi infrastrukturnya terutama di daerah pedalaman. Sehingga diharapkan dengan Papua lebih tersentuh pembangunan akan dapat tercapai pemerataan pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan, dan pingggiran Indonesia.
Dalam fokus utama pembangunan kedua yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi adalah pembangunan manusia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari tahun sebelumnya berada dalam level 69,55 menjadi ke level 70,18. Hal ini menurut standar Program Pembangunan PBB (UNDP) menjadikan Indonesia masuk sebagai negara dengan kategori IPM tinggi. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan peningkatan IPM terbaik di kawasan Asia Pasifik. IPM sendiri merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia yang diukur dari tingkat pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.
Pendidikan yang merupakan sebagai salah satu penyumbang meningkatnya IPM memang pada tahun 2016 menunjukkan berkembangan yang pesat. Berdasarkan laporan dari  Kantor Staf Presiden di era dua tahun dari Pemerintahan Presiden Jokowi berhasil meningkatkan akses dan infrastruktur pendidikan. Ada 11.633 ruang belajar siswa di sekolah yang diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, 17.927.308 anak atau peserta didik yang telah menerima Kartu Indonesia Pintar, 726 unit sekolah baru yang terdiri dari SD, SMP, SMA/SMK, SLB telah di bangun pada wilayah yang termasuk rendah dalam partisipasi pendidikan, serta 14.223 ruang kelas baru telah dibangun untuk meningkatkan daya tampung sekolah jenjang SD, SMP, SMA,SMK, SLB.
Untuk memenuhi visi Presiden Jokowi yang termuat dalam Nawacita ke-3 yaitu pembangunan sekolah dan penyediaan guru di kawasan 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal), telah ditingkatkan 10 kali lipat pengiriman Guru Garis Depan (GGD) pada tahun 2016 menjadi 7.000 GGD, dibanding sebelumnya 797 GGD pada tahun 2015. 7000GGD tersebut tersebar di 31 Propinsi dalam 114 Sekolah Garis Depan. Semua berharap, dari kemajuan dalam lingkup akses dan fasilitas pendidikan ini dapat mendorong meningkatnya pemerataan kualitas pendidikan dan pengajaran yang ada di daerah 3T. Sehingga amanat UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa tentu bisa dicapai.
Tidak hanya dalam hal pendidikan, Presiden Jokowi juga berupaya meningkatkan rakyat Indonesia yang sehat. Hal ini terlihat dari beberapa kebijkan Jokowi seperti telah terdaftarnya 169.574.010 penduduk Indonesia terdaftar sebagai peserta BPJS (per 16/10/2016). Masyarakat yang tergolong ekonomi lemah sebanyak 91.166.408 telah menerima Kartu Indonesia Sehat (KIS), sehingga mereka mendapatkan kemudahan akses layanan kesehatan tanpa dipungut biaya apapun dan tidak ada biaya iuran sebagaimana BPJS. Program KIS ini bahkan telah menelan dana sebesar Rp 20 Triliun. Jokowi memang menyadari betul tentang urgensi dari kesehatan, sehingga perhatian lebih itu perlu. Karena semua tidak akan berarti jika tidak ada kesehatan dalam badan. Dengan tingkat kesehatan yang baik maka tingkat perekonomian akan berjalan dengan baik pula.
Tiga fokus utama yang terakhir adalah kebijakan deregulasi ekonomi. Deregulasi ekonomi sendiri merupakan upaya untuk harmonisasi peraturan, penyederhanaan proses birokrasi, dan peningkatan kepastian hukum sehingga daya saing industri daya beli masyarakat, investasi, ekspor, wisata, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Berbagai upaya deregulasi ekonomi hingga akhir tahun 2016 telah dilakukan Presiden Jokowi, diantaranya seperti pemangkasan 3.032 peraturan daerah yang menghambat perdagangan dan usaha yang terdiri dari retribusi jasa umum, implikasi putusan MK, konsekuensi peralihan urusan pemerintahan, pelayanan publik dan lain sebagainya. Kemudian dalam era Jokowi pula izin pendirian usaha makin cepat dan sederhana, misalnya dahulu jika proses pendirian perseroan terbatas (PT) memerlukan waktu hingga 30-44 hari kerja dengan 10 tahapan, namun Jokowi menyederhanakan menjadi cukup 4-6 menit saja dan cukup dalam 3 tahapan saja. Begitu juga proses perizinan di berbagai bidang lain, yang dahulu memerlukan waktu ratusan hari sampai tak terhingga, kini dipangkas drastis hingga 6 kali lebih cepat dari waktu semula. Tabel di bawah ini menunjukkan percepatan perizinan dalam berbagai bidang :
NoJenis BidangDahuluSaat ini
1Perizinan Listrik923 Hari256 Hari
2Perizinan Pertanian751 Hari172 Hari
3Perizinan Perindustrian672 Hari152 Hari
4Perizinan Kawasan Wisata661 Hari188 Hari
5Perizinan Pertanahan123 Hari90 Hari
6Perizinan Kehutanan111 Hari47 Hari
7Perizinan Perhubungan30 Hari5 Hari
8Proses Tax AllowacneTak Terhingga28 hari







Dengan semakin cepat, mudah, dan sederhana dalam pengurusan berbagai perizinan, maka akan banyak dampak positif yang dapat ditimbulkan, diantaranya iklim usaha masyarakat akan  meningkat sehingga peningkatan perekonomian akan lebih mudah untuk dicapai.
Demikianlah pemaparan saya tentang pencapaian yang di raih Indonesia dalam 3 tahun ini yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Tentu tulisan di atas adalah sebagian kecil saja dari pencapaian Jokowi,dan masih ada banyak pencapaian yang belum tertulis. Kita semua berharap dan berdo’a mudah-mudahan pencapaian-pencapaian untuk kemajuan Indonesia dapat terus meningkat, sehingga nama Indonesia lebih dikenal oleh dunia dan bahkan menjadi sumber inspirasi bagi negara lain. Dan yang pasti, berbagai kebijakan pemerintah akan berjalan dengan optimal jika ada  peran kita semua sebagai rakyat Indonesia.

Referensi :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...