
Jakarta – Permintaan maaf Panglima TNI saat Presiden Jokowi harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer menuju lokasi karena mobil yang ditumpanginya terjebak macet ternyata menjadi perhatian pihak oposisi. Berbagai perbincangan yang tidak ikhlas melihat presidennya berjalan kaki dianggap sebagai pencitraan bahwa jarak pun dianggap sebagai sesuatu yang dilebih-lebihkan.
Padahal yang meminta maaf dan mengungkapkan jarak itu adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam pidato penutupan Hari Ulang Tahun 5 Oktober 2017 lalu. Bahkan tidak kalah seru aksi jalan kaki tersebut oleh suatu web yang menamakan dirinya sebagai portal-islam mengkaitkan hal tersebut sebagai upaya untuk menutupi seluruh janji Jokowi.
Dalam suatu artikel singkat tanpa penjelasan yang akurat disebutkan oleh portal yang dulunya adalah portal pks-piyungan itu menyebut 10 janji Jokowi-JK yang belum ditunaikan.
Publik tentunya akan menilai mereka hanya berpikir bahwa mengurusi negara adalah sebuah proyek sulap sim salabim. Mereka takkan pernah tahu dan bahkan akan mengabaikan seluruh tantangan dan kendala baik domestik maupun global.
Pihak oposisi juga tentunya menutup mata dan sangat terusik atas berbagai hasil survei yang dirilis beberapa bulan belakangan dimana tingkat kepuasan publik semakin meningkat kepada Pemerintahan Jokowi-JK.
Bahkan lembaga survei tersebut lebih lanjut juga mengukur dari tingkat kepuasan tersebut meningkat akibat publik melihat kinerja nyata pemerintah khususnya dalam membangun infrastruktur. Pihak yang sejak dulu tidak mampu menerima Presiden Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia ini ternyata sisa 2 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali terhadap kinerja pemerintah.
Utang negara yang diungkit-ungkit oleh mereka yang tidak senang pemerintah Jokowi mampu membangun ratusan infrastruktur. Hasil pembangunan infrastruktur ini bahkan membuka mata masyarakat Indonesia bahwa pemerintah memang mampu membangun infrastruktur bila pemimpinnya fokus dan serius.
Sebagai kritik Presiden Jokowi juga telah menyatakan bahwa didalam negara demokrasi hal tersebut adalah biasa, bahkan bisa menjadi vitamin bagi pemerintah untuk lebih bersemangat membangun Indonesia. Presiden Jokowi juga secara rendah hati menyebut akan menerima kritik sebagai peringatan karena sebagai manusia tentu tidak lepas dari kesalahan. Presiden menyebut selama kritik tersebut dari niat baik tentunya sangat berguna bagi dirinya.
Presiden Jokowi tidak terlalu merisaukan hal tersebut karena percaya rakyat Indonesia dapat memilah informasi yang justru diawali dari niat tidak baik. “Ya politik itu seperti itu (bersaing menuju 2019), rakyat… saya melihat semakin matang mensikapi isu-isu seperti itu, (masyarakat) tidak terbawa arus (atau) opini-opini yang menyesatkan”. Kata Jokowi melalui wawancara ekslusifnya di MetroTV
Bahkan makin banyak isu Presiden Jokowi makin percaya bahwa masyarakat dapat memilah informasi yang baik dan membuang informasi yang sesat yang bahkan cenderung memprovokasi persatuan dan kesatuan negara. “Rakyat ini semakin banyak isu (malah) semakin matang dalam berpolitik, saya kira ini yang bagus” tegas Jokowi.
Komentar
Posting Komentar