Langsung ke konten utama

Kabar Gembira, Pulau di Ujung RI Ini Bakal Dialiri Listrik 100%

Kabar Gembira, Pulau di Ujung RI Ini Bakal Dialiri Listrik 100%

Ketersediaan listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan suatu wilayah. Tak terkecuali wilayah yang berada di garis terdepan, terluar atau terpencil Indonesia.

Hal inilah yang saat ini tengah diemban oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN), sebagai satu-satunya BUMN penyedia listrik di Indonesia. Misinya untuk menerangi seluruh desa di Indonesia pada 2019 mendatang harus dijawab meski tantangan dan medan yang dilalui terkadang terlihat mustahil untuk dilakukan.

Pulau Liran, bagian dari Kabupaten Maluku Barat Daya, menjadi salah satu daerah yang akan diterangi oleh PLN secara penuh dalam waktu dekat. Pulau terluar di sisi tenggara Indonesia ini masih sangat minim disentuh oleh pembangunan, khususnya BUMN.

Bahkan wilayah yang lebih dekat ke negara Timor Leste ini mendapat sentuhan lebih banyak dari negara tetangga tersebut dibanding Indonesia. Mulai dari kesehatan, jaringan telekomunikasi, hingga pasokan beras dan rokok. Ironis memang, di tengah fakta bahwa 80% kebutuhan logistik Timor Leste justru dipasok oleh barang-barang dari Indonesia sendiri.

PLN sendiri saat ini telah membangun infrastruktur kelistrikan di Pulau Liran dengan total biaya lebih dari Rp 12 miliar sejak 2015 lalu. Namun dalam perjalanannya, tidak semua kepala keluarga di Pulau Liran bisa membayar biaya pemasangan listrik ke rumahnya, sehingga masih banyak rumah yang belum teraliri listrik.

Kabar Gembira, Pulau di Ujung RI Ini Bakal Dialiri Listrik 100%
Bantuan pemasangan listrik pun akhirnya diberikan gratis untuk 130 Kepala Keluarga (KK), sekolah dan lampu penerangan jalan senilai lebih dari 450 juta rupiah pada awal Agustus lalu. Namun, masih ada sekitar 25 KK lagi di Dusun Uspisera yang belum tersambung jaringan transmisi dari PLTD yang telah dibangun oleh PLN.

Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan, saat ini pihaknya akan membangun jaringan transmisi tersebut sepanjang kurang lebih 4 km lagi, dan ditargetkan rampung pada bulan November mendatang.

"Di Liran, wilayah sebelahnya ini sudah dilistriki, tapi sebelahnya lagi belum. Belum itu karena medannya di balik gunung. Jalan ke sana belum ada, sehingga harus merintis jalan ke situ. November kita targetkan selesai pembangunan distribusi 4 km. Kita berharap Pulau Liran bisa terlistriki semuanya," katanya saat ditemui di Pulau Liran, Maluku, Rabu (20/9/2017).

Kabar Gembira, Pulau di Ujung RI Ini Bakal Dialiri Listrik 100%Foto: Eduardo Simorangkir-detikFinance

Kehadiran PLN sendiri disambut hangat warga Pulau Liran. Warga mengaku sejak masuknya listrik, kehidupan perekonomian mereka lebih terbantu, karena warga tidak lagi terbebani biaya bahan bakar untuk penerangan dan aktivitas lainnya.

"Dulu sebelum ada listrik, saya harus menggunakan tiga pelita, dalam sebulan kami bisa menghabiskan 200 hingga 300 ribu rupiah.namun dengan masuknya listrik kini kami hanya membayar 30-60 ribu saja perbulan," tutur Moses, salah satu warga Liran di tempat.

Warga lainnya bernama Agus mengaku kini bisa menghemat hingga Rp 3 juta lantaran listrik yang digunakannya lebih hemat.

"Dulu saya pakai mesin genset berbahan bakar solar. Satu malam itu habis 10 liter atau Rp 100.000. Sekarang beli token listrik, cukup Rp 100.000 sebulan. Enggak pusing-pusing lagi lihat mesin genset sudah habis atau belum untuk isi bahan bakar," ungkapnya.

Sebagai informasi, seluruh pasokan listrik di Pulau Liran saat ini berasal dari suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan daya terpasang 240 kWh, dan rata-rata Biaya Pokok Produksi (BPP) di pulau tersebut sebesar 11.182 kWh.

Kabar Gembira, Pulau di Ujung RI Ini Bakal Dialiri Listrik 100%Foto: Eduardo Simorangkir-detikFinance

Dengan BPP yg tinggi, PLN tetap menjual kWh untuk warga Liran dengan harga subsidi yakni Rp 650/kWh. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang (UU), di mana PLN sebagai penyedia listrik negara wajib memberikan pelayanan listrik yang terjangkau bagi masyarakat. Untuk itulah subsidi silang dilakukan salah satunya berasal dari kebijakan subsidi listrik tepat sasaran.

Pulau Liran sendiri berlokasi cukup terpencil, dengan jumlah penduduk sekitar 1.118 jiwa atau 236 KK. Lokasinya lebih dekat ditempuh dari wilayah Timor Leste dibanding Indonesia sendiri.

Akses menuju Liran tergolong sulit, karena harus melewati ganasnya ombak laut Banda dan selat Wetar. Jika ditempuh dari Pulau Moa, di Ambon butuh waktu sekitar 8 jam perjalanan naik kapal cepat. Sedangkan dari Dili di Timor Leste, bisa ditempuh dengan waktu hanya 3 jam saja.          

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...