Cuitan twitter ini sudah di retweet hingga 1.467 kali, sebuah angka yang cukup banyak di media sosial, apabila sebuah share sudah menembus angka 1.000
Informasi yang diterima ini sebenarnya belum ada media yang sudah diverifikasi pers memberitakannya, hanya Radio Elshinta, setelah sumber ini melakukan “posting pemberitaan” barulah muncul portal berita abal-abal di google selewiran.
Portal berita abal-abal ini menggiring opini publik bagian datar dengan menset kalau ini ulah PKI
Berikut sedikit kutipan penegas yang menisyaratkan kejadian masa lalu pada Indonesia yang saya kutip dari website berita abal-abal tersebut.
Sontak publik kaget karena ini mengingatkan dengan peristiwa sebelum meletusnya G30S/PKI dengan adanya usulan PKI kepada Presiden Soekarno untuk membentuk Angkatan ke-5 Buruh Tani yang dipersenjatai. – Sumber Hayalan Penulis Portal Abal-Abal
Para pegiat berita abal-abal itu memang terlihat seperti buzzer kala mereka cepat sekali mengupdate berita, lalu memilintirnya, juga melakukan praduga atas sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak seperti itu perkatannya.
Dari mindset penggiringan opini yang dilakukan oleh club buzzer SARACEN ini, rakyat bagian datar jadi gagal paham, lalu heboh hingga kemudian me-retweet sebanyak itu, padahal sumber beritanyapun belum jelas.
Menelusuri kebenaran dari perkataan panglima, serta maksud seperti apa dari perkataan tersebut, saya mendapati sumber suara sepertinya asli dari Panglima, dari salah satu akun twitter berikut ini
Di dalam video tersebut sebenarnya jelas sekali apa yang Pangilma Jendral katakan, kalau ada Instansi yang mencatut nama presiden, namun pak Jendral yakin itu bukan. Berikut transkip dari video diatas, yang kalau saya dengar memang banyak audio yang terpotong, kekurangan dalam transkrip yang saya tuliskan dibawah saya mohon maaf.
Ada semacam ketika politik tidak bermoral, atau saat yang dikatakan abri saat dulu terjadi saat ini sekarang pak, sehingga suatu saat kami-kami yang junior ini melakukan langkah yang diluar kepatutan para senior itu hanya kami sebagai bayangkari.Tapi datanya kami pasti akurat, ada kelompok institusi yang mau membeli 5000 pucuk senjata, bukan militer, ada itu, ada yang memaksa, ada yang mempidanakan, untuk apa, ada, dan data-data kami, intilejen kami akurat, kami masuk pada hulu inti-intinya dan ini hanya untuk internal kami saja pak, karena kalau tidak ini pak, kalau tidak, bahkan TNI pun akan dibeli, pokoknya tidak semua disini bersih pak, ada yang punya keinginan dengan cara amoral, untuk menempuh jabatan, dan saya berjanji akan membuat mereka merintih pak bukan hanya menangis, biarpun itu jendral, karena ini berbahaya pak, kalau sudah TNI lari ke Politik, selesai semuanya, ujung-ujungnya nanti kita tidak bisa gugat apa-apa lagi pak, undang-undang pidana militer masuk semua masuk, itulah awal dari perkelahian dan itulah awal dari kehancuran negara, maka apapun akan kami lakukan, dan kami mohon doa restu saja pak.Memakai nama presiden, seolah-olah itu dari presiden yang berbuat, padahal yakin itu bukan presiden, informasi yang saya dapat dari A1 tidak akan saya sampaikan disini, ini yang saya pikir saya sebagai seorang manusia, seorang prajurit, saya dianugrahi panglima TNI, sebagai seorang orang tua, anak-anak saya dua-duanya udah menikah udah S2, saya sudah punya cucu pak,
Intinya ada instansi, sebuah Instansi yang seolah-olah memakai nama Presiden, mencatut namanya, lalu kemudian menyelundupkan senjata.
Pra-duga saya sebagai penulis juga pengamat timur tengah terkait dengan ISIS, atau Daulah Islamiyah Indonesia, Kalau belajar dari kasus Marawi di Filipina, kelompok militan yang bernama Maute Group, mereka mendapat sponsor dana dari salah seorang aktor politik ternama di Filipina, mempunyai kekuatan dan pengaruh cukup besar pada masanya.
Dia adalah Farhana Maute, ibu dari Maute bersaudara, penyuplai dana, hingga senjata utama dari militan isis maute group tersebut. Agendanya sama, membuat hancur negara, membuat kacau negara.
Dengan kemiripan ini, kalau kita menyimak apa yang dikatakan Jendral, berarti tudingan ada sebuah lembaga instansi yang mencatut nama presiden kemudian mau mendatangkan 5000 senjata ilegal itu, ada juga kaitannya dengan ISIS.
Dengan tujuan nanti membuat chaos Indonesia, membuat rusuh, mendanai perperangan kelompok teroris ISIS, yang nantinya membuat para aktor-aktor politikus busuk Indonesia ini menjadi berkuasa, kembali memimpin Indonesia seperti sedia kala, sebelum pak Jokowi menjabat.
Kalau ini dituduhkan ke Komunis, sebenarnya sangat jauh dari yang namanya masuk akal, se-akan akan sedang berfantasi bahwa Komunis itu masih ada, dan bakal menyerbu Indonesia, menguasai Indonesia, meneror seperti tahun 65. Karena fakta kuat yang nyata didepan mata saat ini, Indonesia sudah disusupin teroris, paham radikalis, sudah sejak jaman Nurdin M Top atau Amrozi.
Komentar
Posting Komentar