Langsung ke konten utama

ISU PKI DI DALAM PDI-P ADALAH PROPAGANDA POLITIK YANG BERSIFAT FITNAH

Jakarta–  “Semakin Tinggi Pohon Semakin Kencang Angin Berhembus” itulah peribahasa yang sepertinya seusai dengan PDI-P saat ini. PDI-P sebagai partai pemenang pemilu dan partai Incumbent semakin merasakan kencangnya angin yang berhembus seperti halnya isu-isu miring yang selalu menerpa partai berlambang kepala banteng itu.
Isu yang sepertinya tidak bosan selalu dikaitkan dengan PDI-P yaitu PKI. Isu PKI yang di angkat dengan dengan frame bahwa di tubuh PDI-P ada PKI. Isu tersebut selalu “digoreng” untuk menjatuhkan PDI-P yang saat ini menjadi Parpol kuat dan diperhitungkan oleh lawan-lawannya. Kaum ekstrimis yang terafiliasi dengan kelompok tertentu berupaya menghancurkan elektabilitas PDI-P karena khawatir perkembangan paham ektrimisnya tidak dapat berkembang apabila PDIP yang beraliran nasionalis menjadi partai yang kuat.
Isu PKI di dalam PDI-P adalah propaganda politik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. PDIP-P jelas sebagai parpol berasaskan Pancasila dan nasionalis yang menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, demokrasi dan keadilan yang terkandung dalam Pancasila. Denagan asas tersebut jelas sekali tidak ada unsur PKI di dalam tubuh PDI-P.
Sekelompok orang yang selalu ingin mendiskreditkan PDI-P dan ingin PDI-P hancur dapat diketahui secara jelas siapa mereka sebenarnya. Sejumlah nama yang dapat di identifikasi seperti Ust. Alfian Tanjung, Gus Nur, Kyai Badhawi, Jonru, Asma Dewi dan Iramawati Oemar sebagai pihak-pihak yang ingin memprovokasi masyarakat dengan isu PKI. PDI-P dikait-kaitkan dengan PKI.
Kita semua tahu bahwa PKI sudah tidak ada dan dilarang hingga saat ini sehingga tidak ada perkembangan PKI di negeri ini. Apalagi parati sekelas PDI-P, Tidak mungkin ada PKI!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...