Langsung ke konten utama

Waspada skenario politik yang ingin menjatuhkan pemerintahan Jokowi dibalik tudingan sang kutu loncat ferdinand hutahean



Jakarta, Ferdinand Hutahean lagi…Ferdianand sang kutu loncat kembali dengan menuding pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe bersama Kepala BIN ada unsur politik keterkaitan dengan PDI-P dan Jokowi di tahun 2019 mendatang. Dengan argumentasi subyektifnya, Fredinand mencoba mengakali alur pikir masyarakat dengan terus mencecar BIN, Presiden Jokowi dan PDI-P.
Bagaimana sang kutu loncat bisa di percaya, karirnya saja dalam politik sebagai kutu loncat jelas sekali, mulai dari relawan Jokowi tahun 2014 kemudian loncat ke relawan KMP kubu Prabowo tahun 2015 dan 2017 loncat lagi ke kubu SBY menjadi jubir Partai Demokrat. Jelas sekali argumen -argumen Ferdinand hanya ingin memanaskan suhu politik di tanah air dan ingin menjatuhkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintahan Jokowi, PDI-P dan BIN.  Fakta dan bukti tidak ada dan tidak jelas hanyalah opini negatif yang subyektif yang coba dikembangkan Ferdinand. Jika kita baca dari sudut analisa politik Sang kutu loncat hanyalah seorang”Pion” yang siap untuk dikorbankan dan dikorbankan. Jadi ada Ferdinand ataupun tidak, sebenarnya tidak menjadi persoalan bagi partai demokrat. Yang penting tujuannya bisa tercapai dengan ” menohok” pemerintahan Jokowi, Presiden dan institusi BIN. Ferdinand masuk dalam barisan sakit hati yang selalu memberikan opini negatif terhadap pemerintahan Jokowi.
Dalam menyikapi pertemuan Lukas Enembe dengan Budi Gunawan jelas sekali opini kontra produktif, dimana Lukas Enembe selaku ketua DPD Partai Demokrat Papua sudah mengklarifikasi tertemuan tersebut tidak seperti berita yang beredar dengan mendiskriditkan pemenrintahan Jokowi, PDI-P dan BIN. Seharusnya sesama kader demokrat saling percaya, apalagi Fredinand dipercaya sebagai jubir partai demokrat. Saat ini justru timbul saling tidak percaya sesama kader demokrat, hal tersebut berarti menunjukan Ferdinand Hutahaean memang sangat bersentimen negatif dan ngotot menyalahkan Jokowi, BIN dan PDIP dalam pertemuan Ka BIN dengan Gubernur Papua agar masyarakat berstigma negatif.
Dengan begitu kita dapat secara mudah melihat sebenarnya Ferdinand Hutahaean memiliki kepentingan politik untuk menjatuhkan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 karena Presiden Jokowi adalah pesaing kuat dalam Pilpres 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...