Langsung ke konten utama

LEMBAGA KAJIAN STRATEGIS KEPOLISIAN INDONESIA: PUBLIK MERASA AMAN DI ERA PRESIDEN JOKOWI


Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) melakukan jajak pendapat tentang tingkat rasa aman masyarakat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasilnya, mayoritas dari 1.000 responden merasa presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan mengatakan, terdapat 68,5 persen responden yang merasa aman sejak Jokowi menjadi presiden pada 2014. Rasa aman itu mampu meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Edi menjelaskan, responden juga merasa puas dengan kebijakan Presiden Jokowi dalam mengelola keamanan yang dipercayakan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Jenderal Gatot Nurmantyo semasa menjadi Panglima TNI. Sementara yang kurang puas menurut hasil penelitian Lemkapi ada sebanyak 21,6 persen, kata dia.
Lebih lanjut Edi mengatakan, dari penelitian Lemkapi itu juga terungkap tiga faktor yang membuat masyarakat percaya tehadap aparat keamanan. Pertama adalah faktor sinergitas yang baik antara pimpinan Polri dan TNI. Kedua, kepercayaan masyarakat terhadap Polri dan TNI juga meningkat. Ketiga adalah dukungan penuh dua lembaga keamanan itu kepada kebijakan Presiden Jokowi.
Edi pun menyebut tingkat keamanan yang dirasakan publik berpengaruh pada dukungan bagi Jokowi untuk maju lagi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Sehingga Pak Jokowi sangat berpeluang lagi untuk menjabat tahun 2019, sambung mantan anggota Kompolnas itu.
Sementara Presiden Lemkapi Faisal Santiago menjelaskan, survei itu dilakukan terhadap 1.000 responden berusia di atas 17 tahun selama dua bulan secara random sejak 15 Oktober hingga 15 Desember 2017. Survei itu menggunakan metode stratified multistage random (MSMR) dengan margin of error kurang lebih 2 persen dan tingkat kepercayaan 97 persen. Wawancara terhadap responden menggunakan metode tatap muka dengan pewawancara yang sudah dilatih di setiap kabupaten di Indonesia,kata Faisal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...