Langsung ke konten utama

Jokowi: Denyut Nadi Perekonomian Ada di Pasar Rakyat

Jokowi: Denyut Nadi Perekonomian Ada di Pasar Rakyat
Jokowi menegaskan pasar rakyat merupakan denyut nadi perekonomian. Jokowi ingat bahwa setelah terjadinya kebakaran hebat yang melanda Pasar Tengah di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, semua pedagang pasar dan kaki lima bercampur menjadi satu di kawasan relokasi. Kondisi tersebut menjadikan kawasan tersebut menjadi sangat kumuh dan berantakan. Tapi sekarang hal itu tidak lagi terlihat.

"Sekarang kalau saya lihat kawasan ini sudah menjadi sebuah kawasan yang bersih. Pasarnya juga sudah jadi, pedagang kaki lima nya juga diberi tempat," ucap Jokowi.

Dalam sambutannya, Jokowi menyebut bahwa denyut nadi perekonomian daerah salah satunya dapat dilihat dari aktivitas di pasar-pasar rakyat. Namun, masih sangat banyak pasar rakyat atau tradisional yang tampak tidak tertata dan terjaga kebersihan serta kualitas bangunannya.

"Sehingga masyarakat atau pelanggan lebih senang datang ke retail modern, ke supermarket, ke pasar modern, ke mall-mall," ia menambahkan.

Dengan diresmikannya renovasi Pasar Tengah, Jokowi berharap agar para pedagang di kawasan tersebut mau menjaga kawasan tersebut untuk tetap rapi dan bersih. Dengan demikian, pelanggan menjadi tidak sungkan untuk datang ke pasar tradisional dan para pedagang pun dapat bersaing dengan yang ada di pusat perbelanjaan modern.

Untuk diketahui, bersamaan dengan peresmian Pasar Tengah ini, turut diresmikan enam pasar rakyat lainnya yang dilakukan secara serempak di Kalimantan Barat.

"Ada Pasar Tengah di sini yang bisa menampung 851 pedagang, Pasar Jungkat dan Pasar Pangkalan Mas Jungkat di Mempawah yang bisa menampung 155 pedagang, pasar semi modern di Singkawang yang menampung 104 pedagang, pasar Kapuas Raya di Sintang yang bisa menampung 156 pedagang, dan yang terakhir pasar Tebas di Sambas yang bisa menampung 194 pedagang," jelas Jokowi.

Jokowi berpesan kepada para pedagang agar selain menjaga kebersihan pasar, pelayanan yang baik turut diberikan oleh mereka. Dengan pelayanan yang baik itu diharapkan pasar-pasar tradisional tetap ramai dikunjungi pembeli meski harus bersaing dengan pusat perbelanjaan yang jauh lebih modern.

"Berlaku ramah kepada pembeli, banyak senyum kepada pembeli, kebersihan dijaga, dan keamanan pasar dijaga. Jangan sampai pasarnya bagus tapi copetnya banyak. Pembeli juga dilayani dengan baik dan buat mereka nyaman berada di pasar kita," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memanggil salah seorang pedagang Pasar Tengah bernama Rizki untuk berdialog. Pedagang itu mengatakan bahwa kondisi pasar tersebut saat ini jauh lebih baik dibanding dengan yang dulu.

"Dulu sekali pasar ini cukup tradisional dan tidak sebersih ini. Sekarang ada musala dan toiletnya cukup bersih," tuturnya.

Turut mendampingi Jokowi yakni, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

Setelah kegiatan ini, Jokowi dan rombongan bertolak ke Jakarta. Rencananya pada sore nanti Jokowi akan menutup resmi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...