Langsung ke konten utama

Demo Yes, Anarkis No ! ! ! ! !

Hai Mahasiswa....  Demo Boleh Asal Jangan Anarkis!!!

Aksi demo menentang kenaikan harga BBM non subsidi kembali marak. Mahasiswa berusaha menyuarakan aspirasi rakyat. Dengan segala cara mereka ingin agar suaranya didengar dan diperhatikan oleh penguasa (???) negara ini . Suara Rakyat menginginkan agar harga BBM tidak naik, karena kenaikan harga ini akan memicu kenaikan harga di semua sektor... artinya inflasi bakal naik. Tapi meski harga BBM belum naik pun, harga barang-barang di pasaran sudah melejit. Bahkan ada aksi penimbunan BBM oleh oknum yang tidak bermoral demi meraih keuntungan diri sendiri(egois banget yaah...).

Aksi mahasiswa menyuarakan aspirasi rakyat memang patut didukung. Mahasiswa adalah generasi muda bangsa ini yang berpendidikan dan mampu berpikir intelek. Nantinya mahasiswa ini yang bakal menjadi pemimpin yang akan membaw Indonesia menjadi negeri yang makmur dan sejahtera seperti cita-cita awal para pendiri negeri ini. Untuk itu begitu besar harapan kita terhadap mahasiswa – ‘Maha’ = sesuatu yang di atas ‘super’ dari ‘siswa’ = kaum yang menuntut ilmu, yang berpendidikan.

Hanya sayangnya.... dan sangat disayangkan juga oleh sebagian besar masyarakat, bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung sekarang-sekarang ini cenderung anarkis. Ada aksi pembakaran ban di tengah jalan, pemblokiran jalan, perusakan/pembakaran bangunan, penyerangan dengan bom  molotov dan lain sebagainya....

Tidak jarang aksi demo malah tidak menimbulkan simpati masyarakat, karena malah membuat kemacetan atau melumpuhkan aktivitas ekonomi. Rakyat yang sudah berat menghadapi kemacetan selama ini, jika ada demo harus berjuang lebih keras lagi menembus kemacetan yang lebih parah akibat adanya pemblokiran jalan oleh aksi demonstrasi.

Pembakaran ban kadang malah tidak jelas apa maksudnya.... bahkan Presiden Megawati dulu pernah berkomentar lucu “wong marah sama presiden kok ban yang dibakar”.... Betul sih, cara-cara seperti itu untuk menarik perhatian kepada para Pejabat atau Pengelola negeri ini agar suara rakyat didengar, karena memang seringkali aspirasi rakyat hanya ditampung ... terus ditampung, tanpa tahu kapan akan diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan keputusan demi kesejahteraan rakyat.

Saya sangat menyesalkan kenapa mahasiswa bertindak anarkis dan  jujur saja terkesan bukan dilakukan oleh kaum yang berpendidikan tinggi yang punya nalar dan moral tinggi. Maaf sekali jika saya punya kesan seperti itu, dan memang itu juga pendapat dari beberapa orang yang saya dengar. Saya sering ngobrol dengan banyak kalangan tentang berbagai hal, salah satu nya ya masalah demonstrasi menentang kenaikan harga BBM. Kadang pas di SPBU, kadang dengan pedagang di pasar  tradisional, atau dengan  tukang baso, dengan teman-teman seprofesi, dengan teman-teman media, atau  juga dengan para pensiunan dan banyak lagi. Rata-rata mereka memang menentang kebijakan pemerintah saat ini yang kadang tidak berpihak kepada rakyat. Tapi mereka juga sangat menyesalkan aksi yang anarkis dan brutal.

Kadang melihat di televisi bagaimana aksi mahasiswa merusak fasilitas umum, atau menduduki SPBU atau merusak mobil.... Bukannya itu malah memperburuk citra mahasiswa itu sendiri. Dari pendapat masyarakat yang ditayangkan di televisi, tidak jarang mereka juga tidak suka dan tidak bersimpati dengan aksi mahasiswa yang demikian itu. Sedih sekali bahwa kekerasan kok sepertinya malah sudah membudaya. Padahal bangsa kita ini terkenal ramah, santun dan berbudaya tinggi.
Ejeklah cara-cara yang anarkis dengan aksi yang lebih simpatik yang bisa menarik perhatian publik. Ciptakan cara-cara demonstrasi yang unik yang menarik perhatian publik yang menarik simpati dunia dengan kreatifitas kalian. Dengan pengerahan masa yang demikian besar tanpa harus bertindak kasar, itu saja sudah membuat keder Pemerintah kok.....

Saya sangat mendukung aksi mahasiswa untuk berdemo dan menyuarakan apa yang jadi keinginan kita semua, rakyat Indonesia. Hanya saja bertindaklah yang mencerminkan intelektualitasmu, bertindaklah bahwa kalian adalah Kaum bermoral yang memang jadi tumpuan bangsa ini....

Jika para mahasiswa yang berdemo sudah tidak melakukan perusakan atau tindakan anarkis, maka akan tampak lebih jelas jika aparat bertindak brutal....

Kalau mahasiswa masih melakukan hal yang tidak terpuji saat demo, maka ketika aparat bertindak overacting, bisa jadi itu untuk alasan pembenaran tindakan aparat. Nah, siapa tuh yang rugi ....

Jangan biarkan sedikitpun aparat mempunyai alasan untuk tindakan represif mereka atas demo mahasiswa.

Saya berharap bahwa mahasiswa selalu masih terkendali dalam melakukan setiap aksinya.

Jangan rugikan masyarakat luas atas dampak aksi demo mahasiswa...

----Saya yang sekedar menyuarakan suara rakyat---
Hai Mahasiswa.... Aksi Demonstrasi nya Jangan Anarkis dong 29 Maret 2012 01:02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015 07:20:11 Dibaca : 854 Komentar : Nilai : Durasi Baca : 3 menit Aksi demo menentang kenaikan harga BBM non subsidi sedang marak hari-hri ini. Mahasiswa berusaha menyuarakan aspirasi rakyat. Dengan segala cara mereka ingin agar suaranya didengar dan diperhatikan oleh penguasa (???) negara ini . Suara Rakyat menginginkan agar harga BBM tidak naik, karena kenaikan harga ini akan memicu kenaikan harga di semua sektor... artinya inflasi bakal naik. Tapi meski harga BBM belum naik pun, harga barang-barang di pasaran sudah melejit. Bahkan ada aksi penimbunan BBM oleh oknum yang tidak bermoral demi meraih keuntungan diri sendiri(egois banget yaah...). Aksi mahasiswa menyuarakan aspirasi rakyat memang patut didukung. Mahasiswa adalah generasi muda bangsa ini yang berpendidikan dan mampu berpikir intelek. Nantinya mahasiswa ini yang bakal menjadi pemimpin yang akan membaw Indonesia menjadi negeri yang makmur dan sejahtera seperti cita-cita awal para pendiri negeri ini. Untuk itu begitu besar harapan kita terhadap mahasiswa – ‘Maha’ = sesuatu yang di atas ‘super’ dari ‘siswa’ = kaum yang menuntut ilmu, yang berpendidikan. Hanya sayangnya.... dan sangat disayangkan juga oleh sebagian besar masyarakat, bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung sekarang-sekarang ini cenderung anarkis. Ada aksi pembakaran ban di tengah jalan, pemblokiran jalan, perusakan/pembakaran bangunan, penyerangan dengan bom molotov dan lain sebagainya....Tidak jarang aksi demo malah tidak menimbulkan simpati masyarakat, karena malah membuat kemacetan atau melumpuhkan aktivitas ekonomi. Rakyat yang sudah berat menghadapi kemacetan selama ini, jika ada demo harus berjuang lebih keras lagi menembus kemacetan yang lebih parah akibat adanya pemblokiran jalan oleh aksi demonstrasi. Pembakaran ban kadang malah tidak jelas apa maksudnya.... bahkanpresiden Megawati dulu pernah berkomentar lucu “wong marah sama presiden kok ban yang dibakar”.... Betul sih, cara-cara seperti itu untuk menarik perhatian kepada para Pejabat atau Pengelola negeri ini agar suara rakyat didengar, karena memang seringkali aspirasi rakyat hanya ditampung ... terus ditampung, tanpa tahu kapan akan diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan keputusan demi kesejahteraan rakyat. Saya sangat menyesalkan kenapa mahasiswa bertindak anarkis dan jujur saja terkesan bukan dilakukan oleh kaum yang berpendidikan tinggi yang punya nalar dan moral tinggi. Maaf sekali jika saya punya kesan seperti itu, dan memang itu juga pendapat dari beberapa orang yang saya dengar. Saya sering ngobrol dengan banyak kalangan tentang berbagai hal, salah satu nya ya masalah demonstrasi menentang kenaikan harga BBM.Kadang pas di SPBU, kadang dengan pedagang di pasar tradisional, atau dengan tukang baso, dengan teman-teman seprofesi, dengan teman-teman media, atau juga dengan para pensiunan dan banyak lagi. Rata-rata mereka memang menentang kebijakan pemerintah saat ini yang kadang tidak berpihak kepada rakyat. Tapi mereka juga sangat menyesalkan aksi yang anarkis dan brutal. Kadang melihat di televisi bagaimana aksi mahasiswa merusak fasilitas umum, atau menduduki SPBU atau merusak mobil.... Bukannya itu malah memperburuk citra mahasiswa itu sendiri. Dari pendapat masyarakat yang ditayangkan di televisi, tidak jarang mereka juga tidak suka dan tidak bersimpati dengan aksi mahasiswa yang demikian itu. Sedih sekali bahwa kekerasan kok sepertinya malah sudah membudaya. Padahal bangsa kita ini terkenal ramah, santun dan berbudaya tinggi. Kemarin sempat saya kebetulan menonton wawancara di TVOne dimana menampilkan salah satu wakil mahasiswa yang demo dan wakil buruh, serta pihak POLRI. Sangat sangat disayangkan bahwa jawaban dari sang mahasiswa yang ketika dikejar pertanyaan kenapa mereka melakukan tindakan yang tidak terpuji, malah sepertinya mereka tetap merasa benar meski sudah melakukan hal yang salah. Apa pun alasannya untuk melakukan sesuatu yang salah, sebaiknya mereka lebih menahan diri. Emosi masih tampak ketika mencoba ‘ngeles’ dari pertanyaan kenapa harus ada bom molotov pada aksi demo, malah membuat si mahasiswa kelihatan mau benar sendiri. Jika memang aparat bertindak kasar, brutal, anarkis terhadap para pendemo... ya jangan ditiru.’ Ejeklah’ cara-cara yang anarkis dengan aksi yang lebih simpatik yang bisa menarik perhatian publik. Ciptakan cara-cara demonstrasi yang unik yang menarik perhatian publik yang menarik simpati dunia dengan kreatifitas kalian. Dengan pengerahan masa yang demikian besar tanpa harus bertindak kasar, itu saja sudah membuat keder Pemerintah kok..... Saya sangat mendukung aksi mahasiswa untuk berdemo dan menyuarakan apa yang jadi keinginan kita semua, rakyat Indonesia. Hanya saja bertindaklah yang mencerminkan intelektualitasmu, bertindaklah bahwa kalian adalah Kaum bermoral yang memang jadi tumpuan bangsa ini.... Jika para mahasiswa yang berdemo sudah tidak melakukan perusakan atau tindakan anarkis, maka akan tampak lebih jelas jika aparat bertindak brutal....Kalau mahasiswa masih melakukan hal yang tidak terpuji saat demo, maka ketika aparat bertindak overacting, bisa jadi itu untuk alasan pembenaran tindakan aparat. Nah, siapa tuh yang rugi .... Jangan biarkan sedikitpun aparat mempunyai alasan untuk tindakan represif mereka atas demo mahasiswa. Saya berharap bahwa mahasiswa selalu masih terkendali dalam melakukan setiap aksinya. Jangan rugikan masyarakat luas atas dampak aksi demo mahasiswa... ----Saya yang sekedar menyuarakan suara rakyat---

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novri/hai-mahasiswa-aksi-demonstrasi-nya-jangan-anarkis-dong_550ee408813311b82dbc6490
Hai Mahasiswa.... Aksi Demonstrasi nya Jangan Anarkis dong 29 Maret 2012 01:02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015 07:20:11 Dibaca : 854 Komentar : Nilai : Durasi Baca : 3 menit Aksi demo menentang kenaikan harga BBM non subsidi sedang marak hari-hri ini. Mahasiswa berusaha menyuarakan aspirasi rakyat. Dengan segala cara mereka ingin agar suaranya didengar dan diperhatikan oleh penguasa (???) negara ini . Suara Rakyat menginginkan agar harga BBM tidak naik, karena kenaikan harga ini akan memicu kenaikan harga di semua sektor... artinya inflasi bakal naik. Tapi meski harga BBM belum naik pun, harga barang-barang di pasaran sudah melejit. Bahkan ada aksi penimbunan BBM oleh oknum yang tidak bermoral demi meraih keuntungan diri sendiri(egois banget yaah...). Aksi mahasiswa menyuarakan aspirasi rakyat memang patut didukung. Mahasiswa adalah generasi muda bangsa ini yang berpendidikan dan mampu berpikir intelek. Nantinya mahasiswa ini yang bakal menjadi pemimpin yang akan membaw Indonesia menjadi negeri yang makmur dan sejahtera seperti cita-cita awal para pendiri negeri ini. Untuk itu begitu besar harapan kita terhadap mahasiswa – ‘Maha’ = sesuatu yang di atas ‘super’ dari ‘siswa’ = kaum yang menuntut ilmu, yang berpendidikan. Hanya sayangnya.... dan sangat disayangkan juga oleh sebagian besar masyarakat, bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung sekarang-sekarang ini cenderung anarkis. Ada aksi pembakaran ban di tengah jalan, pemblokiran jalan, perusakan/pembakaran bangunan, penyerangan dengan bom molotov dan lain sebagainya....Tidak jarang aksi demo malah tidak menimbulkan simpati masyarakat, karena malah membuat kemacetan atau melumpuhkan aktivitas ekonomi. Rakyat yang sudah berat menghadapi kemacetan selama ini, jika ada demo harus berjuang lebih keras lagi menembus kemacetan yang lebih parah akibat adanya pemblokiran jalan oleh aksi demonstrasi. Pembakaran ban kadang malah tidak jelas apa maksudnya.... bahkanpresiden Megawati dulu pernah berkomentar lucu “wong marah sama presiden kok ban yang dibakar”.... Betul sih, cara-cara seperti itu untuk menarik perhatian kepada para Pejabat atau Pengelola negeri ini agar suara rakyat didengar, karena memang seringkali aspirasi rakyat hanya ditampung ... terus ditampung, tanpa tahu kapan akan diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan keputusan demi kesejahteraan rakyat. Saya sangat menyesalkan kenapa mahasiswa bertindak anarkis dan jujur saja terkesan bukan dilakukan oleh kaum yang berpendidikan tinggi yang punya nalar dan moral tinggi. Maaf sekali jika saya punya kesan seperti itu, dan memang itu juga pendapat dari beberapa orang yang saya dengar. Saya sering ngobrol dengan banyak kalangan tentang berbagai hal, salah satu nya ya masalah demonstrasi menentang kenaikan harga BBM.Kadang pas di SPBU, kadang dengan pedagang di pasar tradisional, atau dengan tukang baso, dengan teman-teman seprofesi, dengan teman-teman media, atau juga dengan para pensiunan dan banyak lagi. Rata-rata mereka memang menentang kebijakan pemerintah saat ini yang kadang tidak berpihak kepada rakyat. Tapi mereka juga sangat menyesalkan aksi yang anarkis dan brutal. Kadang melihat di televisi bagaimana aksi mahasiswa merusak fasilitas umum, atau menduduki SPBU atau merusak mobil.... Bukannya itu malah memperburuk citra mahasiswa itu sendiri. Dari pendapat masyarakat yang ditayangkan di televisi, tidak jarang mereka juga tidak suka dan tidak bersimpati dengan aksi mahasiswa yang demikian itu. Sedih sekali bahwa kekerasan kok sepertinya malah sudah membudaya. Padahal bangsa kita ini terkenal ramah, santun dan berbudaya tinggi. Kemarin sempat saya kebetulan menonton wawancara di TVOne dimana menampilkan salah satu wakil mahasiswa yang demo dan wakil buruh, serta pihak POLRI. Sangat sangat disayangkan bahwa jawaban dari sang mahasiswa yang ketika dikejar pertanyaan kenapa mereka melakukan tindakan yang tidak terpuji, malah sepertinya mereka tetap merasa benar meski sudah melakukan hal yang salah. Apa pun alasannya untuk melakukan sesuatu yang salah, sebaiknya mereka lebih menahan diri. Emosi masih tampak ketika mencoba ‘ngeles’ dari pertanyaan kenapa harus ada bom molotov pada aksi demo, malah membuat si mahasiswa kelihatan mau benar sendiri. Jika memang aparat bertindak kasar, brutal, anarkis terhadap para pendemo... ya jangan ditiru.’ Ejeklah’ cara-cara yang anarkis dengan aksi yang lebih simpatik yang bisa menarik perhatian publik. Ciptakan cara-cara demonstrasi yang unik yang menarik perhatian publik yang menarik simpati dunia dengan kreatifitas kalian. Dengan pengerahan masa yang demikian besar tanpa harus bertindak kasar, itu saja sudah membuat keder Pemerintah kok..... Saya sangat mendukung aksi mahasiswa untuk berdemo dan menyuarakan apa yang jadi keinginan kita semua, rakyat Indonesia. Hanya saja bertindaklah yang mencerminkan intelektualitasmu, bertindaklah bahwa kalian adalah Kaum bermoral yang memang jadi tumpuan bangsa ini.... Jika para mahasiswa yang berdemo sudah tidak melakukan perusakan atau tindakan anarkis, maka akan tampak lebih jelas jika aparat bertindak brutal....Kalau mahasiswa masih melakukan hal yang tidak terpuji saat demo, maka ketika aparat bertindak overacting, bisa jadi itu untuk alasan pembenaran tindakan aparat. Nah, siapa tuh yang rugi .... Jangan biarkan sedikitpun aparat mempunyai alasan untuk tindakan represif mereka atas demo mahasiswa. Saya berharap bahwa mahasiswa selalu masih terkendali dalam melakukan setiap aksinya. Jangan rugikan masyarakat luas atas dampak aksi demo mahasiswa... ----Saya yang sekedar menyuarakan suara rakyat---

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novri/hai-mahasiswa-aksi-demonstrasi-nya-jangan-anarkis-dong_550ee408813311b82dbc6490

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...