Akhirnya suasana yang sempat memanas, berangsur-angsur
mereda. Ini yang saya harapkan. Saya sempat khawatir melihat kondisi seperti
ini. Banyak teman-teman NU yang tidak mau mengkaji lebih jauh langsung tersulut
emosi. Bahkan dia mengatakan siap ikut aksi, jika memang nanti ada aksi
menentang Ahok, kalau perlu Ahok harus dibunuh. Ngeri juga melihat teman sesama
NU bersikap seperti itu.
Ada pihak-pihak yang tidak suka dengan kondisi ini. Mereka
mengharapkan kondisi ini terus memanas hingga mnenjelang pencoblosan dengan
harapan masyarakat banyak yang tidak memilih Ahok. Bermasalah dengan NU tentu
jauh lebih berat dibandingkan dengan FPI. NU memiliki basis massa yang secara
kualitas dan kuantitas tidak bisa diremehkan. Ahok menyadari bahwa perkatannya
akan digoreng sedemikian rupa untuk mengadu domba dia dengan NU, sehingga
dengan segera dia minta maaf ke KH. Ma’ruf Amin.
Selama ini hubungan Ahok dan NU memang harmonis. Jangan
sampai hubungan yang sudah harmonis ini, menjadi panas akibat pihak-pihak yang
pintar memanfaatkan situasi untuk mengadu domba NU dan Ahok.
Dan akhirnya, KH. Ma’ruf Amin bersedia memaafkan Ahok.
Beliau sebagaimana seperti Kyai NU yang lain yang dengan legowo memaafkan jika
ada orang yang meminta maaf kepadanya. Dan karakter ini memang sudah khas
dimiliki oleh tokoh-tokoh NU. Ketika ada tokoh NU yang tidak memiliki sikap
mudah memaafkan, saya meragukan ke-NU-annya.
Beberapa pihak mungkin dikecewakan dengan situasi ini. Untuk
sementara, mereka terhambat untuk melakukan renca-rencana selanjutnya. Namun
saya yakin, meskipun KH. Ma’ruf Amin telah memaafkan Ahok, mereka tidak akan
berhenti melakukan adu domba dan provokasi. Mereka akan terus menyebarkan
konten-konten yang seolah-olah warga NU sangat tersinggung dengan ucapan Ahok.
Beruntung, KH. Ma’ruf Amin tidak ingin suasana terus
memanas. Beliau menyadari apa yang terjadi diantara beliau dengan Ahok tidak
membawa nama NU karena beliau sedang menggunakan kapasitas sebagai saksi ahli
yang mewakili MUI. Beliau juga berpesan agar umat tenang dan tidak mudah
terprovokasi. Selain itu, Beliau juga menegaskan bahwa keutuhan, kebersamaan
bangsa tidak boleh dirusak oleh isu-isu atau kegiatan yang mengarah kepada
tindak kekerasan atau intoleran.
“Umat supaya tenang dan supaya jangan terprovokasi dan
menjaga keadaan bangsa dan negara supaya kondusif. Semuanya jangan membuat
hal-hal yang bisa merusak suasana dan keadaan,” kata Ma’ruf usai dikunjungi
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan
di kediamannya, Koja, Jakarta Utara, Rabu (1/2/2017).
http://news.liputan6.com/read/2843945/maafkan-ahok-maruf-amin-minta-umat-tenang-dan-tak-terprovokas
KH. Ma’ruf Amin menyadari bahwa jika beliau tidak segera
bertindak, situasi ini akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang suka mengadu
domba NU dan Ahok. Dan pihak itu memang selama ini tidak suka dengan NU dan
Ahok. Untuk mengantisipasi itu, beliau segera menyambut permintaan maaf Ahok.
Sekarang pembaca seword.com bisa melihat dan membuktikan
siapa-siapa yang masih suka ribut-ribut dan memprovokasi. Jika masih ada akun
yang suka menyebarkan konten-konten provokasi KH. Ma’ruf Amin dan Ahok,
silahkan pembaca seword.com bisa menyelidiki sendiri dari kelompok mana mereka.
Saya yakin mereka bukan dari NU. Mereka justru kelompok yang selama ini
menentang amaliyah-amaliyah NU.
Warga NU adalah kelompok yang sangat mematuhi apa kata
pemimpin NU. Loyalitas warga NU sangat tinggi kepada sesepuh NU. Mereka siap
hidup dan mati membela NU. Mereka akan sangat marah jika ada yang menghina
pemimpin NU. Namun sebaliknya, mereka akan memaafkan jika pemimpin NU telah
memaafkan. Warga NU akan membela mati-matian pemimpin NU, namun mereka mudah
memaafkan seperti pemimpin NU.
Waktu pencoblosan yang semakin mendekat masih sangat
memungkinkan terjadi sesuatu. Pihak yang tidak mau Ahok menjadi gubernur tentu
sudah panik karena ternyata kasus penistaan agama yang diharapkan bisa menjegal
Ahok berjalan tidak sesuai dengan skenario. Proses hukum yang berjalan justru
semakin membuktikan bahwa Ahok tidak menistakana agama. Elektabilitas Ahok pun
justru terus berangsur naik.
Mereka mungkin sudah mempersiapkan dan mencari momen yang
pas untuk kembali menabuh genderang adu domba dan provokasi. mereka
memanfaatkan kelemahan Ahok yang kurang bisa menjada lisan. Meskipun pembelaan
Ahok adalah sesuatu yang wajar di dalam persidangan, namun ternyata bisa
dimanfaatkan juga oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Ahok. Saya rasa Ahok
memang perlu berlajar dari Jokowi yang bisa bermain cantik menghadapi
lawan-lawan politiknya.
Komentar
Posting Komentar