Langsung ke konten utama

Jokowi Tarik Raja Salman, Rizieq – FPI Gigit Jari



Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi telah menarik perhatian dunia. Pemimpin kharismatik telah lahir di Asia. Jokowi dengan brand ‘blusukan’nya memaksa Museum Madame Tussaud Hongkong membuat patungnya sebagai tokoh dunia. Dari jajak pendapat para pengunjung di Museum itu, Jokowi  menempati urutan teratas mengalahkan Donald Trump dan Hilary  Clinton sebagai sosok yang paling diinginkan hadir di Museum Madame Tussauds.

Kunjungan Jokowi di Arab Saudi dan bertemu dengan Raja Salman pada bulan September 2015, telah juga menarik perhatian  Raja  Salman dan pengusaha Arab Saudi. Jokowi adalah sosok pemimpin Indonesia yang lahir dari spirit keislaman. Ia adalah pemimpin moderat, bersahaja, pekerja keras dan all-out membangun bangsanya. Daya tarik Jokowi ini telah membuat Raja Salman ingin melihat Indonesia secara langsung, berinvestasi sekaligus menikmati keindahan alam Indonesia.
Sebelumnya sejak tahun 1970, sudah ada 25 kali kunjungan Presiden Indonesia ke Arab Saudi. Termasuk kunjungan-kunjungan dari Presiden Gus Dur, Megawati, SBY namun tak satupun mendapat kunjungan balasan dari Raja Saudi saat itu. Mengapa? Indonesia tidak menarik dari segi apapun. Indonesia yang babak belur di hantam korupsi dan menjadi negeri para mafia, tidak menarik bagi Raja Salman. Indonesia hanya menarik dari segi kuota hajinya.

Akan tetapi di era Jokowi, persepsi Raja Salman itu berubah. Indonesia kini mati-matian memerangi korupsi, Narkoba dan mafia pangan dan minyak. Di era Jokowi pembangunan luar biasa infrastruktur telah mencengangkan Raja Salman. Tak heran kunjungan bersejarah bagi Raja Saudi setelah 47 tahun lalu itu, dilakukan serba spektakuler oleh Raja Salman sekarang. Dipastikan Raja Salman akan membawa 1.500 orang rombongan delegasi dengan 10 menteri dan 25 pangeran. Fantastis.

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia yang telah berumur 80 tahun itu akan menghabiskan duit 10 juta US dollar. Raja Salman dikabarkan membawa 7 pesawat khusus, 2 mobil Mercy tahan peluru, menyewa 400 mobil sedan khusus, membawa escavator/lift sendiri, ratusan ton logistik, membooking habis tiga hotel berbintang 6, meminta toilet khusus dengan baum kayu gaharu di Masjid Istiglal dan aneka fasilitas fantastis lainnya. Lalu apa makna kunjungan strategis Raja Salman itu ke Indonesia?

Pertama, Jokowi sukses menarik hati Raja Salman. Kunjungan ke Indonesia dengan biaya 130-an miliar Rupiah itu secara langsung menjadi promosi pariwisata di Indonesia khususnya di Bali. Dikabarkan Raja Salman akan menanamkan investasi 7 miliar US dollar ke Indonesia. Pengalihan tempat investasi itu sebagai akibat kebijakan Donald Trump di Amerika Serikat. Donald Trump kini sedang kurang bersahabat dengan Islam dan Timur Tengah dan membuat ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah.

Mungkin publik ragu akan kemampuan modal yang kini dimiliki Arab Saudi. Sebagai negara mungkin Arab Saudi yang sudah mulai berutang akibat anjiloknya harga minyak, tidak punya banyak dana untuk berinvestasi di negara lain. Negara boleh utang namun tidak dengan para investornya. Para investor swasta Arab Saudi dengan modal besar masih mampu berinvestasi di negara-negara yang dipandang aman dan menguntungkan bagi investasi seperti Indonesia. Itulah sebabnya, Raja Salman membawa banyak pengusahanya untuk menjajaki investasi di Indonesia.

Indonesia sebagai negara Muslim terbesar  di dunia tentu akan mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah. Indonesia yang digadang-gadang menjadi negara empat besar raksasa ekonomi dunia pada tahun 2050, sangat berpotensi menjadi alternatif bagi para investor Arab Saudi. Dan semangat membara Jokowi untuk membangun Indonesia, dilihat sebagai moment emas investasi para investor Saudi di Indonesia.

Kedua, Jokowi ingin membungkam kaum agamawan sumbu pendek, radikalisme, fanatisme dan segala bentuk kabar miring alias hoax di Indonesia. Dari berbagai isu hoax yang massif sebelumnya dikabarkan bahwa Raja Saudi marah kepada pemerintah Indonesia yang tidak mengakomodasi dan bahkan menekan ormas-ormas sangar semacam FPI dan HTI.

Bahkan ada isu bahwa kedatangan Raja Salman di Indonesia bertujuan untuk bertemu dengan Ketua Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Isu itu telah menjadi viral di sosial media yang terus digaungkan oleh kaum sumbu pendek. Walaupun hal itu telah dibantah oleh kedutaan Arab Saudi dengan siaran persnya, namun masih banyak kaum sumbu pendek bahwa Raja Salman akan bertemu secara langsung dengan Rizieq yang sudah didaulat sebagai Iman besar umat Islam Indonesia.

Pertemuan antara Jokowi-Raja Salman, akan menjadi pembuktian kebenaran isu-isu dukungan Raja Salman kepada kaum sumbu pendek. Bisa dipastikan bahwa Raja Salman dalam kunjungannya di Indonesia, hanya akan bertemu dengan Jokowi dan para pengusaha Indonesia dan sama sekali tidak berniat bertemu dengan Rizieq Shihab.

Tentu saja pihak kaum sumbu pendek berusaha keras untuk mempertemukan Rizieq dengan Raja Salman. Bahkan ada isu-isu yang mengatakan bahwa pihak protokoler Arab Saudi sudah menghubungi pihak Rizieq untuk menjajaki kemungkinan pertemuan Rizieq dengan Raja Salman. Pihak istana tentu juga akan berusaha keras agar pihak Raja Salman agar menghindari pertemuan dengan Rizieq. Mengapa?

Jika ada pertemuan Rizieq-Raja Salman, maka kaum sumbu pendek merasa di atas angin. Isu-isu dukungan dari Arab Saudi kepada kaum sumbu pendek untuk membentuk negara khilafah akan memperoleh gairah baru. Sebaliknya jika nantinya Raja Salman sama sekali terbukti tidak bertemu dengan Rizieq Shihab, maka yang akan terjadi adalah kaum sumbu pendek menjadi lesu, lemah, lelah, letih dan loyo dalam memperjuangkan negara khilafah.

Bagi Rizieq sendiri, jika ia gagal bertemu dengan Raja Salman, maka mimpinya menjadi sosok tenar seperti Raja Salman akan semakin pudar. Bukan tidak mungkin Rizieq akan gigit jari menyaksikan Raja Salman dan Jokowi bersua, bersalaman, makan bersama dan ngakak bersama. Apakah Raja Salman hanya mau bertemu dengan Jokowi? Atau juga ingin bertemu dengan Rizieq? Entahlah, hanya Raja Salman yang tahu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TREN TERBARU KAUM INTOLERAN, HOAX MENJADI SARANA DAKWAH

Sungguh sekarang ini benar salah sulit dibedakan. Berita aktual dan hoax campur aduk menjadi satu. Yang terbaru adalah kasus orang yang katanya pendukung Ahok yang dikeroyok 10 orang anggota FPI. Katanya orang ini adalah kader PDIP. Ahok sendiri kemudian menjenguk orang tersebut di rumah sakit. Tapi ada juga berita yang mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang tukang ojek dan muslim yang taat. Tapi Novel bukan habib pencipta Fitsa Hats malah mengatakan bahwa itu hanyalah perkelahian satu lawan satu saja bukan pengeroyokan. Saat terbukti ada saksi mata kemudian FPI ngeles dan membantah bahwa pemukulan itu dilakukan oleh oknum yang bukan anggotanya. Anehnya, kemudian beredar foto si korban yang ternyata justru mendukung FPI dan anti Ahok. Dia upload foto sedang membawa pedang untuk mendukung Bibib dan melawan Ahok. Edannya lagi kemudian beredar foto tentang anggota FPI yang berdarah-darah yang katanya adalah orang yang terlibat dalam perkelahian itu. Tapi tern...