Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Kemlu Pastikan Tak Ada Agenda Raja Salman Bertemu Habib Rizieq

Galang Aji Putro - detikNews   Foto: Jim Bourg/Reuters Jakarta - Beredar kabar bahwa imam besar FPI Habib Rizieq Syihab menjadi salah satu tokoh yang akan ditemui Raja Salman dalam kunjungannya ke Indonesia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menampik kabar tersebut. "Seperti yang disampaikan Kedubes Arab Saudi, adanya pertemuan bilateral, tidak ada rencana bertemu Habib Rizieq," ucapnya di salah satu restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017). Pria yang akrab disapa Tata itu mengatakan Raja Salman akan bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Selain itu, raja ke-7 Arab Saudi itu akan melakukan kunjungan ke gedung DPR dan Masjid Istiqlal. "Selain itu, ada pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam. Tentunya hal ini adalah MUI, Muhammadiyah, dan NU," imbuhnya. Di samping akan mengadakan pertemuan dengan tokoh Islam, Raja Salman dijadwalkan bertemu dengan tokoh lintas agama. "Juga dir...

Jokowi Tarik Raja Salman, Rizieq – FPI Gigit Jari

By Asaaro Lahagu   Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi telah menarik perhatian dunia. Pemimpin kharismatik telah lahir di Asia. Jokowi dengan brand ‘blusukan’nya memaksa Museum Madame Tussaud Hongkong membuat patungnya sebagai tokoh dunia. Dari jajak pendapat para pengunjung di Museum itu, Jokowi  menempati urutan teratas mengalahkan Donald Trump dan Hilary  Clinton sebagai sosok yang paling diinginkan hadir di Museum Madame Tussauds. Kunjungan Jokowi di Arab Saudi dan bertemu dengan Raja Salman pada bulan September 2015, telah juga menarik perhatian  Raja  Salman dan pengusaha Arab Saudi. Jokowi adalah sosok pemimpin Indonesia yang lahir dari spirit keislaman. Ia adalah pemimpin moderat, bersahaja, pekerja keras dan all-out membangun bangsanya. Daya tarik Jokowi ini telah membuat Raja Salman ingin melihat Indonesia secara langsung, berinvestasi sekaligus menikmati keindahan alam Indonesi...

Ketua MPR Ajak Umat Islam Bersatu dan Tak Terpecah Belah

Oleh : Rina Atriana  Ketua MPR Zulkifli Hasan di Rakernas DDII (Foto: Dok. Humas MPR) Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri Rakernas Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Di depan peserta Rakernas, Zulkifli berharap umat Islam menghilangkan segala macam perbedaan dan memperkuat persatuan. "Menghilangkan segala perbedaan yang membuat Islam gampang terpecah dan mencari persamaan, agar persatuan dikalangan umat Islam semakin terjalin dengan erat. Hanya dengan bersatu, umat Islam bisa maju dan menentukan masa depan bangsa," ujar Zulkifli di acara Rakernas di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (25/2/2017). Selain itu, Zulkifli juga berpesan umat Islam sudah waktunya peduli terhadap politik dan mau berkiprah di jalur partai politik. Zulkifli sendiri juga menjabat sebagai ketum Partai Amanat Nasional (PAN). "Bahkan bertarung untuk mendapatkan jabatan politik, baik sebagai kepala daerah, anggota DPR maupun menjadi preside...

Kerukunan Umat Beragama di Era Jokowi-JK

Oleh Masykuri Abdillah* Terdapat dua penilaian tentang kerukunan umat beragama di era Jokowi-JK. Pertama adalah penilaian Komnas HAM dan Setara Institute, yang melaporkan kerukunan umat beragama di era Jokowi-JK menglami penurunan. Laporan Komnas HAM yang disampaikan pada 23 Februari 2016 menyatakan, bahwa pengaduan atas kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan yang diterima lembaga ini meningkat dari 74 pengaduan pada 2014 menjadi 87 pengaduan pada 2015. Senada dengan hal tersebut, laporan Setara Institute yang disampaikan pada 18 Januari 2016 lalu menyatakan, bahwa pada 2014 terdapat 134 kasus pelanggaran di berbagai wilayah Indonesia, tetapi pada 2015 meningkat menjadi 197 kasus pelanggaran. Sementara tindakan pelanggaran pada 2014 berjumlah 177 tindakan, tetapi pada 2015 meningkat menjadi 236 tindakan. Hal senada juga disampaikan US Commission on International Religious Freedom (USCIRF). Hanya saja, USCIRF mencatat adanya political w...

Habib Syech : Jangan Sebar Kebencian Dengan Dalih Agama

By Nafys Saat ini, saya merasa sangat dan sangat terusik dengan sebagian orang yang mengklaim dirinya paling agamis tapi kelakuannya jauh dari nilai-nilai kesucian agama itu sendiri. Mereka dengan mudahnya melakukan caci maki, mengkafirkan, menuduh orang lain sesat karena tidak sejalan dengan kelompok mereka, bahkan dengan nada ancaman untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan dalih agama. Saya kadang bertanya, apakah mereka sadar apa yang mereka lakukan ??? Mereka tidak sadar jika mereka sendiri adalah perusak dan penista agama tapi malah bangga seolah mereka sudah melakukan sesuai dengan tuntutan agama. Melakukan sesuatu dengan dalih membela agama tapi dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan tuntutan agama, maka hasilnya akan mempermalukan agama itu sendiri !!! Sebagai contoh, saya pernah melihat video seorang wanita dengan lantang mengatakan “bunuh” si Ahok lalu disambut...

FPI,MUI,GNPFMUI. Mana Aksi Bela Indonesia Melawan Freeport?

By Martenz Vandreva   Masalah yang sedang dialami Pemerintah Indonesia kali ini melawan Freeport, walau lumayan serius, tapi Jokowi memang terkesan tenang-tenang saja, seperti karakter beliau yang tidak suka kegaduhan. Ancaman Freeport yang akan menyeret Pemerintah Indonesia ke Arbitrase Internasional, lengkap dengan gertak sambal nya yaitu akan mem-PHK puluhan ribu pekerja Freeport seolah melengkapi panasnya perseteruan kedua belah pihak. Freeport sebagai wakil wajah Amerika di Indonesia, tercatat sudah berpuluh-puluh tahun mengeruk kekayaan alam bumi Papua dan mengirimnya ke luar Indonesia. Selama itu pula Pemerintah Indonesia harus menerima nasib “dikacangin” terus oleh Negara kapitalis itu dan manggut-manggut saja menuruti semua kemauan mereka. Namun tampaknya cerita indah Freeport akan berakhir ditangan seorang Jokowi dan Menteri Jonan yang berkepala batu dan dengan keras melawan. Kasus Freeport ini ...

Nabi Saja Begitu Rendah Diri, Antum?

By Haerul Said Bagaimana sih sebenarnya kebenaran itu?, mengapa banyak yang berantem dan merasa paling benar?, padahal kalau sudah berantem bukan lagi kebenaran yang didapat tapi malah bisa sama-sama bonyok alias sama-sama benjol. Atau pun kalau tidak berantem secara fisik namun secara psikologis bisa terjadi masalah yang serius, dan kalau ini dipelihara terus maka sungguh akan mendatangkan kerugian yang sangat besar, yaitu ketidakharmonisan menjadi kekal, dan ketahuilah ketidakharmonisan ini bisa merusak banyak sendi kehidupan, sehingga tak perlu menunggu kiamat datang malah datang sendiri karena ulah orang-orang yang berantem tadi. Tapi kalau mengedepankan dialog dan menggali hikmah, pastilah akan terasa meresap bagaimana menyikapi perbedaan yang beragam ini. Dan sungguh kebenaran itu jelas ketika menyadari dengan sebenarnya “diri” itu, bagaimana diri itu sebenarnya lemah karena manusia dan...

Loyalitas Kepada Agama dan Negara

Banyak orang, dan hampir semua manusia Indonesia, secara mendalam kehidupannya ditentukan oleh sikap iman kepercayaan mereka. Iman kepercayaan mereka itu tergantung dari agama yang mereka anut. Sementara hati orang beragama sudah jelas terikat oleh kehendak panggilan Tuhan dan norma-norma agamanya. Apabila antara negara dan agama terjadi ketidakcocokan, hati orang beragama akan bingung: terjadilah suatu dilema etis. Setia kepada negara berarti mengingkari tuntutan Allah dan dengan demikian ia merasa berdosa; sedangkan setia pada agama akan berarti ia merasa bersalah sebagai seorang nasionalis. Negara Indonesia mengakui adanya pluralitas dalam masyarakat, kenyataannya eksklusivisme agama menjadikan sekelompok penganut agama tertentu hanya memperhatikan dirinya sendiri. Kelompok ini merasa tidak puas dengan penyelenggaraan negara, karena negara memberikan tempat pada kelompok-kelompok yang bersebrangan dengannya. Sebagaimana diketahui, dalam masa perg...

NU Sebut Aksi Damai 212 Penuh dengan Muatan Politik

JAKARTA – Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan tak pernah mendukung Aksi Bela Islam Jilid I hingga Aksi Damai 212 Jilid II yang akan dilakukan esok, Selasa 21 Februari 2017. Aksi berseri yang kali ini dipelopori Forum Umat Islam (FUI) akan dilakukan di depan Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat.  “Sikap NU terhadap aksi bela Islam dari jilid I sampai sekarang tidak mendukung secara organisasi. Adapun apabila ada yang terlibat atau mendukung itu atas nama pribadi,” kata Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Ahmad Zahari , Senin (20/2/2017). Kiai Ahmad mengatakan, NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia itu tidak mendukung aksi tersebut lantaran penuh dengan muatan politik. Selain itu, aksi-aksi yang muncul tersebut penuh dengan intrik yang berhubungan dengan Pilgub DKI Jakarta 2017.  “Aksi tersebut penuh dengan muatan politik. Penuh dengan intrik yang berhubungan dengan Pilkada DKI Jakarta. NU tetap pada komitmen dengan prinsip tawasu...

GNPF MUI dan Habib Rizieq Nyatakan Tidak Ikut Aksi 212

Jakarta - Tim Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) menyatakan tidak ikut dalam aksi 21 Februari (212) mendatang. Selain itu, Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab dan FPI juga dipastikan absen dalam aksi tersebut. Hal itu disampaikan oleh Pengacara GNPF MUI, Kapitra Ampera. "Dalam aksi 212, 21 Februari 2017 pengurus GNPF tidak ikut aksi. Habib Rizieq selaku Dewan Pembina, termasuk Pak Munarman tidak ikut turun karena itu domainnya umat. Tiga tokoh ini tidak akan ikut aksi kecuali ada kejadian yang tidak kita inginkan," ujar Kapitra yang didampingi oleh Munarman di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (19/2/2017). "Ini tidak ada FPI ya. FPI dan GNPF MUI secara lembaga tidak ikut ikut dalam aksi ini," lanjutnya. Kapitra juga menjelaskan, dalam aksi 212 tidak ditunggangi oleh kepentingan bermuatan politik. Aksi tersebut hanya untuk menyampaikan aspirasi. "Aksi yang dilakukan FUI itu hanya penyampaian aspirasi pe...

Pasca Pilkada, ICMI Imbau Umat Islam Menjaga Persatuan

Logo ICMI Menyikapi hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 yang serentak di beberapa tempat di Indonesia, Wakil Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia (ICMI), Priyo Budi Santoso, meminta agar umat Islam,  tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dan tak terpecah hanya karena Pilkada. "Tetap kedepankan asas politik yang santun, jujur dan bermartabat karena itulah akhlak umat Islam.  Apapun hasilnya Pilkada, harus diterima dengan lapang dada oleh semua pihak baik paslon yang masuk putaran 2 maupun yang tersingkir termasuk juga para pendukungnya," kata Priyo di Jakarta, Kamis (16/2). Ia menekankan, dalam mendulang suara dari putaran berikutnya, harus dilakukan dengan cara-cara simpatik, demokratis dan elegan. "Yang harus dipahami dalam setiap kompetisi, akan selalu ada pihak yang kalah dan menang.  Jadi jangan terlalu berlebihan menyikapi hasil ...

Pemenang Pilkada Harus Utamakan Kepentingan Rakyat

Ilustrasi. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni, mengingatkan setiap kandidat atau pasangan calon yang menjadi pemenang di pilkada serentak 2017 tetap harus mengutamakan kepentingan rakyat. "Jangan terlalu jemawa karena harus mengabdi selama lima tahun ke depan," kata Sahroni mengomentari hasil sementara hitung cepat atau quick count pilkada serentak 2017, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 16 Februari 2017. Dalam hasil hitung cepat pilkada serentak DKI Jakarta sudah terlihat mana pasangan calon yang mendapatkan suara mayoritas dan mana yang bakal tersingkir. Khusus pilkada DKI dia memprediksi terjadi dua putaran karena berdasarkan sejumlah survei tak ada yang suaranya signifikan atau lebih dari 50 persen. "Sepertinya dua putaran. Dan saya rasa pada putaran kedua tak kalah serunya karena para paslon pasti bekerja keras untuk memenangi pertarungan," kata dia.

Penyakit Kronis Bangsa Indonesia

Pertanyaan cepat, pernakah anda membaca sejarah mengenai Indonesia ? Tentu pernah bukan ? Tentu sangat menarik bukan Perjalanan beribu – ribu tahun yang membentuk bangsa Indonesia sendiri. Namun pernakah melihat situasi sosial jaman sekarang dan berpikir, apa yang membawa Indonesia menjadi seperti ini ? Muncul kisruh yang berbau SARA diaman – mana pernakah berpikir mengapa menjadi seperti ini ? Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan itu kita harus melihat kembali kedalam sejarah, apa yang membuat bangsa kita menjadi sangat unik dan merdeka. Ambilah contoh yang mudah, Kerajaan Hindu dan Budha terbesar dalam sejarah Indonesia, Majapahit dan Sriwijaya. Kerajaan tersebut meskipun memiliki satu agama yang dominan, namun mereka masih mentoleransi agama lain yang ingin berkembang, selama masih ada di bawah naungan kerajaan mereka. Bahkan pola sikap masyarakat pada jaman itu jauh lebih terbuka dan ramah tamah sehingga mudah bergaul dengan erat. Yang membuat kedua kerajaan ini runtuh dan...