Langsung ke konten utama

Kedekatan HTI dengan ISIS, Segera Bubarkan !!


Walaupun keputusan membubarkan HTI bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba, namun jika prosesnya sesuai dengan undang-undang Ormas yang ada, maka akan memakan waktu yang berbelit.
Kelemahan undang-undang keormasan, seharusnya menjadi perhatian, supaya pencegahan radikalisme dapat dilakukan, sebelum efeknya menghancurkan bangsa.
Undang-undang ormas yang dibuat, terindikasi memiliki kepentingan dari orang atau kelompok-kelompok tertentu. Hal tersebut membuat proses pembubaran ormas menjadi berbelit-belit.
Bisa dibayangkan, jika ada suatu ormas yang sudah dinyatakan terlarang, tetapi masih belum bisa dibubarkan, tentu saja mereka masih memiliki kesempatan yang cukup lama untuk menghancurkan negara.
Jika ormas yang diharapkan ikut berperan serta memajukan suatu negara, tetapi pada kenyataannya memiliki potensi memecah belah, menghancurkan dengan kekisruhan yang sering dibuatnya, sudah semestinya ormas tersebut harus segera dibubarkan. Tidak perlu pintar untuk memahami hal tersebut, karena itu merupakan hal yang sederhana.
Sangat konyol, jika suatu ormas harus diberikan SP 1 sampai dengan SP 3 yang bisa memakan waktu hingga 5 tahun. Sudah tentu waktu lima tahun tersebut dapat tetap digunakan untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikan dan menghancurkan suatu bangsa. Tidak ada jaminan, mereka tidak melakukan kegiatan yang sudah jelas-jelas di larang.
Bukan hanya konyol, tetapi hal tersebut sudah aneh dan tidak bisa diterima dengan akal sehat, jika undang-undang tersebut tidak segera direvisi. Hanya orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi dan golongan saja yang menolak undang-undang ormas direvisi. Mengingat, ini masa kemerdekaan, dimana waktunya untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang produktif, bukan hal-hal tidak berguna bahkan dapat menghancurkan suatu bangsa.
Bisa dibayangkan, kita masih sibuk mengurusi ormas-ormas radikal, sedangkan negara lain sudah sibuk mengurusi ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan digunakan untuk kemajuan suatu bangsa.
Apa yang diceritakan Menkopolhukam Wiranto, terkait susahnya pembubaran ormas, seharusnya sudah harus cepat diselesaikan.
“Dari teman-teman Polhukam yang ikut pembahasan itu memang menyatakan satu pesan yang menunjukkan banyak kepentingan masuk. Dalam peraturan pembubaran suatu organisasi. Sebenarnya secara dapat dicerna oleh pikiran bahwa satu lembaga yang mendapatkan kewenangan untuk membentuk organisasi, mengesahkan organisasi, memberikan solusi harusnya diberikan kesempatan atau kewenangan bisa cabut organisasi apabila menyimpang dari tujuan awal, dan itu sudah jelas,” kata Wiranto, seperti yang dilansir detik.com.
Pernyataan Wiranto tersebut tentu saja ada kaitannya dengan pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah jelas-jelas mengancam NKRI.
Jika kita mau bercermin dengan konflik-konflik di Timur tengah, termasuk teroris terbesar yang dengan terang-terangan mengangkat senjata seperti ISIS, tentu saja pembubaran HTI di Indonesia merupakan hal yang mendesak. Jika ISIS menginginkan khilafah dengan mengangkat senjata, HTI dengan menyusup di sendi-sendi kehidupan dalam masyarakat dan tatanan negara, dengan framing ketokohan. Yang pada akhirnya, rakyat juga yang akan dibenturkan, sehingga kemungkinan kisruh horizontal mencuat dan digunakan untuk melemahkan suatu negara.
Jika konflik horizontal terjadi, tentu saja yang menderita adalah rakyat juga, karena akan berimbas pada perekonomian negara. Keamanan suatu negara, menjadi hal yang terpenting untuk kemajuan  dalam segala hal, itu sudah pasti.
Bisa dibayangkan lelahnya pemerintahan, di satu sisi mereka sedang berfokus untuk memajukan bangsa dengan proyek infrastruktur yang akan berpengaruh besar untuk perekonomian, di sisi lain harus juga mengurusi hal-hal yang tidak produktif, seperti demo-demo pemaksaan kehendak dengan berjilid-jilid. Belum lagi dengan sikap-sikap politisi dan tokoh-tokoh yang hobi nyinyir namun tidak bisa melakukan apa-apa untuk negara.
Bukan hal yang berlebihan, dan bahkan sudah layak dan sepantasnya, jika kita menginginkan HTI dibubarkan. Kedekatannya dengan ISIS, tentu saja menjadi hal yang lebih dari cukup untuk dijadikan alasan, mengapa HTI harus segera dibubarkan.
Keoknya ISIS, tentu saja membuat para petempur pulang lagi ke negaranya masing-masing. Pilihan terakhir mereka setelah gagal dengan ISIS, tentu saja mendukung kelompok lain yang meiliki kedekatan dengan ISIS.
Kedekatan HTI dengan ISIS sendiri dinyatakan oleh Wiranto selaku Menkopolhukam, seperti yang dilansir detik.com. “Dampak untuk Indonesia, maka kita hadapi gerakan transnasional yang jelas sangat tidak nasionalis dan tidak NKRI dan Pancasilais, dan saya menyatakan HTI termasuk memiliki hubungan dekat dengan ISIS,” ujar Wiranto di Kantor Kemenristek Dikti, Rabu (17/5/2017).
Begitulah ceritanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...