Langsung ke konten utama

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat: Waspada dengan pendakwah dan penyesat yang mengatasnamakan Islam tapi bukan ulama yang benar

Jakarta – Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat pentingnya ManHaj atau pelurusan ajaran agama agar tidak mengikuti firqah2 sesat,justru membinasakan mereka yang sesat. banyak contoh yang mengajarkan jihad sana jihad sini, dan bom sana- bom sana sini, atas nama agama, itu merupakan penyesatan , oleh sebab itu perlu ada pelurusan.
Mereka diajarkan penyesat atas nama agama, bukan dari ulama yang benar, hanya mengandalkan semangat bermodalkan keberanian tapi tidak berilmu akibatnya mereka merusak Islam dan umat muslimin , bahkan mereka yakin yang mereka kerjakan benar. Mereka buat-buat majelis tapi bukan dari ulama, agar anak-anak kita tidak ikuti ajaran sesat ini kita perlu ajarkan anak-anak kita Man Haj. Supaya anak-anak kita dan kita tidak tersesat, supaya lurus mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Islam berikan kemaslahatan kepada umat manusia, banyak yang bilang hidup ditengah-tengah kaum muslimin dijamin aman. Bagaimana mungkin Islam mengajarkan pengrusakan tanpa hak? menumpahkan darah tanpa hak? , merusak bangunan dan jalanan? Nabi Muhhammad SAW bersabda iman itu memiliki 60 cabang lebih dalam riwayat yang lain 70 cabang lebih. Bagaimana mungkin Islam mengajarkan pengrusakan jikalau paku saja di tengah jalan di minta untuk disingkirkan agar tidak terkena umat yang lain atau orang berjalan. Islam bisa rusak akibat perbuatan kaum muslimin lalu diambil alih musuh-musuh Islam, atas nama Islam membuat kerusakan dimana-mana. Pemuda-pemuda ini belajar agama dari orang yang tidak mengerti agama, saya punya pengalaman sendiri, pemuda-pemuda itu keras sekali mereka mengkafirkan sana dan sini, atas nama Islam jihad dan agama, mereka sholat dan ahli ibadah tapi bodoh, berani tapi tersesat jalannya, mereka membaca ayat – ayat Alquran tapi tidak melewati tenggorokkan mereka hanya mulut mereka. Mereka pahami sendiri. Ini akibat tidak adanya Man Haj.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...