Laskar Rizieq Bertato Mesum |
Tiada
habis kata yang dapat diungkapkan jika membahas individu yang katanya
agamis dan bersih. Penampilannya dan tutur katanya seakan ingin
menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak
pernah terjatuh dalam dosa dan mereka lah yang kelak berhak menjadi
penghuni sorga. Individu-individu ini berkumpul dalam suatu wadah
organisasi yang katanya pembela agama.
Junjungan dari ormas ini berinisial RS
sedang kabur dari tanggung jawab atas dugaan pelanggaran pidana yang
dialamatkan padanya. Tercatat sembilan (9) pelaporan pelanggaran yang
berbeda-beda kepihak Kepolisian atas dugaan tindakan pidana yang telah
dilakukan oleh RS.
Pihak kepolisian telah menetapkan RS
sebagai status tersangka dalam dua (2) kasus yang berbeda yakni penodaan
Pancasila yang merupakan ideologi Indonesia dan juga kasus chat sex
yang termasuk dalam unsur pornografi yang dilakukan RS bersama FH yang
telah terlebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka.
Berikut tulisan saya yang menjelaskan dengan gamblang kasus RS apa saja yang telah dilaporkan kepihak kepolisian.
Memang kasus yang menimpa RS belum melalui
tahapan persidangan untuk mendapatkan vonis hakim yang sah atau Inkrah
tetapi saya berpendapat ketidakbersediaan RS menjalani proses hukum yang
dialamatkan padanya sudah menimbulkan tanda tanya besar.
Jika tidak bersalah mengapa RS tidak
berani menjalani proses hukum karena sangat tidak masuk dalam logika
saya seorang RS yang sangat terkenal dan banyak memiliki pengikut dan
pasukan laskar “katanya” berani mati bisa dengan sekonyong-konyong dikriminalisasi oleh pemerintah melalui pihak kepolisian.
Kepolisian tidak mungkin menyematkan
status tersangka terhadap siapapun itu tanpa bukti yang kuat jika itu
terjadi pasti akan jadi preseden buruk bagi perjalanan penegakan hukum
di negeri ini.
Saya selaku masyarakat biasa sangat yakin
dan percaya pihak kepolisian pasti memiliki bukti yang sangat kuat
menjerat RS sehingga sang orator handal ini akhirnya lari terbirit-birit
keluar negeri. Info yang beredar RS saat ini lari ke negara Arab Saudi
yang dipimpin oleh Raja Salman untuk bersembunyi dari proses hukum yang
akan dihadapinya di Indonesia.
Meskipun RS telah disematkan menjadi
seorang tersangka dalam 2 kasus berbeda tetap saja para laskar dan
pendukungnya masih belum terbuka logika berpikir dan nurani agar menilai
suatu proses hukum dengan objektif dan rasional. Para laskar dan
pendukung RS masih ngotot menyatakan bahwa junjungannya adalah korban
balas dendam sampai paling menyesatkan lagi menghubungkan dengan
kriminalisasi ulama.
Saya jujur sangat heran katanya ormas
pembela agama alih-alih membersihkan kejahatan di negeri ini. Padahal
sering bertindak arogan dan anarkis melakukan sweeping yang jelas meresahkan masyarakat.
Menurut kacamata saya pribadi dan mungkin
sahabat seword yang rasional. Mereka itu tidak ada bedanya dengan preman
yang selalu bertindak rusuh dengan mengandalkan otot dalam setiap
proses perjalanan kehidupannya. Jika memang laskar pembela agama
seharusnya tindakan yang mereka lakukan harus bersifat persuasif,
menebarkan kedamaian dan menjadi suri tauladan.
Saya menggelengkan kepala ketika “katanya” pembela agama ini melakukan sweeping dengan
sesuka hati tanpa memiliki payung hukum yang diatur dalam
undang-undang. Jelas tindakan mereka itu sudah diluar batasan dan harus
segera ditindak oleh Pemerintah.
Gerakan mereka yang meresahkan tidak hanya
didunia nyata tetapi didunia maya jagad sosial media buatan kafir juga
menjadi salah satu wadah mereka menebarkan berita hoax dan ujaran kebencian yang tendensius.
Salah satu kasusnya adalah melalui sebuah
postingan yang menuding pihak Kepolisian menyita atribut FPI yang
dikenakan oleh anggota FPI yang melintas di wilayah Rembang padahal
pihak Kepolisian hanya meminta mengganti pakaian yang dikenakan dan
memfasilitasi laskar Rizieq pakaian baru yang lebih bagus. Berita hoax yang jelas menyiratkan ujaran kebencian terhadap pihak kepolisian diposting di Panpages Facebook yang mengatasnamakan Front Pembela Islam – FPI.
Berikut Petikan Status yang diposting di Panpages FB Front Pembela Islam – FPI dibawah ini:
POLISI REMBANG LUCUTI ATRIBUT FPI SECARA PAKSA
[BREAKINGNEWS] DPD FPI Jateng diundang
Pondok Al Anwar Rembang pondoknya Mbah Moen untuk ikut membantu
pengamanan acara pondok bersama Banser NU, Tapi di perbatasan Rembang
Pagi ini semua atribut FPI disita secara paksa oleh aparat kepolisian
yang dipimpin oleh kapolres dengan alasan *dititipkan ke kapolsek. dan
kapolres secara arogan bilang: Pengamanan adalah tugas polisi. Saya
tidak mau rembang ada atribut FPI. Atribut FPI tidak boleh masuk wilayah
Rembang.
Apakah Atribut FPI itu lambang PKI yg
dilarang undang-undang ? Ini negata Hukum Pak silahkan tunjukkan pasal
mana, undang-undang apa yg melarang atribut FPI ? Bekerjalah sesuai
undang-undang bukan pesanan!!!
Sumber :
Redaksi yang disampaikan dalam postingan
ini sangat jelas memenuhi unsur menebarkan ujaran kebencian. Mereka
mencoba mencuci pikiran masyarakat sumbu pendek bumi datar agar membenci
pihak kepolisian. Kalimat akhir yang diposting “Bekerjalah sesuai undang-undang bukan pesanan” adalah sebuah fitnah keji dan jelas merusak nama baik dari pihak Kepolisian.
Tampak pengikut Panpages Front
Pembela Islam – FPI tersebut sangat aktif dalam menebarkan berita yang
menurut versi mereka adalah kebenaran dan berita yang diposting terkesan
tendensius. Panpages telah disukai dan diikuti oleh ratusan ribu akun Facebook.
Melihat penyebaran berita hoax tersebut semakin massif beredar dikalangan masyarakat. akhirnya pihak Kepolisian melalui Panpages Facebook Humas Polri menyebarkan postingan klarifikasi.
“Selamat malam mitra Humas Polri, Kami
akan merelease pemberitaan HOAX mengenai Polres Rembang lucuti atribut
FPI. Justru pihak Polres Rembang memfasilitasi para personil FPI dengan
pakaian muslim yang baru. Kami menghimbau masyarakat pengguna media
sosial agar lebih bijak dan tidak mudah terprovokasi. Be Smart Netizen,
Salam Tri Brata.”
Sumber :
Klarifikasi yang disampaikan pihak kepolisian ini membuktikan bahwa postingan FPI tersebut adalah Hoax dan memplintir keadaan yang sebenarnya terjadi. Betapa berani admin dari Panpages FB Front Pembela Islam tersebut memproganda dan menyebarkan berita yang salah.
Seharusnya pihak Kepolisian tidak hanya
mengklarifikasi tetapi segera mengambil tindakan menangkap admin dan
menutup situs provokatif penyebar berita hoax tersebut sebelum masyarakat semakin jauh percaya terhadap berita-berita yang disebarkannya.
Jika masyarakat jeli memantau sepak terjangnya sejak dahulu mereka sangat lihai memainkan pola “Playing Victim”
supaya masyarakat menaruh simpati dan empati terhadap RS dan
Laskar-laskarnya tetapi saya yakin dan percaya masyarakat yang percaya
kepada mereka semakin hari semakin terkikis. Terbukti dalam aksi bela
Rizieq semalam jumlah massa yang digadang-gadang jutaan malah yang ikut
aksi di lapangan hanya sekitar 150 orang massa.
Sungguh ironis betapa cepat proses
terkikisnya jumlah massa yang ikut memperjuangkan sang junjungan FPI
tersebut. Menurut prediksi saya alasan tergerusnya jumlah massa pro RS
adalah masyarakat sudah tersadarkan bahwa tindakan aksi yang dilakukan
bukan memperjuangkan agama tetapi memperjuangkan seorang manusia yang
telah disahkan menjadi tersangka dalam 2 kasus berbeda yakni kasus
penodaan Pancasila dan chat mesum RS bersama FH.
Saya berpesan buat kita semua sahabat seword supaya semakin cerdas memilah mana akun Facebook dan situs penyebar berita yang benar bukan hoax. Jangan terperdaya oleh mereka yang tampilan luar agamis tetapi karakter aslinya bau amis.
“Sahabat Seword Jangan lagi mau dibodohi oleh Onta Berdaster yang diotaknya hanya mesum dan kebencian”
Begitulah kura-kura.
Salam Seword.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar