Langsung ke konten utama

MANTAN TERORIS: RADIKALISME MENJADI ANCAMAN YANG SANGAT SERIUS BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


Muhammad Sofyan Tsauri merupakan mantan polisi yang juga mantan kombatan teroris pengikut jaringan Al Qaeda. Namun sekarang, pria yang pernah berdinas di Polres Depok ini sudah tobat dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Ia kini aktif membantu pemerintah dalam menyuarakan perdamaian dan antiradikalisme terorisme. Baginya, ancaman radikalisme harus diseriusi dan dilawan oleh generasi muda karena mereka adalah sasaran utama propaganda radikalisme. Mereka juga harus paham bahwa ajaran radikalisme itu tidak cocok bagi Indonesia. Intinya, generasi muda harus terus-menerus diberikan edukasi tentang jati diri bangsa.
“Ancaman radikalisme adalah ancaman besar, ancaman yang sangat serius bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Maksudnya paham-paham yang tidak mengerti tentang toleransi, tidak mengerti tentang kemajemukan yang ada di Indonesia sehingga itu menjadi pemicu perpecahan,” terang Sofyan di Jakarta, Selasa (1/11).
Lalu apa kata pria yang pernah divonis 6 tahun ini tentang pemuda dan radikalisme?
“Pertama generasi muda memegang sebuah peranan yang penting bagi kekuatan suatu bangsa. Banyak orang bijak mengatakan bahwa pemuda ini mempunyai energi yang lebih dan mempunyai idealisme yang kuat. Alangkah baiknya bila energi itu diarahkan pada hal-hal positif yang lebih bermanfaat bagi sesama manusia, membangun bangsa dan negara,” kata Sofyan.
Dikatakan, dalam pepatah Arab ‘sesungguhnya pemuda itu adalah tonggak umat’. “Kalau dia mundur maka mundurlah umat ini, namun apabila ia maju maka majulah umat ini,” lanjut Sofyan.
Selain itu, pemuda memiliki idealisme yang kuat. Mereka bahkan enggan mengekor begitu saja dengan apa yang diwariskan orangtuanya. Generasi muda juga haus ilmu dan informasi. Hal inilah yang kini dimanfaatkan kelompok radikal untuk melakukan propaganda untuk merekrut anggota baru, yaitu generasi muda.
“Karena itu kita harus bekali generasi muda dengan pengetahuan dan ilmu positif, terutama ideologi dan kebangsaan. Ini penting karena masa depan bangsa ini berada di tangan generasi muda,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Sofyan meminta generasi muda Indonesia untuk bisa mengambil pelajaran dari perjalanan sejarah bangsa. Pasalnya, bangsa Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berawal dari Sumpah Pemuda 1928. Nilai dan semangat Sumpah Pemuda inilah yang harus terus diteladani, agar mereka tidak salah jalan seperti yang pernah ia lakukan saat terjerumus pada kelompok radikal terorisme.
“Generasi muda harus cerdas dalam mengaktualisasi diri terutama dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme,” tutur Sofyan.
Banyak teladan yang bisa dijadikan pelajaran generasi muda Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ini. Salah satunya adalah teladan dari Rasulullah Muhammad SAW. Pertama generasi muda harus mempunyai karakter dan jati diri. Bahwa indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa indonesia adalah bangsa yang menghargai perbedaan dan sebagainya, maka jangan sampai semangat membangun dan mengaktualisasi diri dengan kemajuan teknologi, dikotori oleh ajaran ujaran kebencian yaitu ajaran yang mengajak pada suatu permusuhan hanya karena perkara sepele Selain itu, ideologi kekerasan ini justru membuat perpecahan antarbangsa dengan motif agama. Ini harus benar-benar diwaspadai generasi muda agar mereka tidak salah jalan.
Belajar dari pelajaran hidupnya, Sofyan mengajak generasi muda untuk menyalurkan energi mereka untuk pembangunan. Selain itu dalam rangka membentuk karakter bangsa, generasi muda jangan muda ternoda oleh paham-paham yang merusak .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...