Langsung ke konten utama

DIN SYAMSUDDIN: MUHAMMADIYAH HARUS PEKA TERHADAP PENDUSTAAN AGAMA


Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengingatkan warga Muhammadiyah harus lebih peka terhadap gejala pendustaan agama daripada sekadar sentitif terhadap gejala atau fakta penistaan agama.
“Mungkin ada yang tidak setuju. Akan tetapi, ingin saya katakan terhadap gejala atau fakta penistaan agama wajar kalau umat Islam yang beriman peka, terganggu dan wajar jika diprotes,” katanya usai acara peletakan batu pertama Rumah Sakit Islam Muhamadiyah di Batang, Minggu.
Kendati demikian, Wakil Ketua Majelsi Ulama Indonesia (MUI) itu mengingatkan aksi protes itu tidak dilakukan secara berlebihan.
“Marilah kita berkeyakinan, sebesar apa pun dan oleh sebanyak apa pun orang, kelompok yang menistakan agama Islam, menistakan kitab suci Alquran, menistakan Nabi Muhammad saw. tidak akan sedikit pun mengurangi kemuliaan, keaguangan dari al-Islam dari Nabi Muhammad saw.,” katanya.
Pada kesempatan itu, Din Syamsudin mengatakan bahwa Muhamamdiah adalah organisasi yang mandiri sehingga dirinya mengapresiasi terhadap Pengurus Daerah (PD) Muhammadiah Kabupaten Batang yang bertekad membangun sebuah rumah sakit yang representatif.
“Oleh karena itu, kami mohon wakaf dan etos itu untuk kita pertahankan karena hal inilah yang akan menjamin kelestarian dan eksisteni Muhammadiyah pada masa-masa yang akan datang,” katanya.
Melalui semangat dan gairah warga Muhammadiyah untuk berlomba-lomba berinfak, rumah sakit ini akan segara selesai.
“Inilah Muhammadiyah berbuat melayani masyarakat dan bangsa tanpa mempertanyakan status agama, suku, profesi, bahkan jenis kelamin untuk menebar manfaat,” katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Said Aqil Siroj dan 14 Organisasi Islam Melarang Ikut Aksi 313 dan Tamasya Al-Maidah

KH Said Aqil Siroj menegaskan 14 Organisasi Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) melarang anggotanya ikut Aksi 313 di Istiqlal pada hari Jumat 31 Maret 2017. Alasan utama adalah NU sebagai Garda Terdepan Indonesia memandang aksi 313 sarat dengan kepentingan politik semata, hal ini berbahaya bagi Ukhuwah Wathoniyah (Kerukunan Berbangsa), bukan semata Aksi yang urgent dan penting untuk dilakukan. Secara tegas KH Said mengatakan bahwa urusan Pilkada ini tidak perlu bawa-bawa Agama, karena rentetan akan sangat panjang dan rawan ditunggangi kepentingan yang merugikan bagi Kebangsaan. “Jika Aksi ini membawa Allah berkampanye, apa yang akan terjadi jika ternyata yang mengatasnamakan Allah tadi kalah? Atau menang tapi akhirnya tidak amanah?” Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan, oleh sebab itu secara tegas NU dan 13 Organisasi yang tergabung dalam LPOI secara tegas menolak Aksi 313. Selain menolak Aksi 313, Kiai Said juga menolak s...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

KOMITMEN JOKOWI BANGUN DAERAH PERBATASAN TEREALISASI, KERJA NYATA JOKOWI

Sejak resmi menjabat, Presiden Joko Widodo, bertekad, membangun Indonesia dari pinggiran. Maka pembangunan perbatasan pun jadi fokus perhatian. Tapal batas, harus jadi beranda depan negara, bukan lagi halaman belakang yang kumuh. Bahkan, wajah perbatasan harus lebih ‘cantik’ dan ‘kinclong’ dari perbatasan negara lain. Tidak hanya itu, dengan kian bagusnya infrastruktur sosial dan ekonomi, kehidupan warga di tapal batas bisa lebih baik lagi. Bahkan, perbatasan harus menggeliat, menjadi pusat pertumbuhan baru. Lalu seperti apa, capaian pembangunan di tapal batas? Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Hadi Prabowo, menegaskan, sudah banyak yang dilakukan pemerintah di perbatasan.  Terutama  menggenjot pembangunan infrastruktur yang terkait dengan  kebutuhan sosial dasar masyarakat. Banyak yang telah dihasilkan. “Kebutuan sosial dasar masyarakat di wilayah tapal batas negara, memang jadi fokus perhatian pemerintah. Pemenuhan kebutuhan dasar itu ...