Langsung ke konten utama

DIN SYAMSUDDIN: MUHAMMADIYAH HARUS PEKA TERHADAP PENDUSTAAN AGAMA


Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengingatkan warga Muhammadiyah harus lebih peka terhadap gejala pendustaan agama daripada sekadar sentitif terhadap gejala atau fakta penistaan agama.
“Mungkin ada yang tidak setuju. Akan tetapi, ingin saya katakan terhadap gejala atau fakta penistaan agama wajar kalau umat Islam yang beriman peka, terganggu dan wajar jika diprotes,” katanya usai acara peletakan batu pertama Rumah Sakit Islam Muhamadiyah di Batang, Minggu.
Kendati demikian, Wakil Ketua Majelsi Ulama Indonesia (MUI) itu mengingatkan aksi protes itu tidak dilakukan secara berlebihan.
“Marilah kita berkeyakinan, sebesar apa pun dan oleh sebanyak apa pun orang, kelompok yang menistakan agama Islam, menistakan kitab suci Alquran, menistakan Nabi Muhammad saw. tidak akan sedikit pun mengurangi kemuliaan, keaguangan dari al-Islam dari Nabi Muhammad saw.,” katanya.
Pada kesempatan itu, Din Syamsudin mengatakan bahwa Muhamamdiah adalah organisasi yang mandiri sehingga dirinya mengapresiasi terhadap Pengurus Daerah (PD) Muhammadiah Kabupaten Batang yang bertekad membangun sebuah rumah sakit yang representatif.
“Oleh karena itu, kami mohon wakaf dan etos itu untuk kita pertahankan karena hal inilah yang akan menjamin kelestarian dan eksisteni Muhammadiyah pada masa-masa yang akan datang,” katanya.
Melalui semangat dan gairah warga Muhammadiyah untuk berlomba-lomba berinfak, rumah sakit ini akan segara selesai.
“Inilah Muhammadiyah berbuat melayani masyarakat dan bangsa tanpa mempertanyakan status agama, suku, profesi, bahkan jenis kelamin untuk menebar manfaat,” katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Fenomena Kaum SCBD (Sesapian-Cingkrangan-Bumi Datar)

By Apriadi Rizal Jadi gini, SCBD yang ini bukanlah Sudirman Central Business District yaitu kawasan terkenal dan mewah ditengah jantung ibukota. SCBD disini adalah mereka yang sangat mengharubirukan dunia Indonesia. Mereka adalah kaum yang selalu komen nyinyir kepada pemerintah yang sedang sibuk membangun negeri.  Mereka jugalah yang setiap hari membuat keonaran dengan alasan agama. You know lah! Cikidap, cikidap youw. (Habis goyang dengan lagu hip-hop) Jujur saya sendiri kurang tahu jelasnya mengenai sejarah tentang frase sesapian, cingkrangan, dan kaum bumi datar. Kapan mulai malang melintang didunia permediaan Indonesia. Kalau ada pembaca atau penulis lain yang bisa merangkumnya, akan sangat keren sekali. Karena akan menjadi salah satu bacaan yang sangat berguna bagi sejarah bangsa ini. Kenapa berguna? Pastinya menjadi rujukan kepada siapa saja manusia yang ingin maju. Rujukan untuk apa? Pastinya rujukan u...

TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Oleh: H. Agus (Jurnalis/Pemerhati Masalah Sosial Budaya dari Dompu, NTB) ================== Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan". Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis, budaya, suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di masyarakat. Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap suku-suku di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi ko...