
Generasi ini lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000. Dengan kata lain, generasi Milenial adalah anak-anak muda yang kini berusia 15 sampai 35 tahun.
Generasi ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa dalam memajukan perekonomian bangsa Indonesia. Salah satunya yang menonjol dari generasi ini yaitu kemajuan teknologinya.
Kemajuan teknologi tersebut antara lain melalui penggunaan media sosial. Dalam hal ini media sosial mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini.
Bahkan hampir semua hal dapat berkaitan dengan media sosial, seperti promosi suatu produk tertentu, jual beli, komunikasi, menambah teman baru, sampai menghasilkan pendapatan melalui media sosial pun bisa.
Potensi pada generasi milenial ini harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membentuk dan membangun kesadaran generasi muda agar lebih produktif.
Maksud dengan sebaik mungkin disini yaitu mulai dari pembentukan karakter dalam diri masing-masing remaja, berbagai aktifitas yang menunjang daya kreativitasnya, hingga menjadi seorang remaja yang produktif dan bernilai jual tinggi akan menjadikan masa depan negara ini lebih cerah.
Seperti halnya saat kita sedang melakukan sebuah proses produksi.Terlebih dahulu pasti kita menyiapkan bahan baku yang berkualitas. Nah dalam hal ini generasi mileniallah yang menjadi bahan bakunya.
Sebagai pemeran utama, generasi milenial harus mempersiapkan dirinya dengan meningkatkan skill maupun ketahanan mental untuk bersiap menghadapi tantangan besar.
Lalu bagaimana dengan kualitas sumber daya manusia kita saat ini, dalam jurnal The Global Talent Competitiveness Index menempatkan Indonesia diurutan 90 dari 118 negara.
Melihat kondisi tersebut sangat memprihatikan, sudah seharusnya kita mempersiapkan sumber daya manusia dengan kemampuan berpikir tangkas, cepat dan kreatif.
Selain itu kemampuan berkomunikasi dan networking yang baik, serta kemampuan pengelolaan dan kemampuan untuk mengerti apa yang terjadi secara global.
Langkah selanjutnya yaitu proses, dalam melakukan tahap ini, kita harus bisa menempatkan aset-aset (para generasi milenial) sesuai bidang yang digemarinya. Karena dengan fokus pada satu bidang maka hasilnya akan jauh lebih maksimal.
Dengan menyiapkan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif, berdaya saing, dan berintegritas dapat digunakan sebagai penyangga pilar kebangsaan dan kedaulatan.
Sehingga bangsa Indonesia akan lebih siap dalam menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.
Yang dimaksud dengan bonus demografi yaitu suatu keadaan dimana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Hal ini akan menjadi anugerah apabila usia-usia produktif tersebut dikelola dengan baik.
Begitu juga dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak generasi milenial untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 tersebut. Pada tahun itulah, perekonomian Indonesia akan 2,5 kali lebih besar dari saat ini.
Ia juga mengatakan, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP), ekonomi Indonesia pada tahun itu akan masuk 5 besar dunia.
“Teknologi dan Digitalisasi mempengaruhi perubahan. Akan tetapi, perubahan sebenarnya terletak pada pola pikir,” ungkap Rudiantara. Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat menjadi pembicara dalam acara Shift! Digital Transformation and Talent Search, Sabtu (14/10/2017).
Akan tetapi generasi milenial ini juga cenderung cuek pada keadaan sosial, dan hanya mengejar kebanggan akan merk atau brand, mempunyai sifat yang sama sekali tak boleh ditiru yaitu malas dan narsis.
Padahal jika kita bisa memanfaatkan potensi-potensi yang positif dari para generasi millenial saat ini, maka itu merupakan salah satu kunci keberhasilan bangsa Indonesia untuk memenangkan masa depan.
Saya sendiri sebagai generasi millenial tepatnya kelahiran 1998 mengaku prihatin dengan tingkah laku kebanyakan teman saya saat ini.
Mereka terlalu menggunakan kecanggihan teknologi seperti sosial media hanya untuk narsisme saja. Kebanyakan juga lebih mengagumi negara-negara luar, seperti lebih fanatik terhadap produk-produknya.
Namun ketika aset-aset kita diklaim oleh negara lain bahkan negara tetangga kita sekalipun, justru kita baru kebakaran jenggot. Entah jenggot siapa yang sebenarnya terbakar.
Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kita pasti tidak mau jika terus-terusan harus menjadi negara berkembang yang selalu mengandalkan sesuatu pada pihak asing. Mau sampai kapan?
Jawabannya kembali pada diri kalian masing-masing. Mulailah berbenah dari sekarang, siapkan segala amunisi yang ada dalam diri kalian masing-masing.
Yang mana dengan amunisi tersebut bisa menjadi kekuatan bagi kalian dalam menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 nanti.
Sadarlah anak muda medan pertempuran sudah di depan mata kita. Bangunlah kekuatan dalam diri kalian masing-masing mulai sekarang. Ingat! Sekarang. Tak usah menunda-nundanya. Lakukan saja apa yang menjadi kesukaanmu. Just do it!.
Disini saya tidak bermaksud meremehkan kalian anak muda, toh saya juga seumuran dengan kalian. Hanya saja pada saat membahas sesuatu tentang generasi millenial saat ini saya suka gregetan atau bahkan sampai menggebu-gebu.
Itu karena saya merasa, kemampuan yang ada dalam diri kalian itu tidak bisa kalian manfaatkan untuk sesuatu yang lebih positif dan bermanfaat.
Mungkin dengan meyindir secara menohok seperti ini kalian bisa tersadar.
Komentar
Posting Komentar