Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia masuk dalam kelompok trillion dollar club alias menjadi negara urutan ke-15 dengan nilai ekonomi yang besar di dunia.
Jokowi menyebutkan Indonesia masuk dalam kelompok trillion dollar club karena roduk domestik bruto (PDB) tanah air sudah menembus US$ 1 triliun per tahun.
Nilai PDB Indonesia mencapai Rp 13.555 triliun per 2017. Angka tersebut tembus US$ 1 triliun atau setara Rp 13.500 triliun jika diasumsikan dengan nilai tukar rata-rata Rp 13.500 per US$.
PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu, baik yang dilakukan oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA). PDB juga merupakan salah satu metode menghitung pendapatan nasional.
Meski menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-15 di dunia serta masuk dalam organisasi G20, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui betapa besarnya ekonomi yang berputar di Indonesia.
Presiden Jokowi mengatakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa Indonesia menjadi negara yang PDB-nya besar sehingga disebut trillion dollar club.
Menurut Jokowi banyak masyarakat yang merasa bahwa Indonesia masih menjadi negara yang miskin. Padahal, hanya ada 16 negara di dunia dengan nilai PDB sebesar US$ 1 triliun.
"Kita tahu negara kita sudah masuk G20 dan tahun lalu kita juga masuk kelompok lebih istimewa lagi, yaitu kelompok trillion dollar club, negara yang punya ekonomi US$ 1 triliun per tahun, banyak yang kita nggak sadar," kata Jokowi.
Kendati demikian, oran nomor satu di Indonesia ini menyebutkan saatnya tanah air membantu negara-negara yang ekonominya lebih rendah, yang lebih membutuhkan bantuan.
Tidak hanya itu, pemerintah juga harus bisa menjaga pertumbuhan di atas 5% per tahun. Dengan begitu maka PDB meningkat menjadi US$ 2 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
"Ini yang sering Indonesia lupa dalam kurang lebih 2 tahun ke depan sehingga ekonomi kita akan jadi ekonomi dengan nilai US$ 2 triliun paling lambat 2032, banyak orang yang nggak punya hitung-hitungan seperti ini," kata Jokowi.
Indonesia bakal diuntungkan karena memiliki size ekonomi yang besar. Apalagi masuk ke dalam trillion dollar club.
Peneliti dari Institute dor Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan keuntungan atau manfaat yang dirasakan Indonesia adalah akan menjadi negara tujuan investasi.
"Karena ekonomi negara trillion dollar cukup besar sehingga menarik minat para investor," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jakarta.
Ukuran ekonomi Indonesia yang besar juga didukung dengan jumlah Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Sehingga, banyak investor yang bakal tertarik untuk menanamkan modalnya.
"Ekonominya disupport SDA berlimpah tentu realisasi investasi harusnya bisa lebih optimal," jelas dia.
Alasan lain Indonesia juga didukung dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak. Jumlah penduduk Indonesia sebesar 260 juta jiwa.
"Semakin besar PDB per kapita semakin besar daya belinya, investor akan membangun pabrik mendekati pasarnya," kata dia.
"Daya tarik lain adalah jumlah tenaga kerja yang berlimpah, dan reformasi struktural yang sedang dilakukan pemerintah termasuk deregulasi dan aneka insentif fiskal," tambah dia.
PDB Indonesia yang tembus US$ 1 triliun dan masuk dalam trillion dollar club berkat hasil kerja keras dan berbagai upaya menjaga perekonomian yang telah dilakukan pemerintah.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut salah satu yang membuat Indonesia masuk ke dalam negara trillion dollar club adalah terkendalinya nilai tukar rupiah.
"Jadi ekonomi kita yang one triliun dolar itu kita sambut baik, itu juga ada peran karena nilai tukar kita terjaga baik, sehingga ekuivalen dalam US dolar bisa menembus one triliun dolar," kata Agus usai menghadiri acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Jakarta.
Agus mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik juga memberikan sumbangsih dalam menjadikan negara trillion dollar club.
"Indonesia luar biasa, Indonesia masuk ke dalam one triliun dolar ekonomi, dan one triliun dolar ekonomi itu adalah sesuatu yang besar dan itu menunjukan bahwa Indonesia mengarah kepada ekonomi besar dunia, sekarang ini kita masuk sebagai ekonomi 15, kita tahu pertumbuhan ekonomi yang terus membaik walaupun pelan dari 4,9% naik ke 5%, sekarang 5,1%, di tahun 2018 ini kita akan bisa tumbuh antara 5,1 sampai 5,5%," jelas Agus.
Ekonomi Indonesia, dikatakan Agus akan terus tumbuh sesuai dengan asumsi yang dipasang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2018 asumsinya sebesar 5,4%.
"Saya lihat bahwa kalau kita sekarang ada pertemuan dengan IMF itu di Januari akan keluarkan artikel 4, jadi kahian dari IMF atas ekonomi IMF, kalau diikuti di situ mereka sangat positif dengan ekonomi Indonesia, bahkan di situ mereka percaya ekonomi Indonesia tumbuh 5,3%, kita di pemerintah dan DPR itu sepakati pertumbuhannya 5,4%, tetapi kalau dari IMF mengatakan 5,3% saya lihat ini cerminan konfiden daripada IMF terhadap Indonesia," jelas dia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan terus meningkat. Sesuai dengan prediksi menjadi negara ekonomi terbesar nomor lima di dunia.
"Kalau kita lihat potensi kita itu akan masih masuk G20 kan karena kita lihat PDB kita besar sekali, jadi ke depan akan naik terus, tentu itu yang kita harapkan jika kita lihat pergerakkan pasti akan naik apalagi kita bisa memacu sektor ekonomi khusus," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta.
Pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah bagaimana meningkatkan pendapatan per kapita bagi masyarakat. Sebab, PDB yang sudah tembus US$ 1 triliun namun pendapatan per kapita masih kecil.
"Kita ini kan besar sekali, negara besar yang perlu diperhatikan tidak hanya total PDB tetapi juga pendapatan per kapita dan kualitas dari pertumbuhan perekonomian," jelas dia.
Untuk meningkatkan pendapatan per kapita, Suhariyanto menyebutkan dapat melakukan banyak pembenahan pada tatanan ekonomi nasional. Mulai dari pengaturan angka kelahiran, pendidikan, kesehatan.
"Sekarang yang memepgaruhi pendapatan per kapita naik adalah jumlah penduduk. Banyak hal yang harus dibenahi kita mau intinya pendapatan per kapita naik, ya produktivitas dari masing-masing penduduk. Jika kita bicara pertumbuhan ekonomi kita juga harus memikirkan pembangunan SDM yang berkulitas, pendidikan, kesehatan dan sebagainya nggak bisa kita lepas dari ekonomi sendiri," tutup dia.
Komentar
Posting Komentar