Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

1.362 MW Pembangkit dari Proyek 35.000 MW Sudah Beroperasi

Program 35.000 Mega Watt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah terus menunjukkan perkembangan. Hingga 1 Februari 2018, tercatat pembangkit listik yang telah beroperasi adalah sebesar 1.362 MW dan yang sedang tahap konstruksi sebesar 17.116 MW. "Peningkatan ini tak lepas dari kontribusi pembangkit listrik PLN maupun Independent Power Producer (IPP)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018). Baca juga:  Bagaimana Progres 35.000 MW Jokowi? Ini Penjelasan PLN Sejauh ini, sebesar 896 MW dari total 1.362 MW yang beroperasi dihasilkan dari IPP, sementara 466 MW dibangun oleh PT PLN (Persero). Pembangkit yang beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 108 MW. Lebih lanjut, Agung menambahkan saat ini sebany...

Dalang Hoax PKI dan Penculikan Ulama Terungkap

Perlahan aparat kepolisian mulai memberantas para pelaku penyebar berita hoax dan hate speech yang akhir-akhir ini sangat meresahkan masyarakat. Sebanyak enam terduga pelaku penyebaran konten dan provokasi “kebangkitan PKI” serta penyerangan ulama telah diringkus oleh polisi di lokasi yang berbeda-beda. Mereka tergabung dalam grup whatsapp yang bernama “The Family MCA” (Muslim Cyber Army). Seperti dilansir dari   detik.com (27/2/2018) , menurut Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Cyber Polri, Komisaris Besar Irwan Anwar, kelompok ini anggotanya sangat masif melakukan segala tindakan provokatif terutama terkait isu-isu mengenai kebangkitan pki hingga teror orang gila terhadap ulama. Tidak hanya menyebar isu, MCA juga melakukan tindak cyber crime lainnya yaitu menyebar virus yang bisa merusak perangkat elektronik korbannya. salah satu tersangka RSD yang ditangkap di pangkalpinang, source : viva.co.id Masih menurut Irwan Anwar, grup MCA ini memang tidak terorganisi...

Ekonomi RI Tembus US$ 1 T, Terbesar Ke-15 di Dunia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia masuk dalam kelompok trillion dollar club alias menjadi negara urutan ke-15 dengan nilai ekonomi yang besar di dunia. Jokowi menyebutkan Indonesia masuk dalam kelompok trillion dollar club karena roduk domestik bruto (PDB) tanah air sudah menembus US$ 1 triliun per tahun. Nilai PDB Indonesia mencapai Rp 13.555 triliun per 2017. Angka tersebut tembus US$ 1 triliun atau setara Rp 13.500 triliun jika diasumsikan dengan nilai tukar rata-rata Rp 13.500 per US$. PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu, baik yang dilakukan oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA). PDB juga merupakan salah satu metode menghitung pendapatan nasional. Meski menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-15 di dunia serta masuk dalam organisasi G20, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui betapa besarnya ekonomi yang berputar di Indonesia. Presiden Jokowi mengatakan ...

Ekonomi RI Tembus US$ 1 T, BPS: Akan Naik Terus

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan terus meningkat. Sesuai dengan prediksi menjadi negara ekonomi terbesar nomor lima di dunia. Saat ini nilai PDB Indonesia sudah menembus US$ 1 triliun per tahun. Hal itu juga yang menjadikan Indonesia sebagai negara trillion dollar club dan G20. "Kalau kita lihat potensi kita itu akan masih masuk G20 kan karena kita lihat PDB kita besar sekali, jadi ke depan akan naik terus, tentu itu yang kita harapkan jika kita lihat pergerakan pasti akan naik apalagi kita bisa memacu sektor ekonomi khusus," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (1/3/2018). Baca juga:  Jokowi Sebut Ekonomi RI Tembus US$ 1 Triliun, Apa Artinya? Pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah bagaimana meningkatkan pendapatan per kapita bagi masyarakat. Sebab, PDB yang sudah tembus US$ 1 triliun namun pendapatan per kapita masih kecil. "Kita ini kan besar sekali, negara besar yang p...